Pasutri Penderita HIV Berharap Tidak Dijauhi

  • 01 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 6306 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Pasangan suami istri (Pasutri) Made,30 dan Ni Putu,20 asal Penebel Tabanan pada moment hari AIDS sedunia berharap tidak dijauhi masyarakat. Diapun berharap pemerintah mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa bukan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang diajuhi melainkan virusnya. “Kami berharap Pemerintah agar lebih menggiatkan sosialisasi mengenai bahaya HIV/AIDS serta sosialisasi mengenai ODHA yang tidak semestinya dijauhi, melainkan virusnya,” ucap Made Selasa, (1/12).

Made yang lahir dengan kedua tangan yang tidak normal itu kemudian menceritakan kenapa dia menderita HIV. Dia mengaku frustasi lahir dengan kondisi cacat. Dalam benaknya dirinya tidak akan punya pasangan hidup karena cacat. “Keadaan tangan saya yang tidak sempurna membuat saya frustasi, sehingga saya berpikir mana ada wanita yang mau dengan pria cacat seperti saya,” ucapnya. Atas pemikiran yang salah itulah, Made kemudian mencari PSK untuk menyalurkan nafsu sexnya. Namun apa yang dipikirkannya ternyata salah besar, terbukti pada 2009 lalu, diterima menjadi suami Ni Putu yang kemudian menikah dan punya anak yang kini berumur 4 tahun. Namun apa dikata, apa yang dilakukannya dimasa muda dengan sering jajan sembarangan membuat dirinya positif mengidap HIV.

Awalnya pada tahun 2013 Made mengalami demam tinggi, saat diperiksakan ke dokter dekat rumahnya Made dikatakan terserang tifus. Namun setelah minum obat dirinya tidak sembuh-sembuh. “Awalnya saya dibilang tifus dan dikasih obat, namun tidak mempan, akhirnya saya disarankan periksa ke BRSUD Tabanan,” akunya. Setelah pemeriksaan intensif di BRSUD Tabanan Made divonis positif mengidap HIV/AIDS. “Saya sangat terkejut, sedih, kecewa, dan perasaan saya tidak karuan. Yang ada di otak saya saat itu cuma mati saja,” ucapnya. Tidak hanya sampai disana, setelah istrinya Ni Putu di test darah juga dinyatakan positif. Sehingga membuat Made semakin bersalah. Beruntung putri kecilnya yang berumur 4 tahun dinyatakan negatif.  “Anak saya empat kali ditest darah dan dinyatakan negatif,” ucapnya. Meski putrinya tidak positif, namun dia tetap menderita lantaran dia dijauhi oleh teman-temannya. “Anak saya dijauhi temen-temennya sampai-sampai harus putus PAUD. Masa depan anak saya suram,” tuturnya.

Meski dicap menjijikkan oleh warga Pasutri ini tetap tegar dan memiliki keinginan kuat untuk sembuh. Setiap satu bulan sekali Pasutri ini harus kontrol ke BRSUD Tabanan untuk mendapatkan obat dengan mengandalkan Jamkesmas. “Saya sempat berfikir kenapa hal ini menimpa saya. Seharusnya virusnya yang dijauhi bukan orang-orang seperti kami yang dikucilnya,” harapnya. Dan dalam peringatan hari AIDS sedunia ini baik Made dan Putu berharap pemerintah mensosialisasikan mengenai bahaya HIV/AIDS serta sosialisasi mengenai ODHA yang tidak semestinya dijauhi, melainkan virusnya. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER