Membangun Kewaspadaan Dibalik Peluang Kemunculan Teror

  • 22 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2962 Pengunjung

Opini, suaradewata.com -Tahukah anda, jika Indonesia bisa bernasib seperti Perancis saat ini? Ketika Perancis siap menyatakan sikap untuk memerangi aksi terori Internasional terutama ISIS, Indonesia tentunya patut waspada atas pergerakan kelompok teror tersebut. Pasalnya, ketika Perancis bergabung dengan operasi militer Amerika Serikat dan koalisi terhadap militan ISIS dan melakukan penyerangan udara terhadap beberapa titik lokasi yang dikuasai ISIS, ternyata negara tersebut menjadi sasaran teror bom bunuh diri yang diindikasikan dipromotori oleh kelompok teror internasional ini. Akan kah ada peluang hal tersebut terjadi di Indonesia? Mari simak beberapa analisi pemberitaan yang memuat kerangka framing berita internasional tentang teror bom Paris.

Dikutip dalam pemberitaan kompas.com berjudul “Menhan Malaysia: ISIS Target Bunuh Saya dan Pejabat Tinggi Lainnya” memuat pemberitaanadanya indikasi pergerakan ISIS di Asia Tenggara yang menargetkan beberapa pejabat tinggi Malaysia.Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Tun Hussein menyatakan bahwa berdasarkan Infromasi yang diperoleh pada awal 2015, ISIS menargetkan pejabat tinggi Malaysia untuk menciptakan ketakutan dan berhenti memerangi terorisme di Asia Tenggara.

Pemberitaan tersebut didukung oleh pemberitaan detik.com berjudul “Melihat Rumitnya Serangan dan Pemilihan Waktu, Kecurigaan Mengarah ke ISIS” memuat pemberitaan adanya indikasi pergerakan ISIS dengan memperhatikan jenis serangan dan waktu pelaksanaan teror bom di Paris. Pakar Pengamat Kawasan Timur Tengah dari National Security College pada Australian National University, Rodger Shanahan menyatakan dugaan kuat disebabkan adanya aktivitas pesawat tempur Prancis yang melancarkan serangan udara di Suriah sebagai bagian dari operasi militer Amerika Serikat dan koalisi terhadap militan ISIS, serta pengumuman Presiden Francois, Hollande terkait penempatan kapal induk Chales de Gaulle di Teluk Persia guna membantu serangan udara terhadap ISIS di Suriah.

Dalam pemberitaan tersebut, framing yang dapat dikaji adalah dari sisi leksikon dimana adanya implikasi antara teror bom Paris yang diindikasikan merupakan aksi dari jaringan ISIS internasional dengan pergerakan ISIS di Asia Tenggara. Mengingat beberapa Negara di Asia Tenggara gentar memerangi aksi terorisme internasional terutama ISIS, sehingga ketika suatu negara berani menyatakan sikap “offensive” terhadap ISIS, maka negara tersebut patut menyiapkan upaya “defendsive”  terhadap berbagai potensi serangan yang akan dilancarkan oleh ISIS. Apabila Indonesia lengah, maka hal yang terjadi di Paris akan terulang kembali terjadi di Indonesia, sehingga diperlukan peran serta baik aparat keamanan dan beberapa instansi pemerintahan terkait serta masyarakat untuk ikut bersama meningkatkan kepedulian terhadap situasi keamanan Indonesia sehingga menciptakan kenyamanan dan ketentraman bersama.

Achmad Irfandi pemerhati masalah bangsa


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER