Peran Pemuda Dalam Pemperingati Hari Pahlawan

  • 18 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 13087 Pengunjung

Opini, suaradewata.com - Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarahnya. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selama tiga setengah abad hidup dalam penjajahan  Belanda di tambah penjajahan Jepang selama tiga setengah tahun. Kemerdekaan yang kita raih adalah bukti nyata dari sebuah pengorbanan yang sangat besar dari semua komponen bangsa. Banyak komponen-komponen masyarakat yang menjadi pahlawan yang berjasa dalam memerdekakan negara Indonesia. Bangsa yang besar  juga  menghargai dan menghormati jasa pahlawannya. Apabila bangsa tidak memiliki pahlawan  sama saja dengan  bangsa tersebut tidak mempunyai hal yang dibanggakan. Apabila suatu bangsa tidak mempunyai sosok yang patut untuk dibanggakan, maka bangsa itu merupakan  bangsa yang belum memiliki harga diri.

 Hari Pahlawan adalah Hari Peringatan yang dirayakan pada tanggal 10 November setiap tahunnya di Indonesia. Hal itu  untuk memperingati Pertempuran Surabaya yang terjadi pada tahun 1945, di mana para tentara dan milisi indonesia yang pro-kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia.

Saat itu para pahlawan bangsa Indonesia telah bertempur keras untuk memerdekakan Tanah Air, dengan penggunaan senjata api yang minim dan hanya bersenjatakan bambu runcing, namun para pejuang bangsa ini mampu menghadapi penjajah tanpa mengenal rasa takut. Perjuangan yang mereka lakukan untuk bangsa Indonesia begitu besar. Salah satu tokoh terkenal dalam perjuangan itu,  adalah Bung Tomo yang sanggup mengobarkan semangat para pemuda di Surabaya melalui siaran radio.

Dalam sejarahnya, pemuda memainkan peranan penting dalam menopang kemajuan bangsa. Beberapa tokoh muncul menjadi pemimpin di kala mereka berusia muda, sebut saja Soekarno, Hatta, Syahrir, dan Tan Malaka. Jiwa muda yang terdidik menjadi modal signifikan dalam menjemput perubahan.  Dari tahun 1908 hingga kemerdekaan 1945, dari peristiwa Malari 14 Januari 1974, hingga  reformasi 1998, kolaborasi darah muda nan terdidik menjadi kekuatan yang mampu meruntuhkan tirani koloni. Lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah bukti sejarah betapa pemuda menjadi inspirator pemersatu.

Memang saat ini masyarakat Indonesia dan pemuda  tidak lagi turut melawan penjajah seperti halnya para pahlawan kala itu. Sekarang ini tugas untuk para penerus bangsa ini adalah memberikan arti baru mengenai kepahlawanan untuk mengisi kemerdekaan Indonesia ini yang tentunya seiring dengan perkembangan zaman. Masyarakat dan generasi muda sangat berperan dalam mensukseskan kepentingan nasional dalam mengisi kemerdekaan.

Generasi muda atau pemuda masih menjadi jantung pembaruan nasional. Kiprah dan sumbangsih kaum muda dalam segala sektor diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam membesarkan bangsa yang sampai saat ini berada dalam krisis multidimensi. Semangat perubahan pemuda harus tetap berjalan dan tertanam. Sebab, dalam kondisi apa pun, posisi pemuda berpotensi menjadi penyeimbang sistem atau semacam kontrol bagi ruang sosial di sekelilingnya.

Pada saat ini, eksistensi mayoritas pemuda sebagai pembaharu dan penerus  untuk masa depan negara  ini perannya kurang  menonjol.  Pandangan tersebut ditopang oleh kenyataan bahwa pemuda cenderung berperilaku  yang tidak  produktif dan cenderung konsumtif dalam segala hal. Di era serba instan ini,  mudahnya masyarakat/pemuda  mendapat informasi dari sosial media/dunia maya mengakibatkan serangan budaya  luar yang menerjang gaya hidup pemuda yang negatif,  misalnya, penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas yang terus meningkat. Oleh karenanya untuk meminimalisir berkembangnya perilaku-perilaku negatif yang dapat merugikan negara kedepan maka peran pemuda harus ditingkatkan oleh pemerintah dengan kegiatan-kegiatan yang positif  yang dapat berguna bagi negara, agar perjuangan pahlawan kita tidak sia-sia memerdekan bangsa ini untuk  keluar dari kebodohan/penjajahan dan dapat bersaing dengan negara lainnya.

Peran masyarakat dan pemuda dalam mengisi kemerdekaan serta pembangunan nasional nantinya akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bangsa. Kepeloporan pemuda dalam pembangunan bangsa dan negara harus dipertahankan sebagai generasi penerus yang memiliki jiwa pejuang, perintis dan kepekaan terhadap sosial, politik dan lingkungan.  Indonesia membutuhkan pemimpin dari kaum muda yang mampu merepresentasikan wajah baru kepemimpinan bangsa kedepan.

 Dalam memperingati hari pahlawan ini maka kita harus menghormati dan menghargai  perjuangan para pahlawan yang rela mengorbankan, harta benda dan jiwa raganya untuk Indonesia merdeka.  Kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan membangun bangsa mengejar ketertinggalan dari bangsa lainnya dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang berdasarkan budaya dari nenek moyang kita.

  Generasi muda harus segera maju ke kepan dan bukan berjalan ke masa lalu, masa depan bangsa ini ditangan kaum muda. Mereka lebih steril dari berbagai penyimpangan orde yang telah lalu,  tidak memiliki dendam masa lalu dengan lawan politiknya dan mereka juga tidak memiliki trauma masa lalu yang sangat mungkin akan membayang-bayangi jika nanti menjadi pemimpin. 

Kaum muda paling memiliki masa depan yang bisa mereka tatap dengan ketajaman dan kecemerlangan visi serta memperjuangkannya dengan keberanian dan energi yang lebih baru.

Kemerdekaan yang kita raih adalah bukti nyata dari sebuah pengorbanan yang sangat besar dari semua komponen bangsa untuk keluar dari penjajahan. Kemerdekaan yang hakiki adalah kemerdekaan mewujudkan masyarakat  yang adil, makmur serta berdaulat dengan berlandaskan  Pancasila dan  UUD 1945,  dengan tidak lupa menghargai jasa para  pahlawan sebagai wujud bangsa yang besar,  dengan dukungan  semua rakyat Indonesia.

Sultan Pasya, penulis adalah tokoh pemuda Bengkulu

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER