Penderitaan Sudiarta Akan Diadukan ke Gubernur

  • 09 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3925 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Setelah penderitaan Putu Sudiarta,36 muncul di koran,  Penjabat Bupati Tabanan, I Wayan Sugiada langsung mendatangi rumahnya warga Banjar Balu Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri Tabanan menunjukkan kepedulian. Dia mengaku sangat prihatin atas kondisi Sudirta dan berjanji membantu semaksimal mungkin. "Masalah ini harus mendapat penanganan serius dari medis, kita akan pantau terus. Kalau Pemkab tidak bisa, akan kami mohonkan ke Bapak Gubernur lewat Simakrama," ucap Sugiada saat mengunjungi rumah Sudiarta, Senin, (9/11).

Selain memberikan bantuan dan menyatakan keprihatinan atas nasib yang menimpa Sudiarta, dia juga mengungkapkan rasa bangga dengan perjuangan putri sulung Sudiarta yang bernama  Putu Yuni Ariati. Kerena masih kecil sudah bisa menjadi tulang punggung keluarga. ”Kerja keras putri sulungnya patut dibanggakan meski sangat disayangkan dia (Putu Yuni Ariati) sampai putus sekolah,” ucapnya.

Kedatanganya menjenguk Sudiarta setelah membaca dimedia masa, dan merupakan bentuk kepedulian Pemerintah terhadap keluarga kurang mampu. Diapun berharap pemerintah bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial bisa meringankan beban masyarakat. "Ini adalah prioritas dari Pemkab Tabanan untuk selalu memantau hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat kurang mampu, agar sesegera mungkin mendapatkan perhatian", imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Putu Sudiarta kedua kakinya megalami kelumpuhan total akibat jatuh dari bangunan lantai tiga  saat ngecor di  sebuah proyek di Denpasar sekitar 1,5 tahun lalu. Dokter memvonis tulang ekornya bergeser dan sarafnya terjepit. Sehingga kala itu disarankan operasi dengan biaya 90 juta. Karena tidak punya biaya, Sudiarta kemudian pulang paksa dan dirawat oleh istrinya Putu Mei Yanti,35. Akibat merawat Sudiarta sang istri tidak lagi bekerja. Dan sebagai tulang punggung keluarga Sudiarta mengandalkan putri sulungnya Putu Yuni Ariati,16. Padahal saat itu Yuni baru tamat SMP dan hendak melanjutnya sekolah ke SMA. Karena tidak ada biaya ditambah bapaknya sakit, dia memilih tidak melanjutkan sekolah dan memilih untuk bekerja. Karena disamping orang tuanya yang sakit, Yuni juga harus menyekolahkan adiknya Ni Made Intan Dewi Lestari,8 yang masih SD. “Selain menghidupi keluarga anak saya yang sulung juga membiayai sekolah adik bungsunya yang sekarang kelas III SD,” ucap Sudirta. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER