Memasuki Era MEA, Siaran Radio Jangan Sekedar “Bunyi-Bunyian”

  • 07 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 3875 Pengunjung

Badung,suaradewata.com-Ditengah ketatnya persaingan digitalisasi dan multi flatform Industri Radio di Indonesia, seratusan orang lebih praktisi/perwakilan lembaga penyiaran radio swasta nasional bertemu dalam Forum Diskusi Radio (FDR) Summit yang digelar Sabtu (7/11/2015) di Kuta Bali.

FDR Sumit di Bali adalah pertemuan yang ke-8 dan pertama kali di laksanakan di Jogyakarta pada tahun 2007.  FDR tahun 2015 di Bali dibuka langsung oleh President of FDR Indonesia,  Dr. Harley Prayudha, M.Si.

Dalam laporannya Prayudha mengatakan, Forum Diskusi Radio Summit rutin dilaksanakan dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan kompetensi para praktisi radio penyiaran di Indonesia, mengingat saat ini Indonesia sudah memasuki era digitalisasi, konvergensi media dan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), terangnya.

Lebih jauh Prayudha menjelaskan, kini industri radio dihadapkan pada era yang penuh perubahan. Mau tidak mau SDM radio harus meningkatkan kompetensinya sehingga dibutuhkan pelatihan khusus untuk meningkatkan pengetahuan, mentalitas dan manajemen yang profesional, ujar alumnus Universitas Pajajaran tahun 2014 ini yang juga aktif sebagai praktisi dan konsultan radio. 

Untuk penguatan beberapa isu dan agenda, panitia menghadirkan empat Pembicara dari kalangan praktisi radio yaitu ; Eroll Jonathan (Suara Surabaya),  Frans Fadak Demon (Direktur Voice Of America/VOA Indonesia), Pati Perkasa (Radio Hitz Jakarta) dan Bony Prasetia (Radio Swaragama Jogyakarta).

Dalam sesi diskusi Direktur VOA Indonesa Fran Fadak Demon menegaskan,”insan radio harus meningkatkan kemampuanya sehingga radio tidak sekedar “bunyi-bunyian”, tetapi radio juga memiliki idialisme dan kepedulian sosial,”tandasnya.ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER