Budaya Konsumtif Istri Picu Pejabat Melakukan Korupsi

  • 30 Oktober 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3170 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Perempuan yang kebetulan bersuamikan pejabat negara, pejabat daerah atau pegawai negeri sipil (PNS) diingatkan untuk menghindari budaya konsumtif. Pasalnya, budaya konsumtif seorang istri pejabat, turut andil mendorong suami terpaksa melakukan praktik korupsi hanya untuk memenuhi keinginan istri.

"Dari data, 93 persen pelaku korupsi adalah laki-laki. Namun, hampir setiap tindakan korupsi yang dilakukan laki-laki melibatkan peran perempuan. Ya, entah itu istri atau orang dekat,” ujar Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Bali Didik Krisdiyanto, pada kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi Tahun 2015, di Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Jumat (30/10). 

Ia menilai, upaya pemberdayaan perempuan dalam upaya pencegahan korupsi merupakan hal yang sangat strategis. "Kami mengajak para perempuan senantiasa mengingatkan dan mengendalikan suami masing-masing, agar tak terjerumus dalam tindakan yang sangat merugikan negara tersebut," pinta Didik, pada kegiatan yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Bali, itu.

Didik juga minta para istri, agar memahami bahwa penghasilan pejabat negara atau PNS itu terbatas. "Jadi, para istri jangan jor-joran dan minta dibelikan barang-barang mewah yang harganya selangit," pintanya.

Pada kesempatan itu, Didik pun memberi gambaran horornya proses yang akan dilewati jika sampai para suami terjerat korupsi. “Saya ingatkan, begitu ditahan saja, sudah akan sangat tersiksa. Belum lagi proses hukum selanjutnya, yang pasti akan memakan waktu panjang,” jelasnya.

Untuk lebih mengugah kesadaran para peserta sosialisasi, Didik juga membeber data pelaku korupsi. Terhitung sejak tahun 2004-2014, secara nasional tindakan korupsi melibatkan 448 pelaku. Dari jumlah tersebut, 116 di antaranya merupakan pejabat eselon I, II dan III. Tindakan tak bertanggung jawab ini telah menimbulkan kerugian negara hingga mencapai Rp.39,3 trilyun.

"Padahal, dana sebesar itu dapat dimanfaatkan untuk membangun sangat banyak fasilitas umum seperti sekolah, sarana kesehatan, jalan, bedah rumah dan lain sebagainya," tandas Didik.

Pembicara lainnya dari UNHI IB Suatama, juga melontarkan hal senada. Dia mengingatkan agar wanita dapat berperilaku sederhana seperti Dewi Laksmi. "Jangan diperbudak selera tinggi, selalu ingin barang-barang bermerk,” pintanya.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER