Tidak Masuk Pra KS, Dadong Sungkrug Hidupi Anak Lumpuh, Buta dan Gangguan Jiwa

  • 18 Oktober 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3005 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Sungguh malang nasib Ni Nyoman Sungkrug,80 warga Banjar Mambang Tengah, Desa Mambang, Kecamatan Selemadeg Timur. Setelah suaminya meninggal 26 tahun silam kini dia harus menghidupi anak perempuanya Ni Ketut Sukarmi, 40 yang menderita lumpuh, buta dan gangguan jiwa. Celakanya meski hidupnya dibawah garis kemiskinan dia tidak masuk dalam daftar keluarga Pra KS.

Sangkrug kini harus menghidupi anak kelimanya Ni Ketut Sukarmi, 40 yang tidak berdaya dengan mengandalkan hidup dari mencari kayu bakar. Keduanya tinggal di rumah sederhana milik I Ketut Wirka,48 anak lelakinya yang hidup bertani.

Menurut penuturan Sungkrug, anak perempuanya itu  mengalami kelumpuhan sejak ia menginjak remaja. Meskipun oleh keluarganya telah dilakukan upaya pengobatan, namun malang nasibnya sampai sekarang ia tak kunjung sembuh. Justru penyakitnya bertambah hingga mengalami kebutaan dan gangguan jiwa.

Sebelum mengalami kelumpuhan gejala awalnya diketahui sejak Sukarmi kelas 1 SD. Saat itu Sukarmi mengalami  bengkak pada kakinya.  Sukarmi tidak melanjutkan sekolahnya karena kendala sakit pada kakinya. Menginjak remaja usai mengikuti upacara potong gigi,  bengkak pada kai Sukarmi mulai hilang. Namun Sukarmi kemudian menderita tanda-tanda kelumpuhan.  Sakit yang dialami Sukarmi bertambah berat saat berumur 20 an, penglihatan Sukarmi mulai rabun yang berujung pada kebutaan. Tidak saja mengalami kebutaan, Sukarmi  kini menderita gangguan jiwa. 

Diusianya yang sudah tua, Nyoman Sungkrug mengaku masih tetap merawat anaknya yang sakit. Ia yang kesehariannya mencari kayu bakar ke tegalan harus menjaga anaknya agar tak kabur dari bale gede di rumahnya tempat mereka tinggal. Sesungguhnya ia memiliki anak 9 orang, perempuan 8 dan 1 orang laki-laki. Dua anak perempuannya sudah meninggal, sisa anak perempuannya sudah menikah, tinggallah anak kelimanya Ni Ketut Sukarmi yang sedang sakit serta anak laki-laki yang nomor empat, I Ketut Wirka yang kesehariannya menjadi petani dan buruh serabutan.

 I Ketut Wirka kakak dari Sukarmi, ia sudah sempat mengajak adiknya berobat ke dokter bahkan secara niskala.. "Kata dokter adik saya menderita hepatitis, namun seiiring berjalannya waktu, dari kakinya membengkak jadi kempes, mulai lumpuh, rabun dan suka ngomel sendiri," tuturnya. Ia mengaku sebelumnya sudah pernah mengajak adiknya berobat ke Rumah Sakit Indra memeriksakan matanya. Namun sampai sekarang tak ada perubahan. Tak hanya pengobatan secara medis, non medis juga dulu pernah ia lakukan.

Kendala biaya yang memaksa ia dan keluarganya tidak lagi memeriksakan kondisi Sukarmi ke dokter. Hanya pengobatan dari Puskesmas yang diberikan kepada adiknya Sukarmi.  Terlebih ia sebagai petani yang hanya mengandalkan dari hasil pertanianya. Apalagi dimusim seperti sekarang kemarau panjang.  Hasil panen  pun tidak ada karena tidak bisa menanam padi. Kini kondisi Sukarmi hanua bisa dudu dan terbaring. Bahkan setiap rerainan Sukarmi suka ngomel sendiri.  ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER