PB3AS Ukuran Demokrasi di Bali

  • 22 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3583 Pengunjung

Denpasarsuaradewata.com - Fraksi PDIP DPRD Bali menyoroti keberadaan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), dalam Sidang Paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Selasa (22/9). Dalam pandangan umumnya terhadap Rancangan APBD Bali 2016, Fraksi PDIP mengimbau agar PB3AS diberhentikan sementara waktu.

"Dalam Pilkada serentak ini, kami sarankan kepada gubernur Bali terkait keberadaan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3S) yang difasilitasi oleh Pemprov Bali, agar diberhentikan sementara waktu," kata Jurubicara Fraksi PDIP DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana, saat menyampaikan pandangan umum fraksinya.

Podium ini perlu dihentikan sementara, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Jangan sampai menjadi ajang ‘pendomplengan’ kandidat tertentu untuk berkampanye di luar dari ketentuan KPU,” tutur Kariyasa.

Menyikapi usulan tersebut, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menjelaskan bahwa keberadaanPB3AS sesungguhnya untu membuka ruang bagi siapa saja dalam menyampaikan aspirasi. PB3AS tidak diadakan untuk podium kampanye kandidat tertentu.

"Saya berpikir begini, PB3AS merupakan forum demokrasi yang digagas untuk siapa saja. Podium itu tidak membatasi untuk kelompok tertentu saja. Tidak pernah ada yang membatasi kok. Jadi, silahkan dimanfaatkan oleh semua pihak, mau bicara apa saja,” tuturnya, saat dikonfirmasi usai menghadiri sidang paripurna DPRD Bali.
 
Ia menambahkan, kehadiran PB3AS sesungguhnya sebagai salah satu ukuran demokrasi di Bali. Ukuran demokrasi dimaksud, yakni adanya kebebasan masyarakat untuk menyampaikan pendapat, gagasan, kritik yang konstruktif dan saran kepada pemerintah mengenai persoalan yang masih membelenggu di masyarakat.

Kritik dan saran yang disampaikan oleh masyarakat dalam PB3AS ini, ditindaklanjuti oleh pemerintah atau instansi terkait. "Jadi, PB3AS membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik kepada pemerintah, bahkan kepada saya pun boleh, karena tidak ada yang melarang. Mana ada forum seperti itu di Indonesia?" tegas Gubernur Pastika.

"Itu cara saya untuk memberikan ruang demokrasi guna menyampaikan aspirasi kepada rakyat Bali. Dan bukan orang Bali saja yang bicara, siapa saja bisa bicara. Sehingga aspirasi dari masyarakat tersalurkan,” imbuhnya.

Menurut Gubernur Pastika, tujuan digagasnya PB3AS agar tidak boleh terjadi aksi demonstrasi yang anarkis di Bali. Mengingat Bali sebagai daerah tujuan pariwisata, akan sangat terganggu bilamana terjadi aksi demonstrasi setiap harinya.

"Kita di Bali ini, kalau boleh tidak ada demonstrasi yang anarkis. Itu tujuan saya sebenarnya. Kalau saya hentikan atau tidak berikan saluran aspirasi melalui PB3AS, tiap hari orang demo di Bali. Ini kan akan menganggu wisatawan juga, apalagi kalau sampai anarkis,” pungkas Gubernur Pastika.san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER