Villa Alila “Makan Tumbal”, Kematian Bocah 3 Tahun Terkesan Ditutupi

  • 05 September 2014
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3277 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Seorang bocah I Gede Pratama Adikusuma umur 3 tahun diduga tewas di kolam renang Alila Villas Soori di Banjar Dukuh, Desa Kelating, Kerambitan. Tewasnya bocah itu diperkirakan Selasa, 19 Agustus lalu, namun baru Jumat, (5/9) tercium awak media.

Kepala Desa Kelating, I Made Suama mengaku yang ditemui dirumahnya mengatakan dirinya tidak tahu menahu soal tersebut, bahkan dia mengaku tidak ada laporan terkait kasus itu. “Saya tidak tahu kasus itu, laporan juga tidak ada silahkan langsung konfirmasi ke pihak Alila,” ucapnya. Namun pihaknya tidak menampik adanya isu kematian bocah di kolang renang villa berbintang empat tersebut. Buntu di kepala desa, awak media mencoba menghubungi bendesa adat setempat I Wayan Suaba, melalui telpon. Beruntung dari Suaba ada titik terang. Suaba mengungkapkan bahwa sejatinya dia tidak tahu persis kejadiannya, yang jelas dia mendapatkan laporan dari kelian adat setempat bahwa ada kejadian tersebut. Atas laporan tersebut dia mengaku sempat marah dan meminta pihak Alila menggelar upacara pecaruan dilokasi dan banjar setempat. “Kami terlambat mendapatkan informasi, setelah kami tahu kami langsung meminta segera digelar upacara pecaruan yang dipuput ida pedanda griya taman sari,” ungkapnya. Upacara mecaru itu kata dia digelar bertepatan dengan hari tilem Senin, (25/8) lalu. “Untuk lebih jelasnya coba hubungi kelian adat setempat,” jelasnya.

Selanjutnya para awak media mendatangi rumah kelian adat Banjar Dukuh I Ketut Bagia yang tidak jauh dari lokasi Villa, namun yang bersangkutan tidak ada dirumah. Saat dihubungi lewat telpon Bagia mengaku berada di Nusa Dua.  Diapun tidak menampik berita tersebut, kata dia pihaknya mendapat kabar dari pihak Alila akan adanya bocah yang meninggal dikolam renang, atas hal itu dirinya kemudian berkordinasi dengan bendesa adat dan tokoh setempat hingga disepakati menggelar upacara pecaruan. “Pecaruan disepakati di dua tempat yakni di lokasi (dalam villa alila) dan di jalan desa setempat, soal kronologis kami tidak tahu silahkan tanya ke pihak Alila, wilayah kami hanya soal upacara tersebut,” jelasnya.

Sebelum konfirmasi ke pihak Alila koran ini mencoba menggali informasi di masyarakat sekitar villa, benar saja beberapa warga tidak menampik kabar tersebut. Bahkan seorang ibu-ibu dengan gamblang memberikan gambar kejadian tersebut. “Saya tidak tahu persis kejadiannya, namun anak-anak yang training di villa tersebut membenarkan kejadian itu,” ucapnya. Menurut Ibu tersebut, bahwa saat itu korban datang bersama kedua orang tuanya atas undangan salah seorang temannya yang kebetulan bekerja di villa tersebut. “Informasinya, orang tua korban diundang ke Alila oleh temennya yang dulu sama-sama bekerja di kapal pesiar, teman orang tua bocah itu kini bekerja di villa alila namun saya tidak tahu namanya,” ungkap ibu tersebut. Dikatakan, ibu dari bocah itu asal Karangasem, sementara bapaknya berasal dari Gianyar dan tinggal di Padang Sambian Denpasar. Saat itu, diduga orang tua bocah tersebut diduga asik makan tanpa menyadari anaknya bermain di kolam renang. Sampai akhirnya satpam villa menemukan bocah itu mengambang di kolam renang. “Katanya bocah itu ditemukan satpam, kemudian dilarikan ke rumah sakit,” ucapnya lagi.

Setelah mendapat cukup data, koran ini kemudian mencoba konfirmasi ke Villa Alila, seperti ditebak sejumlah security villa menolak secara halus koran ini untuk bisa menemui pihak berwenang di villa tersebut. “Maaf ya, sebelumnya saya harus koordinasi dulu, silahkan tunggu sebentar,” ucap seorang security dipintu masuk villa. Beberapa menit kemudian sang security kembali dan mengatakan saat itu pihak manajemen belum bisa menerima koran ini. “Setelah kami berkoordinasi bu aurel pihak HRD belum bisa menerima wartawan karena masih ada meeting, disamping bapak pimpinan kami juga tidak ada,” ucap security menolak dengan halus. Saat ditanya kabar tersebut, tiga orang security yang bertugas saat itu mengaku tidak tahu menahu kabar tersebut. “kami tidak tahu ada kabar itu,” ucapnya.

Guna memastikan kabar tersebut, awak media kemudian menelusuri beberapa rumah sakit di Tabanan sampai akhirnya Direktur Rumah Sakit Wismaprasanti Tabanan dr Rai Wirajaya membenarkan pihaknya pernah menerima pasien pada Selasa, (19/8) sekitar pukul 15.30. Pasien itu kata dia diantar oleh ibunya dan seorang karyawan villa. Pasien itu bernama I Gede Pratama Adikusuma umur 3 tahun. “Pasien sudah meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit,” jelas dr Rai Wirajaya kemarin.

Dipihak lain Kapolres Tabanan, AKBP Dekananto berjanji akan mencari kebenaran akan berita tersebut. Dan apabila benar, kasus tersebut tidak bisa disembunyikan karena menyangkut nyawa manusia. “Kami akan melakukan penyelidikan apakah ada unsure kelalaian dari manajemen atau tidak,” tandas Kapolres Dekananto.  Bahkan pihaknya juga menegaskan jika ada pihak-pihak yang mencoba menutupi kasus ini maka yang bersangkutan juga bisa dipidanakan karena menyembunyikan tindak pidana terlebih menyangkut nyawa manusia. “kita akan segera lakukan penyelidikan terkait kebenaran berita tersebut,” tegasnya.

Dekananto juga mengungkapkan jika nanti pihaknya menemukan adanya unsure kelalaian maka bisa dikenakan pidana pasal 359 KUHP. “Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun,” pungkasnya. gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER