Ketangguhan Menghadapi Badai Ekonomi

  • 10 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1927 Pengunjung

Opini, suaradewata.com- Perjalanan sejarah telah membuktikan NKRI, sejak kelahirannya hinggasaat ini, tidak pernah luput dari beragam ujian. Namun, sejarah mengabarkan pula bahwa bangsa ini selalu dapat keluar dari ujian yang paling berat sekalipun karena NKRI memiliki warisan terbaik dari para pendiri bangsa, yakni politik harapan, bukan politik kecemasan. NKRI berdiri di atas tiang harapan, yakni merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa selama bangsa Indonesia tidak kehilangan harapan, selama itu pula kita akan tetap menggenggam identitas sebagai bangsa Indonesia. Apalagi dalam situasi negeri yang tidak sedang bagus seperti saat ini. Terkait pidato kenegaraan dan nota keuangan 2016 yang disampaikan Presiden dihadapan DPR, semestinya dapat menjadi gambaran awal bagaimana wajah Indonesia tahun 2016. Syaratnya adalah komitmen dan kemauan pemerintah untuk menerjemahkan nilai-nilai proyeksi dalam wujud aksi nyata. Sementara itu, Implementasi rencana menjadi poin krusial yang harus dikejar ketika bangsa Indoneia dihadapkan pada realitas bangsa yang diakui sendiri oleh pemerintah bahwa sedang terbelit oleh banyak masalah. Jika rencana sebatas rencana, target sekadar pemanis nota, amat sulit kita berharap masalah-masalah bangsa itu bakal teratasi.

Kebijakan Cepat dan Tepat

Persoalan ekonomi tentu saja menjadi satu hal yang perlu mendapat garis bawah tebal. Kelesuan perekonomian tahun 2015 sudah seharusnya menjadi pelajaran bagaimana pemerintah mesti bergerak di tahun depan. Merosotnya kepercayaan publik yang diawali dengan kegagapan pemerintah merespons melambatnya perekonomian global dan domestik sepanjang tahun 2015 mesti dijawab dengan aksi kebijakan yang lebih jelas, terarah, dan terukur. Di lain sisi, bangsa Indonesia patut memberikan apresiasi terhadap pidato Presiden yang dengan tegas menyatakan saat ini Indonesia tengah 'berperang' merebut kesejahteraan rakyat. Semangat itu cukup tecermin pula dalam beberapa poin nota keuangan 2016 yang memberikan harapan bangsa Indonesia sedang memulai tahap memenangi perang menuju kesejahteraan tersebut. Kebijakan tersebut dapat terlihat dari  angka yang disodorkan, terlihat ada keinginan kuat dari pemerintah untuk kembali menggelorakan pemerataan pembangunan disegala bidang. Keseriusan pemerintah juga dapat terlihat dari adanya penekanan terhadap kementerian dan lembaga menggenjot agar mempercepat pembangunan. Untuk itu, tidak ada alasan bagi kementerian tidak bekerja maksimal. Pada saat seperti inilah negara harus benar-benar hadir memenuhi janji. Mereka mesti melipatgandakan kerja keras untuk menemukan solusi agar perekonomian tidak kian terhuyung. Caranya, dengan memperbanyak kreativitas pembuatan resep untuk menciptakan katalis bagi pertumbuhan ekonomi. “Pemerintah ingin betul-betul membangun NKRI dari wilayah pinggiran, seperti yang menjadi dasar konsepsi dari Nawa Cita”.

Perang Menghadapi Masalah Ekonomi

Perang melawan perlambatan ekonomi, terutama pelemahan rupiah, harus pula melibatkan semua lembaga negara. Seluruh pejabat lembaga negara, terutama yang disebutkan dalam konstitusi seperti lembaga kepresidenan, MPR, DPR, DPD, Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, harus bersatu padu dan tidak terjebak pada ego masing-masing. Indonesia pun hanya dapat menjadi pemenang dalam perang melawan perlambatan ekonomi jika bersatu. Pemerintah, dunia usaha, dan rakyat mutlak satu tekad menghalau krisis dengan cara masing-masing. Perlambatan ekonomi juga tak akan semakin menjadi di negeri ini ketika optimisme tetap berkobar di dada seluruh anak bangsa. Buang jauh-jauh rasa takut berlebihan karena faktanya fundamen perekonomian Indonesia masih terjaga.  Selain itu, Indonesia tetap prospektif untuk investasi sehingga tidak aneh jika sejumlah investor terus mendirikan pabrik-pabrik baru. Di lantai Bursa Efek Indonesia, berdasarkan seluruh laporan keuangan emiten pada semester I 2015, tercatat sebanyak 73% dari total emiten masih membukukan laba dan kinerja keuangan positif. Bahkan, 20 emiten di antaranya mencatatkan laba komprehensif. Itulah yang menambah keyakinan bahwa perlambatan tersebut hanya temporer. Jika seluruh elemen bangsa menyikapinya secara tepat, perlambatan ekonomi pasti dapat diatasi dan krisis ekonomi tidak akan terjadi. Pencapaian riil akan sangat bergantung pada bagaimana semua mesin pemerintah bekerja, mulai penyusunan kebijakan yang lurus dan komprehensif hingga rencana aksi yang nyata, cepat dan tepat. “Mesin pembangunan itu harus bekerja lebih gesit dan cepat daripada sebelumnya”.

Spirit Perjuangan Mengatasi Rintangan

Menyambut baik langkah Presiden yang menggelar dialog dengan kalangan dunia usaha dan BUMN dan juga mengapresiasi para pengusaha yang dalam situasi sulit tetap menahan diri untuk tidak mem-PHK karyawan dan akan mencari cara untuk terus menghidupkan mesin produksi. Kita harus menaruh hormat yang tinggi kepada berbagai kalangan di NKRI yang tidak ikut-ikutan panik dan mengambil langkah sendiri-sendiri sehingga situasi tenang tetap terjaga. Kepanikan dan kecemasan yang berlebihan justru bakal menambah runyam keadaan. Hal ihwal seperti itulah yang bisa menjadi modal sosial berharga bagi bangsa Indonesia untuk mengatasi kesulitan. Perlu diingat pengalaman menjadi Indonesia menunjukkan spirit perjuangan memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai rintangan karena adanya harapan. Kemarahan, ketakutan, dan kesedihan memang kerap muncul, tetapi sejauh masih ada harapan, semangat tetap menyala. Tinggal bagaimana sekarang pemerintah dan masyarakat bahu-membahu kembali menyalakan harapan yang mulai redup tersebut. Pemerintah memotivasi dan menginspirasi lewat kebijakan cerdasnya, sedangkan rakyat bersama-sama terlibat dalam beragam aktivitas untuk merealisasikan kebajikan bersama. Tanpa kesungguhan seluruh kalangan, kita khawatir perekonomian benar-benar terjerembap di jurang krisis yang berdampak kian parah pada kehidupan rakyat. “Pepatah menyebutkan lautan yang tenang tidak akan menghasilkan pelaut ulung yang tangguh”. Demikian pula, NKRI tidak akan menjadi bangsa yang hebat jika tidak ditempa dalam situasi sulit. Dengan bekerja bersama, kita yakin NKRI dapat keluar dari situasi sulit dan menjadi bangsa yang besar dengan limpahan kesejahteraan.

Fajri Permana, Penulis adalah Pemerhati Masalah Bangsa


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER