Memupuk Semangat Kebangsaan Indonesia

  • 26 Agustus 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 7695 Pengunjung

Opini, suaradewata.com - Indonesia adalah bangsa dan negara besar yang layak mendapatkan tempat yang terhormat dalam percaturan Global, karena sejumlah 17.504  pulau besar dan pulau kecil terbentang di sabang hingga merauke dengan kekayaan tambang dan mineral lebih dari cukup untuk memenuhi kesejahteraan seluruh anak bangsa. Kemerdekaan RI ke 70 menjadi momentum yang paling tepat sebagai langkah awal untuk menyegarkan energi positif kepada seluruh elemen bangsa bahwa bangsa harus kembali kepada semangat persatuan nasional dan spirit gotong royong. Dalam upaya merevitalisasikan Pancasila sebagai dasar negara maka disiapkan lahirnya generasi sadar dan terdidik terhadap Pancasila. Kita boleh berbangga dengan kekayaan alam yang dimiliki negara Indonesia tetapi pasti sangat prihatin jika melihat kenyataan bahwa kekayaan alam kita dikuasai oleh bangsa asing. Realitas kebangsaan juga memperlihatkan kompleksitas masalah yang menuntut kesungguhan negara dan peran serta masyarakat untuk menyelesaikannya. Pembangunan ekonomi yang dijalankan pemerintah sejak Indonesia merdeka hingga kini belum sepenuhnya memenuhi salah satu amanat konstitusi yaitu memajukan kesejahteraan rakyat.

Kehidupan Beragama

Kehidupan yang beragama adalah warisan sejarah yang merupakan tantangan generasi kedepannya. Untuk itu, harus terciptakan rasa persaudaraan antara umat beragama dan masyarakat yang merupakan aset dalam kehidupan bangsa dan bernegara. Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia dan telah teruji sebagai pemersatu umat beragama. Keberagaman beragama ada di Indonesia, dan pasti selalu ada potensi ketidakrukunan dan itu tergantung kepada kita, mau ikut atau tidak. Kerukunan umat beragama dibangun dengan melakukan kebenaran. Apabila kita menginginkan keamanan dan kenyamanan, kita harus juga memberikan keamanan dan kenyamanan itu sendiri kepada orang lain. Bersikap toleran juga merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan, maupun perselisihan. Sebab, Indonesia adalah bangsa yang terdiri atas beragam suku dan agama, tanpa toleransi, akan muncul berbagai macam gesekan. Toleransi antar umat beragama sebenarnya telah tertanam dalam nilai-nilai Pancasila. Karena itu, sikap toleran harus menjadi kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam interaksi sosial. Artinya, dalam kehidupan masyarakat, sikap toleransi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah. Toleransi yang tinggi antar umat beragama akan menguatkan rasa nasionalisme dan menjaga keutuhan NKRI. Dengan sikap toleransi juga, diharapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan SARA tidak muncul.

Sumber Konflik/Perselisihan

Konflik antar umat beragama disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang agama itu sendiri, sehingga dibutuhkan antisipasi dini untuk mencegah terjadinya konflik. Pemuka agama dapat melakukan antisipasi dengan mengedepankan komunikasi antar umat beragama dan pemerintah juga harus berperan sebagai mediator. Pancasila merupakan hasil ramuan berbagai macam agama. Kejadian di Tolikara tidak menutup kemungkinan ada pihak ketiga. Di era globalisasi, penguasaan atas suatu negara tidak lagi dengan pasukan, tetapi melalui maya. Oleh karena itu, pihak-pihak asing berusaha untuk menguasai Indonesia “Kerukunan umat beragama adalah harga mati di Indonesia”. Urgensi kerukukan ummat beragama sangat penting bagi Bangsa Indonesia. Kebersamaan antar umat beragama perlu dijaga dan jangan terpengaruh internet. Kerukunan umat beragama adalah dasar kerukunan nasional dan oleh karenanya setiap umat beragama wajib menjunjung tinggi kerukunan umat beragama. Keutuhan NKRI adalah suatu keharusan dan kebhinekaan di NKRI merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga. Untuk itu. Masyarakat Indonesia harus menolak segala bentuk kekerasan dan terorisme dengan mengatasnamakan agama, menolak segala bentuk pemaksaan dan kekerasan terhadap pemahaman agama, siap menjaga dan mengawal kemurnian aqidah umat beragama dan menolak segala bentuk penyesatan atau penyimpangan, siap menjaga kerukunan umat beragama dan menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif dalam masyarakat NKRI dengan saling menghargai antar umat beragama, mewujudkan toleransi hidup berdampingan dengan damai serta tidak mengganggu pelaksana ibadah dan tempat ibadah.

Meningkatkan Nilai Kebangsaan

Nilai - nilai kebangsaan yang diwariskan oleh leluhur kita seperti nilai agama, hal ini harus dipedomani seseuai dengan agama yang kita anut, jangan sampai terjadi konflik masalah agama seperti di Papua maupun daerah lainnya. Untuk itu, diharapkan para pemuda agar mau belajar meningkatkan rasa kebangsaan Indonesia yang beragam menjadi kekuatan membangun bangsa dari sabng sampai merauke. Ideologi merupakan fondasi negara. Hal ini disebabkan adanya nilai-nilai luhur bangsa yang menggambarkan bangsa dan negara tersebut. Oleh karena itu, fondasi Pancasila sebagai dasar negara harus terus dilestarikan untuk membangun karakter budaya damai dan toleran. Kunci pelaksanaan ideologi adalah implementasi secara konsisten oleh masyarakat. Oleh karena itu, insiden di Tolikara tidak akan terjadi bila nilai-nilai dasar Pancasila dilaksanakan secara konsisten dan kontinu. Hal ini diperlukan dalam rangka mengantisipasi wujud konflik sehingga penanggulangan konflik yang diusulkan dapat benar-benar menanggulangi konflik. Di tengah masyarakat multikultural, sejumlah kontradiksi mengusing kemanusiaan dan keadilan masyarakat. Hal ini dipengaruhi adanya gejolak politik dan perpecahan partai politik sehingga justru memicu keresahan di masyarakat.

Provokasi Media Sosial

Bahwa kekerasan SARA yang terjadi di Indonesia merupakan ujian serius bagi pembangunan toleransi dan Kebhinekaan sebagai dasar kebangsaan dan ke Indonesiaan. Media sosial juga menjadi sumber provokasi yang paling masif dan tidak terkontrol yang dapat digunakan sebagai media kekerasan ideologis yang paling efektif. Untuk itu, media harus diberikan penataran wawasan kebangsaan sehingga insan media dapat berpikir logis untuk merendam konflik yang dapat mengancam keamanan negara. Sementara itu, dalam rangka mengantisipasi konflik horisontal, sangat penting untuk menelitik akar atau histori permasalahan. Agama merupakan variabel yang unnegotiable. Hal ini disebabkan penanganan konflik agama harus berhati-hati agar tidak terimbas pada aspek lainnya. Oleh karena itu, segenap umat beragama harus mempertahankan dan menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila yang merdeka berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan keinginan luhur segenap bangsa Indonesia, serta merupakan warisan para pejuang NKRI. Berharap segenap lapisan umat beragama untuk menghadapi dan melawan setiap rongrongan berupa paham dan gerakan radikal baik yang berasal dari ideologi totaliter fasisme dan komunisme (Marxisme/Leninisme) maupun berasal dari ideologi bertopeng agama yang mengancam keberadaan dan keutuhan NKRI. Selain itu, memintah pemerintah untuk meningkatkan sosialisasi Pancasila dan memberikan keteladanan dalam pemahaman, penghayatan dan pengamalannya serta mampu mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, penegakan hukum yang konsisten dan kesejahteraan masyarakat. Memupuk wawasan kebangsaan diperlukan jiwa patriot demi tegaknya koridor NKRI, cinta tanah air dapat diwujudkan dengan mencintai produk NKRI, rajin belajar, bersikap disiplin, bersikap mencintai tanah air, mempunyai pokok dasar pemikiran Pancasila ideologi negara, mempunyai kesadaran rela berkorban, mendahulukan kepentingan umum demi kepentingan negara dan yakin pengorbanan tidak akan sia-sia, memiliki rasa bela negara, pantang menyerah, tanggap pada kondusi di masyarakat.

“Nilai-nilai pancasila menjadi tujuan dan cara pandang bangsa Indonesia dalam melaksanakan kehidupa sehari-hari. Nilai pancasila menjadi solusi dari sumber hukum dan nilai di Indonesia dan mampu menjadi solusi persoalan dan permasalahan bangsa Indonesia”.

Herni Susanti, penulis adalah pengamat masalah bangsa

 

 

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER