Sugawa Korry: Keliru Impor Daging Sapi

  • 13 Agustus 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3252 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Pemerintah kembali membuat kebijakan kontroversial. Panik dengan melonjaknya harga sapi di dalam negeri, pemerintah justru berencana mengimpor 50 ribu sapi dari "Negeri Kanguru" Australia.


Rencana mengimpor sapi ini mendapat penolakan dari berbagai kalangan. Bahkan, DPRD Bali juga menyatakan penolakannya atas rencana ini. Penolakan ini sebagaimana disampaikan Wakil ketua DPRD Bali Dr. I Nyoman Sugawa Korry, di Denpasar, Kamis (13/8).

Menurut dia, kenaikan harga daging sapi tidak berpengaruh negatif terhadap masyarakat kecil, karena mereka justru mengalihkan kebutuhan daging sapi ke daging ayam, ikan, dan lainnya. "Ini artinya meningkatkan permintaan terhadap konsumsi daging ayam, ikan, dan lain-lain. Itu positif untuk pemberdayaan ekonomi rakyat," tutur Sugawa Korry.

Ia berpandangan, jika impor daging sapi dibuka, justru akan menguntungkan importir, industri besar dan masyarakat kelas menengah ke atas. Sebaliknya, impor daging sapi ini akan merugikan jutaan peternak sapi.

Karena itu, seharusnya pemerintah membiarkan keseimbangan pasar (harga daging sapi, red) dibentuk oleh kekuatan produksi dalam negeri. "Hentikan impor daging sapi! Biarkan keseimbangan (equilibrium) harga daging sapi dibentuk oleh peningkatan produksi dalam negeri (dipasok oleh peternak sapi dalam negeri, red), bukan membuka keran impor," tandasnya.

Politisi senior Partai Golkar itu menambahkan, apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan mengimpor daging sapi untuk mengatasi kenaikan harga, maka kebijakan itu yang sangat keliru. Sebab, kenaikan harga daging sapi justru berpengaruh positif terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peningkatan kesejahteraan para peternak di pedesaan.

"Keliru pemerintah mengmpor daging sapi. Mestinya, pemerintah menjawab (mengatasi kenaikan harga daging sapi) ini bukan dengan membuka keran impor, tetapi dengan kebijakan mendorong peningkatan produksi sapi di dalam negeri melalui produksi peternak di pedesaan," tandas Sugawa Korry.

Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Buleleng itu bahkan mengingatkan semua pihak, termasuk pemerintah, untuk mewaspadai adanya rekayasa mafia dan kartel impor daging sapi. Ini sengaja dilakukan para mafia, untuk menciptakan kelangkaan daging sapi dan memicu harga tinggi sehingga pemerintah membuka keran impor.

"Pemerintah harus mencari tahu akar persoalan sebenarnya yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga daging sapi. Apakah ada permainan mafia dan kartel impor daging sapi? Sebab, mereka ini yang dirugikan jika pemerintah menutup keran impor daging sapi," ujar Sugawa Korry.

Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir, harga daging sapi melonjak. Sebagai bentuk protes atas kondisi ini, pedagang daging sapi di berbagai daerah melakukan aksi mogok. Kondisi ini menjadi kepanikan tersendiri bagi publik, sebab cukup sulit untuk mendapatkan daging sapi.

Di sisi lain, pemerintah juga terlihat panik menghadapi situasi ini. Itu dibuktikan, ketika pemerintah kembali menempuh cara instan untuk mengatasi kondisi ini.

Belum lama ini, pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel (yang baru saja dicopot Presiden Jokowi), telah menandatangani izin impor 50 ribu sapi dari Australia. Sapi impor tersebut kemungkinan akan tiba di tanah air, dalam dua pekan ke depan. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER