Jual Bakso “Haram” Karena Jengah

  • 23 Agustus 2014
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4573 Pengunjung

 

Tabanan, suaradewata.com – Setelah ditipu karyawannya puluhan juta Nengah Winarta, 34 asal Koripan Kelod, Abiantuwung, Kediri Tabanan kini menjual bakso sendiri bersama istrinya Ni Gst Ayu Nyoman Sriati, 34. Bakso Pak Agus Panggilan Winarta kini banyak diminati penggemar kuliner tidak hanya dari Tabanan bahkan dari luar Tabanan juga banyak yang datang ke warungnya menikmati hasil racikannya.  

Nama usaha Pak Agus cukup extreme yakni “ Bakso Babi 100% Haram, 100 % tanpa bahan pengawet,”. Nama tersebut kata dia didapat setelah dia bingung dan jengah karena ditipu karyawannya. “Saya jengah, makanya saya beri nama ini, syukurlah kini pelanggan saya lumayan,” ucapnya Sabtu, (23/8) kemarin.

Pak Agus yang juga mantan Satpam ini mengaku sebenarnya dia berjualan bakso sudah sejak tiga tahun lalu. Namun waktu itu namanya bakso ayam yang menjalankan usahanya adalah para karyawannya. “Waktu itu saya berjualan di timur sekitar beberapa ratus meter dari warung yang sekarang,” ucapnya membuka percakapan. Saat itu usahanya tidak kunjung maju-maju, diapun mencoba nyambi berjualan duren bersama karyawannya. “Waktu itu saya nyambil memborong duren, membeli di Bulelang kemudian saya jual di Tabanan,” akunya. Namun sial, modal berjualan duren dan bakso ludes di “makan” anak buahnya. “Saya kena tipu sekitar 40an juta oleh anak buah saya, uang modal duren dan bakso ludes,” ucapnya.

Karena merasa jengah diapun memecat karyawannya dan ingin membuat bakso dan berjualan sendiri. Diapun mengubah bahan baku bakso ayam dengan bakso daging babi. Kali pertamanya mau membuat bakso dia mengaku sudah membawa daging giling namun setelah dibuat bakso tidak bisa alias gagal. “Waktu itu saya bingung dan melamun sambil mengisap rokok sebentar, kemudian saya minta petunjuk tuhan, kalau memang garis tangan saya membuat bakso semoga saya bisa, kalau ndak yang saya mohon dibukakan jalan lain,” ucapnya mengenang. Setelah itu diapun mencoba membuat bakso lagi, dan anehnya yang tadinya tidak bisa kini dia berhasil membuat butiran bakso-bakso yang hingga kini digelutinya tersebut. Setelah berhasil membuat bakso dan pelanggan mulai berdatangan diapun mengganti nama usahanya dari bakso ayam menjadi “ Bakso Babi 100% Haram, 100 % tanpa bahan pengawet,”.

Kini Winarta menikmati usahanya tersebut bersama sang istri Ni Gst Ayu Nyoman Sriati. Untuk satu hari dia mengaku mampu menjual bakso miliknya sekitar 10 kg. Dengan per porsi dia jual dengan harga Rp. 7.000.  “Kalau hari sabtu dan minggu biasanya habis sampai 12 atau 13 kg, ya syukurlah kini sudah banyak pelanggan,”ucapnya tersenyum. Diapun mengaku masih trauma untuk mengajak karyawan, sehingga praktis usahanya tersebut dijalankan berdua dengan sang istri. “Banyak yang menyarankan untuk membuka cabang, namun saya belum berpikir sejauh ini kini saya jalani saja dulu,” ucapnya. gin

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER