Banggar DPRD dan TAPD Badung Bahas Rancangan KUPA - Perubahan PPAS APBD 2023

  • 10 Agustus 2023
  • 20:25 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 8681 Pengunjung
Rapat Kerja Banggar DPRD. foto : Humas DPRD Badung 

Badung, suaradewata.com - Rapat kerja Banggar DPRD Badung dengan TAPD Badung dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Badung Putu Parwata di Gedung DPRD Badung lantai III, Rabu, (09/08/2023). Rapat kerja tersebut membahas rancangan KUPA dan Perubahan PPAS APBD Kabupaten Badung tahun anggaran 2023.

Usai rapat kerja tersebut, Ketua DPRD Badung Putu Parwata mengatakan ada beberapa hal yang memang didiskusikan dalam APBD ini untuk membuat rancangan terbaik demi kepentingan Kabupaten Badung. Dalam hal ini ada beberapa pertanyaan terkait penguatan adat agama tradisi dan budaya kemudian masalah pertanian bagaimana proteksi petani.

"Soal proteksi petani kita sudah punya perda, perda perlindungan pertanian. Kita sudah punya itu tetapi Pak Sekda selaku ketua TAPD dengan penuh tanggung jawab beliau sudah mengatakan kalau ada hal hal yang memang perlu difasilitasi kepada  petani yang gagal maka sekda dalam hal ini sebagai ketua TAPD akan mendesain bagaimana yang terbaik yang bisa dilakukan oleh petani," kata Putu Parwata.

Kemudian mengenai urusan perpustakaan / musium, kata Parwata, musium itu akan dievaluasi, barang kali ada perencanaan pembangunan dan lain sebagainya. "Nah itu sudah disampaikan jelas oleh pak sekda selaku ketua TAPD akan dilakukan evaluasi lebih lanjut," ujarnya.

Mengenai anggaran bencana, Parwata menerangkan bahwa itu sudah dianggarkan di Biaya tak terduga. "Saya kira keyakinan pemerintah sangat kuat sekali bahkan baru kali ini kami menanyakan apakah pemerintah yakin dengan 8,4 Triliun APBD kita di perubahan? yakin ya sudah kita sepakat demi kepentingan masyarakat," pungkasnya.

Sementara, Sekda Kabupaten Badung Wayan  Adi Arnawa menjelaskan, pihaknya dari pemerintah berencana ingin membuat musium yang ada di Bom Bali. Karena bagaimana pun juga Bom Bali yang sekarang tempatnya kejadian itu menjadi destinasi.

"Saya kira ini perlu dikemas sedemikian rupa untuk bagaimana kita membuat semacam satu monumen lah yang lebih representatif sehingga kita menjadi bagian dari pada destinasi," jelas Adi Arnawa.

Mengenai belanja tak terduga yang dianggap masih kecil oleh dewan dalam anggaran perubahan tersebut. Hal itu dikarenakan dalam anggaran induk belum terserap semuanya. "Saya melihat bahwa kalau memang belanja tak terduga kita pasang di induk serapannya belum banyak kenapa nambah uang lagi kan lebih baik kita arahkan ke pembangunan yang lain," ujarnya.ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER