Tujuh Desa di Kintamani Rawan Pencurian Saat Pangerupukan, Ini Penyebabnya...

  • 20 Maret 2023
  • 18:25 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1740 Pengunjung
Polisi saat mengatur lalu lintas di jalur Kintamani –Singaraja

Bangli, suaradewata.com- Dari hasil pemetaan yang dilakukan jajaran Polsek Kintamani, tujuh desa di Kintamani dinyatakan rawan saat Pangerupukan (pawai ogoh-ogoh), sehari sebelum Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945. Kerawanan yang dimaksud berupa rawan akan kejahatan seperti pencurian pemukiman atau rumah warga yang kosong, pencurian kendaraan bermotor (curanmor), gesekan antara pemuda (pengusung ogoh-ogoh), kerawanan akan kecelakaan lalu lintas (kemacetan), kebakaran, serta akibat minuman keras atau beralkohol (miras). Tujuh desa tersebut, yakni Desa Batur, Kintamani, Bantang, Dausa, Sekardadi, Catur, dan Desa Songan. 

Kapolsek Kintamani Kompol Ruli Agus Susanto menjelaskan, di Batur terdapat tiga desa yang mengikuti parade ogoh-ogoh. Dimana sekitar pukul 11.00, Selasa (21/3), semua ogoh-ogoh kumpul di depan banjar menuju start di Maharaja. Begitu pula di Desa Kintamani, yang jalurnya merupakan satu-satunya jalan penghubung ke Buleleng, Badung dan Gianyar.  “Kemacetannya yang kita atensi, sebab itu melibatkan massa yang cukup banyak. Warga pasti nonton dan rumah ditinggal kosong,”sebut Ruli, Senin (20/3). 

Nah kondisi rumah yang sepi ini, dikhawatirkan dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan seperti pencurian. Termasuk pula curanmor. “Warga yang keasyikan menonton pawai ogoh-ogoh, biasanya kurang waspada akan kendaraannya. Selain parkir sembarang, kadang kuncinya masih nyantol. Hal ini rawan terjadinya curanmor. Belum lagi jambret di kerumunan massa yang seperti itu. Makanya kami sudah petakan dan atensi,”tegas mantan Kapolsek Abiansemal ini.

Sementara hasil pemetaan Desa Bantang dan Dausa, menurut Kompol Ruli, kedua desa tersebut dulu punya riwayat pernah terjadi konflik saat pawai ogoh-ogoh dari kedua pengusung, melewati masing-masing perbatasan. “Hal ini sudah kami upayakan koordinasi dengan masing-masing Perbekelnya. Dan sudah disepakati untuk tidak ketemu bersamaan di perbatasan desa. Untuk akses jalan juga tidak akan ditutup total, sistemnya buka tutup,”terangnya.

Sedangkan di Desa Sekardadi, diantisipasi soal kemacetan. Desa Catur, pawai ogoh-ogoh berlangsung di Simpang Lampu. Pihaknya menyebut di Catur juga dulu pernah ada riwayat gesekan antara pemuda pengusung ogoh-ogoh. “Kita juga sudah kondisikan supaya saat di catus pata paradenya secara bergiliran,”imbuhnya. Untuk di Desa Songan, lanjut dia, tetap menjadi atensi karena belum lama ini sempat terjadi konflik dari sejumlah warga yang protes dengan bendesa adatnya terkait tanah. “Namun hal ini sudah dituntaskan beberapa hari lalu dimediasi di Kantor Camat Kintamani,”sebutnya. 

Disampaikan pula, total jumlah ogoh-ogoh yang akan diparadekan saat Pangerupukan di wilayah Kecamatan Kintamani sebanyak 124 buah. Untuk pengamanan, seratusan lebih personel dikerahkan, baik dari Polsek Kintamani maupun bantuan dari Polres Bangli. Perkiraan waktu dimulai pukul 13.00 hingga 18.00 wita. Karena itu, Kapolsek Kintamani mengimbau masyarakat atau pengguna jalan yang tak berkepentingan untuk mencari jalan alternatif lain, dengan menghindari jalur utama di Kintamani (Jalan Kintamani –Singaraja).ard/adn


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER