Permainan Tradisional Bali Meriahkan Hari Anak Sedunia Tahun 2022

  • 11 Desember 2022
  • 19:40 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1577 Pengunjung
istimewa/suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Patut diapresiasi inovasi yang dilakukan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Buleleng yang bersinergi dengan Persatuan Olahraga Tradisional (Portina) Kabupaten Buleleng saat memperingati Hari Anak Sedunia Tahun 2022 di Kabupaten Buleleng. Dimana guna memeriahkannya, digelar lomba dan pertunjukan permainan tradisional anak yang berlangsung di Taman Yowana Asri pada Sabtu, (10/12/2022).

Lomba ini sekaligus melestarikan permainan anak-anak dengan banyak permainan tradisional yang dipertunjukkan, diantaranya egrang, megangsing, bakiak, ular tangga, dan lain sebagainya.  Peserta yang diundang berasal dari sekolah dasar dan taman kanak-kanak yang ada di Kota Singaraja.

Kepala DP2KBP3A I Nyoman Riang Pustaka mengatakan melalui kegiatan ini bertekad untuk membangkitkan permainan tradisional Bali, agar dapat dikenal lebih luas oleh generasi muda. 

"Kegiatan ini kita lakukan berkolaborasi dengan Portina dibantu pemerintah desa. Jadi semua stakeholder yang terkait kita ajak kolaborasi untuk melindungi ataupun membangkitkan kembali tradisi-tradisi bermain anak-anak zaman dahulu," terangnya. 

Iapun berharap kecenderungan anak-anak untuk kecanduan terhadap gadget  dapat diatasi dengan pengenalan permainan tradisional. Sehingga anak-anak tidak menjadikan gadget sebagai satu-satunya media hiburan.

"Permainan tradisional megangsing perlu dilestarikan dan dijadikan ikon permainan tradisional di Buleleng. Anak-anak diharapkan bisa tahu dan jadi bangga kepada daerahnya sendiri." ucap Riang Pustaka.

"Anak-anak jadi tahu ternyata menarik juga bermain gangsing ini, ini perlu kita lestarikan, peran orangtua pun dibutuhkan dalam mendampingi anak bermain permainan tradisional ini," pungkasnya. 

 

Sementara itu Perbekel Desa Gobleg I Made Separsa mengaku dirinya hadir untuk mengenalkan permainan tradisional asli Buleleng, sebagai inspirasi kepada anak-anak. Sehingga, anak-anak dapat mengetahui sekaligus turut melestarikan permainan tradisional warisan leluhur.

"Kami di Desa Gobleg, permainan megangsing merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Awalnya dilakukan sebagai permainan mengisi waktu luang di jelang masa panen padi," jelasnya.

Selain keseruan bermain, menurut  Separsa megangsing memiliki filosofi yang dapat dipahami oleh anak-anak, sehingga selain sebagai hiburan, permainan tersebut juga bersifat edukatif.

"Bagaimana kita menjaga keseimbangan manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan," pungkas Separsa.sad/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER