HUT ke 13 Mangupura, Kedaulatan Pangan dan Ekonomi Harus Bergerak Maju 

  • 16 November 2022
  • 18:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 1404 Pengunjung
Rapat Paripurna Peringati HUT ke 13 Mangupura. foto : Humas DPRD Badung

Badung, suaradewata.com - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke 13 Ibu Kota Kabupaten Badung "Mangupura" tahun 2022, Eksekutif dan Legislatif Kabupaten Badung gelar rapat paripurna DPRD Badung di ruang sidang utama Gosana, Rabu, (16/11/2022). Pada HUT ke 13 ini, kedaulatan pangan dan ekonomi di Kabupaten Badung diharapkan bisa bergerak maju. 

Ketua DPRD Badung Putu Parwata mengatakan rapat paripurna ini bertujuan untuk memperingati hari jadinya Kabupaten Badung Mangupura ke 13. Kata ia, rapat paripurna ini adalah rapat tertinggi dari pada lembaga DPRD sebagai bentuk penghormatan lembaga DPRD Kabupaten Badung terhadap lahirnya kita kabupaten mangupura ini. 

"Pada peringatan hari jadi Kabupaten Badung ke 13 ini betul betul memberikan makna yang positif. Jadi 13 lewat ini supaya bener bener ada perubahan positif yang baik untuk seluruh elemen masyarakat Badung," kata Putu Parwata.

Lebih lanjut Parwata mengatakan, apa yang sudah dilalui di tahun 2021 dan pada tahun 2022 ini di ulang tahun ke 13 Mangupura ini diharapkan bisa ontrack pembangunannya. Termasuk pembangunan sumber daya manusia potensi daerah dan pendapatan Badung selalu meningkat. Sehingga dengan demikian program-program yang disebut program prioritas dan program-program manatory dan kebutuhan-kebutuhan  infrastruktur untuk UMKM industri pertanian dan pariwisata bisa berjalan.

"Harapan di HUT 13 ini, 2023 Badung ini betul betul bisa membangkitkan semangat masyarakat untuk menghadapi tantangan 2023 dan kita perdalam kedaulatan pangan dan ekonomi harus bergerak maju. Oleh karena itu, kita bersama sama harus solid, solid bergotong royong membangun Badung ini," ujarnya.

Sementara, Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa menyebutkan angka kemiskinan ekstrim di Kabupaten Badung pada titik 0,04 persen. Titik tersebut didapat setelah pihaknya melakukan evaluasi mengenai kemiskinan ekstrim di Badung. "Artinya kami sudah 0,04 dan dilihat dari segi angkanya kuantitatifnya itu adalah kurang lebih 310," sebut Ketut Suiasa.

Ia menerangkan, yang namanya penduduk dengan kemiskinan ekstrim itu adalah tingkat kesejahteraan masyarakat yang ditinjau dari segi pendapatannya. Pendapatannya itu kata Suiasa dalam sehari hanya 9 ribu rupiah atau kurang dari 10 ribu rupiah.  

"Nah artinya dan masyarakat Kabupaten Badung yang berpendapat seperti itu hanya 0,04 persen," terangnya.ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER