Selama 2 Tahun, 5,88 Hektar Sawah Berkurang di Tibubeneng 

  • 10 November 2022
  • 19:20 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 1559 Pengunjung
Perbekel Desa Tibubeneng Made Kamajaya. foto: Angga

Badung, suaradewata.com - Perbekel Desa Tibubeneng Kecamatan Kuta Utara I Made Kamajaya menyebutkan luas sawah di Desa Tibubeneng selama 2 tahun berkurang sekitar 5,88 Hektar. Berkurangnya luas sawah ini disebabkan banyaknya alih fungsi lahan karena perkembangan pariwisata begitu cepat di Desa Tibubeneng. 

"Alih fungsi yang terjadi di Desa Tibubeneng khususnya mengingat daerah ini daerah Pariwisata cenderung perkembangan yang begitu cepat. Sudah pasti akan berdampak pada alih fungsi lahan dan itu susah kita bendung karena ini dilakukan oleh  masyarakat kita sendiri," ungkap Made Kamajaya saat ditemui di Kantor Desa Tibubeneng, Kamis, (10/11/2022).  

Untuk luas sawah pada tahun 2020 tercatat sekitar 269,37 hektar sedangkan untuk luas sawah pada tahun 2021 sekitar 265,65 hektar dan luas sawah pada tahun 2022 sekitar 263,49 hektar. Sehingga selama 2 tahun terjadi pengurangan luas sawah di Desa Tibubeneng sekitar 5,88 Hektar. 

"Alih fungsi lahan ini menggunakan lahan pertanian yang dipakai masyarakat untuk tempat tinggal dan lain sebagainya, karena belum ada solusi dari pemerintah juga itu kondisi yang ada. Sehingga bisa kita lihat dari 2 tahun belakangan ini memang alih fungsi lahan itu sangat masif di Tibubeneng," ujarnya. 

Pemerintah daerah lewat tim penertibannya di Satpol PP sudah melakukan langkah-langkah yang intens namun itu belum maksimal. Sehingga itu yang menjadikan alih fungsi lahan tetap berjalan terus. "Mudah mudahan harapan kami kedepan betul betul ada solusi yang hadir yang diberikan kepada pemerintah daerah kemudian itu kan tentu dilakukan sosialisasi terlebih dahulu agar masyarakat juga mempertimbangkan untuk begitu saja mengalihfungsikan lahannya," terangnya. 

Macam-macam alih fungsi lahan yang terjadi di Desa Tibubeneng kebanyakan membuat usaha penunjang pariwisata. Termasuk pembuatan badan jalan yang baru secara otomatis sudah mengubah fungsi itu sendiri. Dan saat ini bangunan pariwisata lebih banyak dibangun seperti guest house serta beberapa villa termasuk restoran. Untuk itu, Pemerintah Desa Tibubeneng pun memberikan bantuan bibit dan pupuk gratis kepada petani guna mengerem terjadinya alih fungsi lahan.  

"Kami khususnya di Tibubeneng memang selama ini kita sudah memberikan bantuan kepada petani dalam bentuk pemberian bibit unggul termasuk pupuk kita berikan gratis kepada semua petani. Dengan harapan menjadikan hasil pertanian petani itu menjadi bertambah. Sehingga dia tidak tergiur dengan alih fungsi membuat usaha usaha baru dan tetap bertahan di pertanian. Itu salah satu upaya kita yang sudah kita lakukan," pungkasnya seraya menyebutkan anggaran bantuan bibit padi satu paket dengan pupuk sekali panen sekitar 230 juta rupiah.ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER