Anak Berusia 4 Tahun Meninggal Gigitan Anjing Rabies

  • 10 November 2022
  • 07:35 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1603 Pengunjung
Istimewa/suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Miris korban gigitan anjing gila (rabies) di Kabupaten Buleleng. Bagaimana tidak, pasalnya korban akibat gigitan anjing rabies masih terus berlanjut. Dimana sebelumnya seorang anak perempuan berusia 7 tahun dari Desa Tirtasari, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dinyatakan meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies. Dan kini kembali terjadi seorang anak berusia 4 tahun bernama Yudi Arta berasal dari Banjar Dinas Nangka, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng menjadi korban gigitan anjing rabies, yang mengakibatkan meninggal dunia. 

Diketahuinya korban Yudi Arta meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies, hal ini terjadi pada tiga bulan yang lalu. Dimana pasca digigit anjing, korban Yudi Arta mengalami gejala kejang, pusing dan gelisah, lalu dilarikan kerumah sakit. Selanjutnya Yudi Arta dinyatakan meninggal dunia saat masih dalam perawatan medis di RSUD Buleleng, pada Senin, (7/11/2022) malam sekitar Pukul 21.00 Wita. 

Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha mengatakan pasien dibawa ke rumah sakit sore hati, kemudian beberapa jam kemudian pada malam harinya, dinyatakan meninggal dunia. 

“Pasien mengalami gejala suspek rabies, berupa demam tinggi, sakit pada bagian kaki dan dada, tidak mampu menelan air, gelisah saat terkena angin, serta gelisah saat melihat cahaya,” jelasnya.

Sementara itu dari keterangan pihak keluarga korban, disebutkan pada tiga bulan yang lalu, korban terkena gigitan anjing pada lengan tangannya. Hanya saja saat itu, korban tidak dibawa ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR). 

Dengan adanya kejadian ini, maka berdasarkan data dari awal tahun 2022 hingga di bulan Nopember 2022, sebanyak 9 orang meninggal akibat suspek rabies.

“Di Tahun 2022 meningkat korban meninggal dunia akibat rabies di RSUD Buleleng sebanyak 9 orang, berbeda dengan tahun sebekumnya di Tahun 2021 hanya 3 orang yang suspek rabies,” ucap dr. Arya Nugraha.

Sementara itu, data sebelumnya kasus Gigitan Hewan Penyebar Rabies (GHPR) mengalami trend peningkatan yang cukup tinggi, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dimana dari data di Tahun 2020 terjadi kasus GHPR sebanyak 3.693 kasus dan pada Tahun 2021 terjadi trend penurunan GHPR sebanyak 2.487 kasus. Sementara terjadi lonjakan kasus pada Tahun 2022, dalam hal ini  tercatat 6.026 kasus gigitan. Bahkan angkanya bertambah dari 8 menjadi 9 orang  meregang nyawa akibat terlambat mendapat VAR.

Pada sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr Sucipto mengungkapkan terjadinya kasus gigitan anjing dibulan juni di tahun 2022 sebanyak 908 kasus. Sedangkan di Tahun 2020 dan di Tahun 2021 pada bukan yang sama kasus gigitan terendah justru terjadi yakni sebanyak 161 kasus dan 154 kasus. Dari bulan Juli menurun menjadi 717 kasus, Agustus 663 kasus, September 545 kasus dan pada bulan Oktober menurun hingga sebanyak 430 kasus.

Lantas seperti apa respon Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana terkait hal ini. Ia mengaku prihatin dengan tingginya angka kematian akibat rabies. Menurutnya dalam penanganan rabies tidak bisa menggunakan pola pemadam kebakaran, setelah terjadi baru bergerak.

”Pola penanganannya harus dirubah, bukan lagi setelah terkena rabies barulah bergerak. Kita sering begitu, dan dalam penanganan tidak bisa sendiri harus melibatkan kekuatan sosial masyarakat,” tegasnya. 

Disebutkan juga, seperti membuat peraturan atau awig-awig di desa adat. Dimana pola penanganan seperti itu pernah dilakukan di tempat lain diluar Buleleng. Dan hal itu cukup berhasil mengatasi kasus rabies.

“Dulu di Desa Pejeng dan Kintamani, dilakukan pola seperti itu dan berhasil. Artinya sudah tidak bisa lagi menangani rabies dengan cara konvensional. Mengingat kasusnya, akan terus muncul di banyak tempat. Kekuatan sosial kita sudah tersebar di masyarakat. Dan Pak Sekda sudah kencang untuk mendorong dinas terkait untuk menangani secara terpadu. Sehingga bisa meminimalisir kasus rabies,” pungkas Lihadnyana. sad/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER