Semarak Jatiluwih Cultural Festival 2022, Gaet Delegasi G20 Bangkitkan Pariwisata

  • 16 Oktober 2022
  • 13:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 2458 Pengunjung
Suasana pembukaan Jatiluwih Cultural Festival 2022 yang diisi dengan penampilan musisi lokal dan nasional. (JCW 2022 Foto Suara Dewata)

Setelah dua tahun berjalan tanpa kegiatan akibat pandemi Covid-19, kini Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih kembali menggelar sebuah festival yang diharapkan dapat membangkitkan kembali wisata dan meningkatkan kunjungan ke objek wisata yang dikenal dengan hamparan sawah teraseringnya tersebut.

 

AYU TRISNAYANTI, Tabanan

 

Pandemi Covid-19 membawa dampak yang sangat signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk pariwisata. Seiring dengan melandainya jumlah kasus, pariwisata di Bali pun mulai bangkit. Pemilik usaha, hingga pengelola objek dan daya tarik wisata kemudian mulai menyusun ulang strategi promosi, ada yang membuat operasi bisnis model baru, hingga menciptakan inovasi-inovasi baru.

Seperti halnya yang dilakukan Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan. Salah satu strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan ke objek wisata yang dikenal dengan hamparan sawah teraseringnya tersebut adalah dengan menggelar festival.

Festival tersebut bertajuk Jatiluwih Cultural Week (JCW) 2022 dan digelar mulai 15 sampai 16 Oktober 2022 di Jatiluwih Space yang merupakan salah satu venue milik DTW Jatiluwih yang merupahan sebuah bukit seluas 1,6 hektar ditengah persawahan. Dimana festival ini merupakan kolaborasi antara DTW Jatiluwih dan Poltekpar Bali.

Manajer Operasional DTW Jatiluwih, I Nengah Sutirtayasa menjelaskan bahwa featival itu digelar untuk dapat menghidupkan kembali wisata yang sempat meredup lantaran dilanda pandemi Covid-19. "Festival ini mungkin tidak sebesar Jatiluwih Festival tahun 2019 lalu, tapi kita ingin bisa memulihkan lagi wisata agar Jatiluwih tetap menjadi destinasi wisata favorit wisatawan," tegasnya disela-sela acara, Sabtu (15/10/2022).

Ditambahkannya jika terakhir, DTW Jatiluwih menggelar Jatiluwih Festival di tahun 2019 silam sebelum pandemi Covid-19 dan mendapat sambutan antusias dari para wisatawan yang berkunjung. Sehingga dalam dalam Jatiluwih Cultural Week 2022 yang mengambil tema "Rise of The World Heritage" tersebut, pihaknya menargetkan sebanyak 300 kunjungan per harinya. "Tidak muluk-muluk, kami menargetkan kunjungan 300 orang perharinya selama festival," lanjutnya.

Sutirtayasa menambahkan jika sejumlah UMKM dari Desa Jatiluwih juga dilibatkan dalam event tersebut. Dimana pihaknya menyediakan stand-stand UMKM sehingga para pelaku UMKM di Desa Jatiluwih yang selama ini harus tutup lapak bisa memperkenalkan produknya. Dan tentunya berorientasi pada kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Jatiluwih.

“Sebelum pandemi di areal DTW Jatiluwih kita sediakan stand untuk UMKM asal Desa Jatiluwih, itu ada stand makanan seperi bubur bali, jaje bali, hingga oleh-oleh khas Jatiluwih yang andalannya itu beras dan teh beras merah. Tapi karena pandemi, stand ini terpaksa tutup. Jadi dalam moment ini kita mencoba membangkitkan semangat para pelaku UMKM ini,” tegasnya lagi.

Disamping menggelar event, dirinya mengatakan jika upaya untuk mendongkrak kunjungan ke DTW Jatiluwih pihaknya lakukan dengan terus mengembangkan ekosistem digital pariwisata. Terlebih saat ini Kominfo RI telah menyiapkan infrastruktur dan pelatihan untuk dapat memberikan solusi kepada ekosistem pariwisata.

Terlebih, DTW Jatiluwih merupakan salah satu tujuan kunjungan dari delegasi Presidensi G20 yang digelar November 2022 di Nusa Dua, Badung. Field Trip (kunjungan wisata,Red) Negara G20 ke Jatiluwih, Kamis (29/9/2022) dipimpin langsung oleh Sekjen Kementerian Pertanian RI, Dr.Ir. Kasdi Subagiono, M.Sc. Dimana rombongan delegasi Kementerian Pertanian Negara G20 itu disambut dengan tradisi Okokan serta mendapatkan pemaparan mengenai kondisi dan geografis Dewa Wisata Jatiluwih.

“Untuk event G20 memang kita dari tahun lalu sudah ada komunikasi dengan panitia karena Field Trip  ditentukan dibeberapa titik di Bali. Dan kita punya hamparan terasering terbesat di Bali, maka kita kita intens komunikasi supaya bisa dikunjungi. Dan akhirnya rombongan Kementerian Pertanian negara-negara G20 ini berkunjung ke DTW Jatiluwih, tentu responnya sangat baik,” terang Sutirtayasa.

Kendatipun sudah dikunjungi, pihaknya tetap berharap Jatiluwih Cultural Week 2022 ini dapat sekaligus menjadi ajang promosi agar DTW Jatiluwih semakin dikenal sehingga delegasi G20 lainnya tertarik berkunjung ke DTW Jatiluwih. “Meskipun untuk (kunjungan) selanjutnya memang belum ada pembahasan. Tapi kita tetap ingin agar melalui festival ini DTW Jatiluwih dapat lebih dikenal. Sehingga dalam perhelatan G20 ini kita bisa jadi tujuan favorit delegasi yang melakukan Field Trip,” pungkasnya.

Untuk diketahui DTW Jatiluwih adalah salah satu DTW di Kabupaten Tabanan, Bali, yang diakui sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh UNESCO pada tahun 2012 silam.

Lebih lanjut, dalam event tersebut diisi dengan sejumlah Main Event dan Side Event. Adapun Main Event atau kegiatan utama adalah Music Festival yang menghadirkan sejumlah musisi lokal Bali seperti Bagus Wirata, Robi Navicula, Soul & Kith, serta Balawan.

Kemudian salah satu kegiatan yang paling banyak peminatnya adalah Cross Country Running atau lomba lari 5 km dan 10 km dialam terbuka dengan mengambil rute disepanjang jalur trekking di DTW Jatiluwih. “Karena kita menggunakan jalur trekking yang tidak begitu lebar maka untuk peserta kita batasi hanya 150 orang dari dua kategori itu. Padahal untuk peminatnya sangat membludak,” papar Ketua Panitia JCW 2022, I Made Ivan Aditya.

Selanjutnya untuk Side Event atau kegiatan pendamping diisi dengan art painting, talk show tentang pariwisata, manual brew competition (kompetisi kopi seduh), art community hingga reels competition (lomba membuat video pendek di Instagram). Kegiatan ini juga menarik cukup banyak wisatawan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Meskipun angka Covid-19 telah melandai, dan aturan PPKM melonggar event itu bisa tetap digelar dengan senantiasa menjaga protokol kesehatan.

Ditambahkannya jika melalui event ini, pihaknya ingin menggerakkan kembali perekonomian masyarakat Desa Jatiluwih melalui stand UMKM yang disiapkan. Sebab dalam festival tersebut tentunya ada weekend market yang diisi dengan berbagai macam stand UMKM yang ada di Desa Jatiluwih serta dari STPreneur dan umum.

Pihaknya pun berharap melalui festival tersebut, dapat meningkatkan kunjungan ke DTW Jatiluwih, serta menjadi wadah apresiasi bagi seniman, serta pelaku UMKM untuk lebih memperkenalkan produknya. "Dengan demikian diharapkan pula dapat menggerakkan perekonomian masyarakat yang sempat terpuruk akibat pandemi," tandasnya.

Sementara itu, I Wayan Tuwi selaku Wadir II Poltekpar Bali, menyampaikan bahwa Jatiluwih Cultural Week 2022 digunakan oleh mahasiswa Poltekpar sebagaui  aplikasi manajemen di program studi Manajemen Konvensi dan Perhelatan yang memang 70 persen kegiatan adalah praktek. 

"Jadi mahasiswa kami sekarang bagaimana mengetik sebuah program di dalam mata kuliahnya sesuai dengan bidangnya itu, yaitu di bidang konvensi perhelatan. Nanti dikolaborasikan dengan salah satu program Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu di dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Jadi itu dikolaborasikan menjadikan sebuah kegiatan yang tema-nya itu melalui Jatiluwih Culture Week," tegasnya. ayu/yok


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER