Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, Bantu Kendalikan Inflasi

  • 11 September 2022
  • 16:35 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1614 Pengunjung
istimewa/suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Tidak bisa dipungkiri dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi keresahan di tengah masyarakat seiring dengan kenaikan harga bahan pokok. Terhadap hal ini, Perumda Pasar Argha Nayottama Kabupaten Buleleng dilibatkan dalam pengendalian inflasi daerah di Kabupaten Buleleng terkait pasokan bahan pokok dalam hal ini cabai yang terdistribusi di Pasar Tradisional.

Direktur Utama Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng, Made Agus Yudiarsana,SH mengatakan strategi Perumda dalam pengendalian inflasi di daerah yaitu dengan melakukan intervensi berupa penyetaraan harga pada komoditi cabai yang dijual oleh pedagang di bawah naungan manajemen Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng. 

“Kami akan menerapkannya pada dua pasar besar di Buleleng yaitu Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Dua pasar tersebut dipilih karena kami anggap menjadi pasar induk yang menjadi objek pengendali harga pasar di daerah yang lebih kecil Kabupaten Buleleng. Dan terbukti hasil intervensi yang juga melibatkan produsen tersebut menjadikan harga cabai di bulan Juli itu diturunkan dari harga yang sebelumnya Rp. 100 ribu/kg menjadi Rp 62 ribu/kg.” ujarnya, Jumat, (9/9/2022).

Lebih lanjut dikatakan selain melakukan intervensi kepada pedagang pasar, Perumda Pasar Argha Nayottama melakukan strategi berupa pembukaan gerai pada dua pasar besar di Buleleng tersebut. Hal itu dilakukan, sebagai bentuk pengawasan sekaligus acuan harga kepada pedagang di pasar. Hal tersebut dinilai efektif, karena dapat meminimalisir ketimpangan harga antara pedagang besar dan pedagang kecil yang ada di pasar-pasar tersebut. 

“Kami menggencarkan strategi model itu, terutama kepada pedagang-pedagang yang menjadi bagian dari pengelolaan kami,” jelas Agus Yudiarsana mantan anggota DPRD Buleleng dua periode ini.

Disinggung mengenai dukungan dari pemerintah, menurut Agus Yudiarsana pihaknya telah memperoleh stimulus subsidi untuk modal transportasi pengangkut cabai dari petani ke pengepul hingga ke pasar. 

“Kami optimis stimulus itu dapat menjaga harga cabai tidak naik secara fluktuatif seperti bulan Juli 2022 kemarin.” tegasnya. 

Selain dukungan dari pemerintah melalui stimulus subsidi transportasi tersebut, ucap Agus Yudiarsana jika kebijakan pemerintah yang menghimbau desa untuk menanam cabai pada lahan 10 are per desa, dinilai efektif dalam menanggulangi inflasi di daerah dengan mekanisme bekerja sama bersama BUMD serta menggerakkan masyarakat lokal di daerah tersebut. Disamping nantinya akan menjadi sumber pendapatan bagi desa.

“Pemasok kebutuhan cabai lokal yang kami miliki untuk saat ini, yaitu berasal dari Desa Pakisan,” terangnya.

Iapun berharap dengan adanya kenaikan BBM, tidak berpengaruh besar terhadap kenaikan harga cabai di pasar dengan tetap gencar menerapkan strategi penanggulangan, guna menjaga harga tersebut tetap stabil. Di samping itu, diharapkan dukungan dari seluruh stakeholder terkait, agar ikut mengawasi alur sebelum distribusi ke pasar. Seperti halnya langsung dengan tempat produksinya yang mana dinilai efektif sebagai langkah preventif untuk menangani inflasi.

“Mudah-mudahan dengan langkah yang kita terapkan itu dapat menekan harga cabai, imbas dari kenaikan BBM,” tandas Agus Yudiarsana asal Banjar Sekar ini.sad/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER