BPBD Badung Berikan Sosialisasi Hadapi Gempa Bumi

  • 28 Agustus 2022
  • 17:20 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 1592 Pengunjung
BPBD Kabupaten Badung memberikan sosialisasi tentang kebencanaan di Pasar Senggol Beringkit, Sabtu malam, (27/08/2022). foto : angga

Badung, suaradewata.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung memberikan sosialisasi tentang gempa bumi kepada pengunjung Pasar Senggol Beringkit, Sabtu malam, (27/08/2022). Sosialisasi tersebut bertujuan untuk menyelamatkan diri saat mengahadapi bencana gempa bumi. 

Kepala Pelaksana BPBD Badung I Wayan Darma mengatakan, terkait dengan gempa, kita tidak bisa lepas dari bencana ini. Pasalnya, kita hampir setiap hari setiap detik terjadi guncangan, namun ini besar kecilnya itu yang mempengaruhi. Dan baru-baru ini juga terdapat gempa dengan kekuatan 5,8 yang cukup besar terjadi di laut di Nusa Tenggara Bali Kuta Selatan.

"Justru yang kena ada terjadi bencana di Karangasem. Jadi astungkara kita di Badung sampai saat ini tidak terjadi adanya bencana. Apakah itu tembok yang rebah atau bangunan yang runtuh," kata Wayan Darma.

Disamping bencana alam, kata Wayan Darma, kita berada di bencana non alam yakni pandemi Covid-19 yang belum berakhir sampai saat ini. Termasuk juga yang menyebabkan pasar hewan Beringkit tutup khusunya hewan sapi karena terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

"Itu adalah bencana non alam. Jadi sampai hari ini pasar hewan kita memang masih ditutup dan arus transportasi keluar masuk hewan untuk Bali masih ditutup".

"Saya sangat berharap, dengan tidak adanya kasus PMK di Bali. Pasar hewan beringkit dapat dibuka lagi. Agar saudara saudara kita yang mengais rezeki melalui aktivitas di pasar hewan dapat menyambung hidupnya dan bahkan dapat menghidupi keluarganya," ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Badung, I Wayan Netra menerangkan, Bali ini dikelilingi tiga lempeng yang terdapat jalur cincin api. Sehingga selatan pulau Bali ini merupakan kawasan cincin api yang sangat rawan terhadap tsunami. Kata ia, jika itu bergerak dan saling bertubrukan maka muncullah namanya gempa. Namun, apabila tubrukannya itu kuat, maka muncullah tsunami.

"Badung ini boleh dikatakan sebagai supermarketnya bencana. Oleh karena itu, semua warga Badung harus memahami bagaimana menyelamatkan diri kalau terjadi bencana. Kalau ada bencana yang namanya gempa bumi masyarakat jangan panik. Pertama kita lindungi kepala dan larilah ke lapangan," terang Wayan Netra.

Usai sosialisasi, BPBD Kabupaten Badung mengajak anak-anak yang datang ke Pasar Senggol Beringkit bernyanyi bersama-sama dengan judul gempa. "Kalau ada gempa lindungi kepala. Kalau ada gempa masuk kolong meja. Kalau ada gempa hindarilah kaca. Kalau ada gempa larilah ke lapangan".ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER