Pemerintah Optimalkan Persiapan Aspek Kesehatan Sambut KTT G20

  • 25 Juli 2022
  • 22:20 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1599 Pengunjung
Ilustrasi / Sumber Foto : Google

Oleh : Syafrudin Pratama

Opini,suaradewata.com - Seperti diketahui, pemerintah terus melakukan pematangan berbagai persiapan jelang pergelaran KTT G20 di Bali pada bulan Oktober mendatang. Salah satunya di bidang kesehatan dimana Kementerian Kesehatan akan fokus  memperkuat 4 hal untuk memastikan momentum pertemuan berjalan dengan aman dan sehat.

Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan mengatakan Kementerian Kesehatan ingin memberi rasa aman kepada para peserta G20. Oleh karena itu, Budi memaparkan 4 hal yang akan difokuskan Kementerian Kesehatan dalam pematangan persiapan KTT G20 diantaranya protokol kesehatan, surveilans, vaksinasi dan sistem perawatan. Keempat hal tersebut dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut.

Pertama, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan satu dokumen protokol kesehatan yang akan digunakan sebagai pedoman bagi para delegasi KTT G20. Dokumen pedoman ini nantinya akan menjadi acuan pelaksanaan KTT G20, dimulai dari kedatangan, selama acara, hingga kepulangan para peserta delegasi KTT G20. Namun, berdasarkan info yang penulis dapatkan, pedoman tersebut masih dalam pengembangan, dan ditargetkan draf final akan selesai pada Agustus 2022.

Kedua, seiring kemunculan Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah melakukan penguatan surveilans guna mencegah kenaikan kasus Covid-19, terutama menjelang pelaksanaan KTT G20 di Bali nanti. Penguatan tersebut dilakukan dengan memperkuat 3T (testing, tracing, treatment), pemeriksaan antigen kepada setiap delegasi,  kemudian menyiapkan infrastruktur surveilans berupa alat mesin Whole Genome Sequensing (WGS) di Universitas Udayana, Bali untuk mempercepat pemeriksaan sampel.

Ketiga, Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa cakupan vaksinasi Covid-19 di Bali saat ini sudah sangat baik. Namun, upaya untuk meningkatkan daya tahan melalui laju vaksinasi tetap diperlukan untuk memperkuat kekebalan tubuh di masyarakat.

Keempat, sebanyak 5 Rumah Sakit telah disiapkan untuk rujukan pelayanan kesehatan KTT G20, diantaranya adalah RSUP Sanglah, RSUD Bali Mandara, RS Siloam, RS BIMC Nusa Dua, dan RS Universitas Udayana. Selain itu, disiapkan juga fasilitas kesehatan di setiap hotel yang dijadikan lokasi pertemuan G20.

Berdasarkan keempat hal yang telah dipaparkan tersebut, penulis sangat mengapresiasi kesigapan yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan. Dengan melakukan pematangan persiapan menjelang KTT G20 di Bali, pemerintah dapat meminimalisir terjadinya paparan Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 lebih baik menjelang gelaran KTT G20 tersebut, sehingga delegasi tiap negara akan merasa aman untuk mendatangi gelaran KTT G20.

Selain itu, menurut penulis masyarakat dapat turut serta dalam melancarkan gelaran KTT G20 di Bali. Hal yang dapat dilakukan masyarakat adalah tetap melaksanaan dan mematuhi protokol kesehatan dengan selalu memakai masker walaupun di luar ruangan sekalipun. Mengingat pemerintah telah menetapkan untuk penggunaan masker kembali di ruang terbuka.

Dengan mematuhi protokol kesehatan dan selalu memakai masker, masyarakat telah membantu pemerintah dalam mengurangi dan meminimalisir terjadinya paparan Covid-19 di Indonesia, terutama subvarian BA.4 dan BA.5 yang baru beberapa saat ini memasuki negara kita. Semakin banyak masyarakat yang taat protokol kesehatan, semakin cepat pula penanganan Covid-19 di Indonesia, hal ini mempengaruhi pandangan para peserta delegasi KTT G20 bahwa Indonesia sudah bergerak cepat dalam penanganan kasus Covid-19 sehingga mereka akan merasa aman dan nyaman untuk mengikuti kegiatan KTT G20 di Bali nanti.

Perlu diketahui, bahwa kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali melampaui 2 ribu kasus sepekan terakhir usai sempat menurun pada hari Senin, 4 Juli 2022 dengan penambahan 1.454 pasien. Kasus aktif Covid-19 alias pasien yang membutuhkan perawatan maupun isolasi terus melonjak hingga menembus 20.535 kasus pada Minggu, 10 Juli 2022.

Menurut berita yang penulis baca, kasus terbanyak masih disumbang DKI Jakarta dengan mencatat lebih dari 10 ribu kasus per 10 Juli 2022 yang disusul Jawa Barat dengan nyaris mencatat lima ribu pasien. Pemicu melonjaknya kembali kasus Covid-19 di Indonesia karena subvarian baru BA.4 dan BA.5. Puncak kasus sempat diprediksi oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin bahwa di bulan Juli diperkirakan sekitar 16 hingga 20 ribu kasus, tetapi hingga saat ini penambahan kasus Covid-19 masih terpantau fluktuatif.

Tentunya berdasarkan hal tersebut, penulis menyarankan perlu adanya sikap yang serius agar Indonesia terhindar dari paparan Covid-19 subvarian omicron BA.4 dan BA.5. Salah satu contoh yang bisa diterapkan adalah dengan tetap mengimbau masyarakat untuk taat terhadap protokol kesehatan dan terus menggalakkan vaksinasi bagi yang belum mendapatkan vaksinasi maupun booster.

Penulis berharap, dengan tindakan yang dilakukan Pemerintah dan diikuti sikap disiplin dari masyarakat dengan taat protokol kesehatan dan sudah melakukan vaksinasi, dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia sehingga gelaran KTT G20 di Bali nanti dapat terlaksana dengan aman dan nyaman tanpa adanya kepanikan  dari peserta KTT G20.

*Penulis adalah kontributor Trilogi Institute


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER