Mengapresiasi Rencana Kunjungan Kerja Jokowi ke Asia Timur

  • 24 Juli 2022
  • 18:25 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1386 Pengunjung
Ilustrasi, Foto/Suber: Google

Opini, suaradewata.com - Rencana kunjungan kerja yang akan dilakukan oleh Presiden Jokowi ke tiga negara di Asia Timur patut mendapatkan apresiasi besar karena urgensinya sangat Penting untuk masa depan seluruh pihak negara. Dengan adanya kunjungan kerja ke Asia Timur tersebut, maka Indonesia akan lebih siap dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Nama Indonesia memang belakangan menjadi semakin dikenal oleh dunia karena sumbangsihnya yang begitu besar, bukan hanya sebagai Presidensi KTT G20, namun tujuan utama yang selalu menjadi cita-cita para pendiri Bangsa untuk terus mengawal terjadinya perdamaian dunia, yang juga termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terus diupayakan dalam era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Dalam waktu dekat, telah direncanakan sebuah kunjungan kerja yang akan beliau lakukan di tiga negara Asia Timur, yakni Korea Selatan, Jepang dan juga China. Kunjungan tersebut rencananya akan membahas kerja sama pada ranah perekonomian diantara seluruh negara, termasuk juga pada bidang perdagangan dan investasi. Hal tersebut lantaran sejauh ini memang sentimen perekonomian dunia sedang sangat negatif dengan banyaknya berhembus ancaman inflasi dan juga resesi, termasuk juga ancaman krisis ekonomi serta krisis pangan lantaran pasokan global saat ini sedang sangat terguncang. Tak luput, sebagai negara non-blok yang akan selalu mempromosikan perdamaian dunia, maka Indonesia sendiri juga terus akan mewujudkan seluruh kawasan ASEAN menjadi damai, makmur serta stabil.

Selain itu, kunjungan yang dilakukan oleh Presiden RI tersebut, menurut Dinna Prapto Raharja selaku Pengamat Hubungan Internasional bahwa memang Jokowi memang saat ini mengemban sebuah tanggung jawab yang sangatlah besar dan juga sebagai salah satu upaya untuk bisa menjamin keberlangsungan Kongres Tingkat Tinggi (KTT) G20 berjalan dengan lancar.

Tentunya dengan segala ketidakpastian dalam situasi yang penuh keprihatinan seperti sekarang ini, maka salah satu langkah untuk mempermudah terlepas dari segala belenggu ancaman krisis adalah dengan menjalin kerja sama dengan negara lain, terutama negara-negara maju karena semua pihak akan diuntungkan dalam segi pasokan pangan, energi hingga obat-obatan karena ancaman adanya pandemi COVID-19 juga masih terus menghantui.

Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebab dari adanya kekacauan pasokan stok dunia itu adalah dampak panjang dari adanya konflik yang terjadi diantara Rusia dan Ukraina yang bahkan sampai sekarang tampak masih belum mereda. Maka dari itu, pendiri lembaga Synergy Policies menyatakan bahwa Presiden Jokowi harus benar-benar segera mengambil langkah dengan cepat terkait kerjasamanya pada negara-negara ASEAN tadi.

Lebih lanjut, mencoba untuk menerangkan kenapa harus Presiden langsung yang mengadakan acara pertemuan dengan negara-negara di Asia Timur adalah lantaran ternyata pertemuan yang sempat dilakukan oleh para menteri luar negeri pada rangkaian G20 lalu masih belum terealisasi arah kerja samanya. Padahal di sisi lain, seluruh negara juga harus segera mempersiapkan apabila memang terjadi masa resesi, untuk itu pertemuan mengenai pembahasan kerja sama harus benar-benar sesegera mungkin untuk dilakukan.

Tanggung jawab besar yang diemban oleh Presiden Jokowi bahkan tidak berhenti hanya sampai selesainya KTT G20 yang dilakukan di Bali saja, namun terdapat lagi dua agenda KTT yang akan diselenggarakan di ASEAN. Oleh karenanya jika pembahasan mengenai kerja sama tersebut segera dilakukan maka akan menjadi langkah yang sangatlah tepat. Pengajar Universitas Bina Nusantara (Binus) tersebut juga menerangkan bahwa pada tahun 2023 mendatang apabila tidak kunjung terjadi pembukaan pembicaraan tentang kerja sama, maka akan tentunya akan menjadi sangat sulit ke depannya.

Retno Marsudi selaku Menteri Luar Negeri RI menjelaskan apa saja agenda dari kunjungan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi tersebut. Menurutnya pada kunjungan di China, Presiden RI ketujuh tersebut akan melakukan pertemuan dengan Premier Le Kiqiang dan juga Presiden Xi Jinping, kemudian untuk di Tokyo sendiri akan direncanakan untuk mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida beserta kalangan pebisnis di sana.

Sementara itu, Santo Darmosumarto selaku Direktur Asia Timur Kemlu RI menerangkan bahwa akan terdapat pula penandatanganan sejumlah MoU (nota kesepakatan) yang terjadi dengan difokuskan untuk penanganan beberapa isu yang memang sedang digarap. Salah satunya adalah terkait infrastruktur. Lebih lanjut, dirinya juga mengharapkan supaya terjadi penambahan jumlah investor asing dalam berbagai proyek perusahaan-perusahaan negara yang skalanya besar.

Perlu diketahui bahwa ketiga negara Asia Timur itu memang sejauh ini telah menjadi mitra dan menjalin kerja sama dengan cukup baik dengan Indonesia. Untuk China sendiri, mereka merupakan mitra dagang yang bahkan nilainya secara total hingga 110 miliar US Dollar, termasuk juga nilai investasi sebanyak 3,2 miliar US Dollar pada tahun 2021 lalu.

Kemudian untuk Jepang sendiri, mereka juga telah sempat menjalin kerja sama perdagangan secara bilateral dengan nilai yang melebihi 32 miliar US Dollar dengan investasi di Tanah Air mencapai 2,26 miliar US Dollar. Sedangkan Korea Selatan sendiri juga telah melakukan kerja sama dagang hingga 18,41 miliar US Dollar dengan investasinya yang mencapai 1,64 miliar US Dollar.

Sekali lagi bahwa rencana kunjungan yang akan dilaksanakan oleh Presiden Jokowi ke tiga negara di Asia Timur patut memperoleh apresiasi besar lantaran memang sangat penting untuk proyeksi ke depan karena akan lebih memperkuat posisi perdagangan dan perekonomian serta investasi di tengah gempuran ancaman inflasi dan resesi yang melanda dunia saat ini.

Yogi Purbananda, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER