Sekeha Gangsing Kayu Sambuk Desa Gobleg Pukau Penonton di PKB

  • 26 Juni 2022
  • 11:45 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1405 Pengunjung
situasi lomba permainan tradisional Gangsing di Lapangan Timur Bajra Sandi Renon, Denpasar, pada Sabtu, (25/6). Foto: sad

Buleleng, suaradewata.com - Permainan Gangsing merupakan permainan tradisional yang ditekuni oleh beberapa wilayah atau desa tertentu di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Yang mana sampai saat ini berkembang secara turun temurun, dan malahan beberapa desa masih tetap mempertahankan permainan tradisional Gangsing.  Diantaranya Desa Gobleg, Desa Munduk, Desa Gesing, Desa Umajero, dan berkembang ke Desa Bengkel, Desa Banyuatis, Desa Kayu Putih, dan Desa Pedawa.

Sampai saat ini permainan gangsing sudah dijadikan salah satu permainan tradisional yang sudah diberikan ruang untuk berkembang di tingkat kabupaten melalui festival permainan tradisional Gangsing tingkat kabupaten, provinsi bahkan ditampilkan pada event event nasional.

Berangkat dari hal ini dan guna memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI Tahun 2022, Kabupaten Buleleng unjuk kebolehan dengan menampilkan Murti Rupa (demonstrasi) permainan tradisional Megangsing yang untuk pertama kalinya ke khalayak pengunjung PKB. Murti Rupa yang dipertunjukkan oleh Sekeha Gangsing Kayu Sambuk dari Desa Gobleg itu berlangsung di Lapangan Timur Bajra Sandi Renon, Denpasar, pada Sabtu, (25/6).

Atraksi dalam Murtirupa Megangsing tersebut meliputi membawa gangsing yang berputar di telapak tangan lalu saling oper melempar satu sama lain, dan “Gebug” atau mengadu gangsing masing-masing.

Ditemui di sela-sela Multirupa, Ni Luh Made Enny Widhiyati mewakili Kepala Dinas Pariwisata Kab. Buleleng selaku Kepala Bidang Destinasi Pariwisata mengatakan, tradisi ini merupakan suatu wisata minat khusus yang bertujuan untuk melestarikan budaya Bali khususnya di Kabupaten Buleleng. 

“Harapannya nanti olahraga tradisional megangsing ini menjadi salah satu upaya menarik minat para wisatawan yang berkunjung ke Buleleng,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Perbekel Gobleg I Made Sukarsa menyebutkan olahraga tradisional ini, dulunya dilakukan secara spontan, seiring waktu olahraga tradisional ini terus dikembangkan serta menjadi sebuah kegiatan yang ditampilkan pada event-event bergengsi sehingga menjadi daya tarik wisata. 

“Kita memiliki komunitas di setiap kelompok masyarakat yang pada kali ini diwakilkan oleh sekeha Kayu Sambuk,”ucap Sukarsa.

Atraksi megangsing tersebut disambut antusias oleh pengunjung PKB, salah satunya Sridani Dewi Mahayani yang menyampaikan kebanggannya dan rasa senang karena dapat melihat kembali permainan tradisional ini yang biasanya ia lakukan pada saat kecil dulu, dan harapannya semoga permainan tradisional ini tetap dilestarikan dengan melibatkan partisipasi generasi muda.

“Kalau diberikan kesempatan untuk mencoba tentunya saya ingin mencoba untuk mengingatkan memory pada masa kecil dulu, kelihatannya mudah untuk memainkannya tapi ketika dicoba pasti tidak semudah dibayangkan, perlu beberapa kali kesempatan agar bisa memainkannya,” tandasnya.sad/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER