Mepatung Pegawai Pemkab Gianyar, Harga Daging Babi Masih Normal

  • 07 Juni 2022
  • 19:20 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 1545 Pengunjung
Pegawai di lingkungan Pemkab Gianyar melakukan tradisi mepatung daging babi m3njelang Hari Raya Galungan, Senin (6/6). Foto : gus

Gianyar, suaradewata.com - Tradisi mepatung daging babi di setiap hari Penambahan Galungan tidak saja dilakukan oleh warga di Bali, tetapi juga dilakukan di lingkungan Pemkab Gianyar. Namun pembagian daging babi hasil patungan dibagikan di hari Penyajaan Galungan, Senin (6/6/2022) atau sehari sebelum Penampahan Galungan. 

Kebutuhan daging babi yang meningkat di setiap Hari Raya Galungan di Bali tidak serta merta membuat kenaikan harga yang drastis. Dimana biasanya harga babi hidup di peternak Rp 38 ribu per kilogram hanya mengalami kenaikan Rp 2 ribu. Dan daging babi mentah di pasaran pun masih di batas normal di harga Rp 80-85 ribu per kilogram.  

Hal tersebut diutarakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, Luh Gede Eka Suary. Dikatakannya, harga daging babi menjelang Hari Raya Galungan mengalami kenaikan dibandingkan pekan lalu. Kenaikan tersebut relatif wajar, sebab saat ini kebutuhan akan daging babi relatif tinggi untuk Hari Raya Galungan. 

"Untuk harga naik turun itu ada di peternak. Wajar naik, karena kebutuhan saat ini cukup banyak. Dan, kenaikannya juga masih standar. Sejauh ini masyarakat tidak ada yang mengeluhkan harga daging babi," kataya.  

Dan untuk membantu peternak di Gianyar, Bupati Mahayastra menghimbau setiap OPD mepatung. Karena selain membantu percepatan pemulihan perekonomian juga melestarikan tradisi di Bali. "Kami di Disperindag mepatung 2 ekor babi untuk Hari Raya Galungan, ini pun dari peternak lokal di Tegallalang," sebut Eka Suary. 

Sementara itu dari seorang peternak, Pekak Radit mengatakan, pihaknya bersyukur bisa menjual dua ekor babinya untuk Galungan kali ini. Terlebih lagi saat ini harga jualnya relatif bagus. Pekak Radit mengatakan berat total seekor babinya mencapai 105 kilogram, dengan harga per kilogram Rp 40 ribu. "Harga ini standar, tidak murah dan juga tidak terlalu tinggi," ujarnya. 

Dengan kondisi seperti ini, Pekak Radit pun mengaku semangat kembali beternak babi. "Dulu babi sempat sulit, bahkan Galungan dua tahun lalu, meskipun harga babi mahal tapi tidak ada yang beli, karena masyarakat tidak punya uang. Waktu itu banyak yang beralih ke daging ayam. Mudah-mudahan kondisi baik saat ini terus terulang," harapnya.gus/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER