Tumpek Wariga Momen Menjaga Keselarasan dan Keharmonisan Alam

  • 14 Mei 2022
  • 18:45 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 1532 Pengunjung
Pemkab Tabanan menggelar perayaan Rahina Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi sebagai pelaksanaan tata-titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. Foto: humas pemkab tabanan

Tabanan, suaradewata.com - Alam adalah rumah kita, tempat kita melakukan segala aktivitas. Menjaga dan melestarikan keselarasan dan keharmonisannya adalah tanggung jawab kita bersama. Sebagai wujud syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan keindahan yg diberikan, Pemkab Tabanan menggelar perayaan Rahina Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi sebagai pelaksanaan tata-titi kehidupan masyarakat Bali berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru. Kegiatan ini dipusatkan di kawasan DTW Alas Kedaton, Kukuh, Marga, Tabanan, dirangkaikan dengan penanaman pohon, Sabtu, bertepatan dengan perayaan Tumpek Wariga (14/4). 

Perayaan Tumpek Wariga atau juga dikenal dengan Tumpek Pengarah, Tumpek Pengatag ataupun Tumpek Bubuh di Kabupaten Tabanan dihadiri secara langsung oleh Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM. Turut mendampingi saat itu, Wakil Bupati I Made Edi Wirawan, SE, Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga beserta salah satu anggotanya Eka Putra Nurcahyadi, jajaran Forkopimda, Sekda, serta jajaran OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, dengan kompak mengikuti perayaan ini berbaur dengan masyarakat setempat. 

Mewujudkan visi pembangunan Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, maka penerapan nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi perlu dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Bali secara menyeluruh, konsisten, berkelanjutan dengan tertib, disiplin dan penuh rasa tanggung-jawab. Melaksanakan nilai-nilai tersebut, diperlukan tata-titi kehidupan masyarakat Bali yang menyatu dan menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara alam Bali, Manusia/Krama dan Kebudayaan Bali. 

Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Tabanan selalu berusaha menjaga kesucian, kelestarian, keseimbangan, keselarasan, keharmonisan alam beserta isinya sekala niskala cerminan perwujudan nilai Sad Kerthi menuju Bali Era Baru. "Upacara Tumpek Wariga ini, mempunyai arti agar kita sebagai umat manusia bisa introspeksi diri dan melakukan hal yang baik, seperti selalu berusaha membangun keharmonisan antara manusia dengan alam semesta di hari yang suci ini," pinta Sanjaya dalam sambutannya saat itu.

Disamping itu, Sanjaya juga mengajak seluruh jajaran dan elemen masyarakat saat itu melakukan doa sebagai ucap syukur yang tulus kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perayaan ini mendapat berkah sesuai yang diharapkan. "Dihari yang baik ini, saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh hadirin atas keikutsertaannya dalam acara ini. Semoga dengan berkat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kita selalu mendapat kerahayuan dan keselamatan juga membawa persatuan di Bumi Tabanan dalam menuju terwujudnya Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani," harap Sanjaya. 

Tumpek Wariga sendiri merupakan hari suci umat Hindu di Bali yang dirayakan setiap enam bulan sekali sebagai penanda 25 hari sebelum galungan. Pemujaan ini ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi yang manifestasinya sebagai Dewa Sangkara atau Dewa penguasa kesuburan semua pepohonan dan tumbuhan. Dimana dalam upacara tersebut dipersembahkan lima macam bubur/bubur sumsum kepada semua tumbuh-tumbuhan, diantaranya, bubur beras putih, bubur beras merah, bubur sumsum hijau, bubur ketan kuning, dan bubur beras injin atau beras hitam.rls/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER