Persediaan Vaksin Anti Rabies di Buleleng Dalam Jumlah Aman, Kadistan : Kita Bentuk Tim Respon Cepat

  • 09 Mei 2022
  • 19:20 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1463 Pengunjung
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. I Made Sumiarta. Foto: sad

Buleleng, suaradewata.com - Penyakit rabies dari gigitan anjing liar maupun anjing yang diliarkan oleh pemiliknya, mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dalam hal ini Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng. Kendatipun setiap tahunnya mengalami penurunan. 

Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. I Made Sumiarta. Ia menyebut kasus rabies akibat gigitan anjing liar masih terjadi di Buleleng, namun demikian pihaknya menegaskan kasus rabies menurun setiap tahunnya.  

“Beberapa hari yang lalu, memang sempat terjadi kasus rabies akibat gigitan anjing liar. Dalam hal ini, kita tidak menerima laporan, seharusnya ketika masyarakat digigit anjing liar maupun diliarkan wajib melaporkan kejadian itu ke pihak pemerintah desa untuk dengan segera bisa ditindaklanjuti,” jelasnya, Senin, (9/5/2022) di ruang kerjanya.  

Iapun mengatakan pihaknya di Distan Buleleng sebelumnya telah melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah kecamatan dan pemerintahan desa/kelurahan untuk menghimbau masyarakat terkait laporan gigitan anjing liar maupun yang diliarkan pemiliknya. Bukan hanya itu saja, pihaknya juga telah memberikan saran kepada seluruh desa adat di Buleleng untuk membuat “Perarem” atau aturan adat bilamana terjadi kasus gigitan anjing maupun aturan memelihara anjing diliarkan.  

“Hasil evaluasi yang kita lakukan, dari sekian desa/kelurahan yang ada di Buleleng, hanya Desa Bengkala yang kita nilai berhasil menerapkan Perarem. Sehingga tidak lagi ditemui kasus gigitan anjing maupun kasus rabies,” terang Kadis Sumiarta. 

Menyangkut masalah pencegahan kasus rabies, menurut Kadis Sumiarta pihaknya secara berkelanjutan dan menyeluruh melakukan giat vaksinasi anjing ke desa-desa dan kelurahan. Dimana  berbagai metode pun dilakukan untuk melancarkan pelaksanaan vaksinasi.  

“Guna mendukung program vaksinasi, kita menyiapkan 8 orang dokter hewan. Diantaranya, untuk pelaksanaan vaksinasi di Dinas Pertanian dan masing-masing dua dokter hewan di setiap kecamatan. Hal ini merupakan tim respon cepat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Semuanya gratis dan dilayani 24 jam penuh,” tandasnya. 

Sementara itu secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Buleleng, dr. Sucipto mengungkapkan persediaan Vaksin Anti Rabies (VAR) di Buleleng masih dalam jumlah yang aman. Hal itu dipastikan karena pihaknya tidak berpatokan pada bantuan VAR dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, namun juga melakukan pengadaan vaksin secara mandiri.  

“Pengadaan vaksin ini, selain menerima bantuan dari Pemprov Bali, juga kita melakukan pengadaan vaksin secara mandiri. Terhadap hal ini,  pada tahap pertama kita mengadakan vaksin sebanyak 3.000 vial, dari jumlah itu kini tersisa 538 vial. Tahap kedua kita akan segera adakan lagi 3.000 vial,” urainya. 

Iapun menjelaskan terkait mekanisme vaksinasi, pihaknya telah menyiapkan Rabies Center (RC) di seluruh Puskesmas di Kabupaten Buleleng dan rumah sakit pemerintah. Secara teknis penanganan kasus gigitan anjing wajib melakukan pertolongan pertama dengan mencuci luka gigitan pada air mengalir dan menggunakan sabun. Setelah itu yang bersangkutan dapat datang langsung ke lokasi Rabies Center.  

“Jika ada indikasi rabies, kita akan suntikan VAR sebanyak 3 kali. Tahap pertama dua kali, kemudian dalam kurun waktu 14 hari berikutnya kita suntikan lagi. Khusus kepada anjing yang menggigit korban, dilakukan monitoring untuk mengetahui apakah positif rabies atau tidak,” tukas dr. Sucipto.sad/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER