Nyoman Parta Perjuangkan Keringanan, Kredit Untuk Pelaku Wisata Bali

  • 30 Maret 2022
  • 17:45 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2743 Pengunjung
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan asal Gianyat Bali, I Nyoman Parta saat menyampaikan keluhan pengusaha pariwisata Bali dalam Rapat Dengan Pendapatan (RDP) Komisi VI dengan para Direktur Bank Pemerintah di Gedung DPR RI Senayan Rabu, (30/3/2022)

Jakarta, suaradewata.com – Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta tak pernah henti memperjuangkan Bali. Kali ini anggota Fraksi PDIP asal Gianyar Bali itu memperjuangkan keringanan kredit bagi para pengusaha pariwisata di pulau Bali. Hal itu disuarakan Parta dalam Rapat Dengan Pendapatan (RDP) Komisi VI dengan Sunarso Direktur Utama Bank BRI (Sunarso), Direktur Utama Bank Mandiri (Royke Tumilaar), Direktur Utama Bank BNI (Silvano Winston Rumantir), dan Direktur Utama Bank BTN (Haru Koesmahargyo) Rabu, (30/3/2022) di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta.

Apa yang dilakukan Parta bukan tidak beralasan, dia mengaku banyak sekali mendapat keluhan dari para pengusaha akomodasi pariwisata lokal berkaitan dengan kendala tambahan kredit di Bank pemerintah. “Saya banyak sekali dihubungi para pengusaha pariwisata Bali akan kendala mendapatkan kredit di Bank Pemerintah, dan tadi dalam RDP sudah saya sampaikan kepada para Direktur Bank untuk membantu para pengusaha pariwisata Bali,” ucapnya saat dihubungi www.suaradewata.com.

Kata dia, kepada para diretur utama bank itu pihaknya menegaskan bahwa Bali mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi minus lebih dari 9% akibat hantaman covid 19. Bali yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari industri pariwisata, sedangkan Covid-19 justru terjadi pembatasan orang ke Bali akibatnya banyak perusahan khususnya pariwisata mengalami stagnasi bahkan kebangkrutan.

Kan sudah ada program restrukturisasi..?. Ditanya demikian Parta membenarkan, namun itu tidak cukup karena kondisinya berbeda. “Kita tahu diawal Covid-19 para pengusaha itu mengajukan program restrukturusasi 3 sampai 6 bulan, tapi ternyata Covid-19 berjalan lebih dari 2 tahun,” tegasnya.

Dan sekarang setelah 2 tahun lebih Covid-19 sudah mulai ada kelonggaran namun hotel, restoran, dan akomodadi pariwisata sudah terlanjur tutup dan sekarang untuk mau bangkit kembali seiring mulai berdatangan wisatawan ke Bali mereka terkendala dengan permodalan.

“Saat ini para pekaku usaha di Bali sedang mengalami kendala permodalan untuk me-recovery usahanya, mereka punya jaminan, opertunity juga ada karena wisatawan mulai datang namun pihak Bank Himbara  tidak responsif karena masih menggunakan syarat kredit ketika suasana normal. Padahal kondisi Bali tidak normal, penanganannya harus ekstra, jangan standar,” bebernya.

Untuk itu pihaknya berharap pemerintah harus hadir lewat Bank Himbara menyelamatkan ekonomi Bali dengan Kredit Recovery agar mereka bisa memperbaiki atap, perbaiki AC dan sambungan, listrik dan lain sebagainya. “Kredit Recovery harus diberikan oleh Bank-Bank Pemerintah, beri kemudahan kepada pengusaha lokal hanya Bank Pemerintah yang bisa melakukan ini. Kalau berharap dari bank swasta kan nggak mungkin,” pangkas Parta.

Dipihak lain Dirut BNI Bapak Silvano Winston Rumantir menegaskan pihaknya akan membantu para pengusaha tersebut namun dengan menelusuri lebih dulu cash flownya. "Kita akan minta nasabah untuk mengajukan ulang, akan dilihat permasalahannya struktural atau tidak, jika cash flow nya masih memungkinkan di bantu, kami akan bantu. Karena kita juga ingin nasabah kita hidup, tumbuh berkembang makin besar. Kita akan pisahkan antara yang karena krisis covid-19 dan sebelum covid-19." Jawab Dirut BNI Bapak Silvano Winston Rumantir. red/dol


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER