Mengembalikan Lahan Pertanian Tidur, Desa Sidan Bangun Kissidan Eco Hill

  • 23 Maret 2022
  • 10:25 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 2138 Pengunjung
Kissidan Eco Hill Desa Sidan, lahan pertanian organik dan ekowisata baru di Gianyar timur. Foto : gus/suaradewata

Gianyar, suaradewata.com - Kissidan Eco Hill merupakan upaya Kepala Desa Sidan untuk mengembalikan lahan pertanian yang terbengkalai belasan tahun. Lahan pertanian juga dipadukan dengan ekowisata sebagai tempat edukasi pertanian organik di Gianyar.

Memadukan wisata Bali kuno dengan ekowisata berupa perpaduan restoran dengan pemandangan sawah, jurang dan bukit, Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar membangun tempat wisata yang diberi nama Kissidan Eco Hill.

Objek wisata itu dibangun menggunakan anggaran dari Puspa Aman Pemkab Gianyar dan Dana Desa yang dulunya merupakan lahan terbengkalai. Lahan pun disulap menjadi objek wisata yang diharapkan dapat menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat.

Perbekel Desa Sidan, Made Sukra Suyasa menjelaskan bahwa lahan terbengkalai itu sebelumnya penuh dengan pohon dan tanaman liar karena ditinggal oleh pemiliknya untuk mencari nafkah keluar desa. Kemudian pihaknya berinisiatif membangkitkan kembali lahan pertanian tersebut dengan mengubahnya menjadi restoran dengan pemandangan sawah terasering. Terlebih sertifikat desa wisata untuk Desa Sidan sudah terbit tahun 2019 lalu. Disamping itu Desa Sidan yang dekat dengan pusat pemerintahan Kabupaten Gianyar yang kerap menjamu tamu pemerintahan. “Awalnya kita selalu bingung kalau menjamu tamu. Karena tidak ada tempat. Dan karena Desa Sidan sudah menjadi desa wisata, maka sekarang bangkitkan lagi dengan format baru,” ungkapnya saat ditemui Selasa (22/3).

Format baru yang dimaksud adalah memadukan semua potensi yang ada termasuk obyek rintisan baru. Setelah mengkonsep seluruhnya, pada bulan Juli 2021, Sukra Suyasa pun mengumpulkan warga untuk kemudian melakukan pembabatan tanaman dan pepohonan liar yang menyebabkan lahan itu selama ini terbengkalai.

Pihaknya menggunakan anggaran Puspa Aman sekitar Rp 70 Juta dalam penataan awal. Selanjutnya pihaknya menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) sebanyak dua kali, yakni di tahun 2021 sekitar Rp 250 juta. Kemudian di tahun 2022, pihaknya menggunakan 20 persen dari ADD. Dimana tahun ini Desa Sidan mendapatkan ADD sekitar Rp 860 Juta.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan jika yang menjadi potensi rintisan baru adalah gerai Puspa Aman dengan luas lahan sekitar 3 hektar, yang mana lahannya milik desa dan bantuan bibit dari Pemkab Gianyar. Potensi lain adalah display pertanian organik dilengkapi museum subak dan pengunjung bisa melalukan tanam padi atau matekap pada musim yang sama. “Kita juga mengembangkanT aman Gumi Banten. Dimana spot ini dengan lahan seluas 1 hektar, yang ditanami tanaman upakara, tanaman langka dan tanaman pendukung untuk upakara yadnya. Pada beberapa obyek juga kami sediakan tempat swaphoto, yang nantinya kalau sudah berjalan akan dipandu Pokdarwis Desa Sidan,” papar Suyasa.

Pihaknya pun tak menutup pintu untuk masuknya investor ke objek wisata tersebut.  “Jika ada investor yang ingin berinvestasi kita tetap buka, asalkan tidak merusak Desa Sidan sebagai areal pertanian. Pariwisata adalah bonus dari pertanian," tandasnya.

Saat ini Desa Sidan memiliki sekitar 100 hektar lahan pertanian yang mana 40 hektar sudah menanam padi organik. "Awal mula susah kami menerapkan pertanian organik, tapi secara perlahan setelah panen ketiga kami menemukan hasil melebihi dari penggunaan bahan kimia," ungkapnya. 

Sukra pun berharap pertanian organik lebih bisa diterima oleh warga Sidan dan masyarakat Gianyar. "Hasil beras dari padi organik yang kami hasilkan, menjadi menu unggulan di Kissidan Eco Hill," ujarnya. gus/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER