Putri Koster Sosialisasikan Program PAKIS Bali di Sela Aksi Sosialnya ke Karangasem dan Bangli

  • 30 November 2021
  • 20:55 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1510 Pengunjung
suaradewata

Bangli,suaradewata.com - Manggala Utama PAKIS Bali, Ny. Putri Koster yang hadir bersama Manggala PAKIS Bali T.I.A Kusuma Wardhani dan pengurus lainnya di sela-sela Pasikian Paiketan Krama Istri (PAKIS) Desa Adat Provinsi Bali melaksanakan aksi sosial untuk meringankan beban masyarakat korban bencana gempa bumi dan tanah longsor di dua wilayah, yaitu Kabupaten Karangasem dan Bangli, Selasa (30/11) menginformasikan sejumlah program dari lembaga yang dipimpinnya.

Disebutkan olehnya, PAKIS Bali resmi terbentuk pada September 2020 dan tahun ini genap berusia satu tahun. Di awal pembentukannya, PAKIS Bali masih fokus pada program sosialisasi untuk menginformasikan keberadaan sayap organisasi MDA ini. Selain sosialisasi, PAKIS Bali mulai melaksanakan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan upaya penguatan adat dan budaya Bali. Program yang telah berjalan, yaitu pelatihan etika berbusana dan tata rambut pakem Bali. Berikutnya, PAKIS Bali juga mengambil peran dalam upaya pelestarian tari sakral, satu diantaranya adalah Tari Rejang.

Menurut Ny. Putri Koster, dewasa ini terjadi euforia di tengah masyarakat yang menampilkan tarian sakral tidak sesuai dengan tempat dan fungsinya. Padahal, tarian sakral atau yang disebut juga tarian wali, hanya dapat dipentaskan di tempat terpilih. Ny. Putri Koster menyebut, belakangan Tari Rejang kerap ditarikan untuk kepentingan di luar upacara keagamaan. Padahal, Tarian Rejang adalah salah satu tarian sakral yang dipentaskan di tempat dan acara tertentu saja.

"Tarian Rejang tidak bisa dipentaskan untuk tujuan selain berhubungan dengan upacara keagamaan. Untuk itu, kita harus bangun kesadaran bersama, kita kembalikan tarian sakral ini ke pakemnya masing-masing," ujar tokoh perempuan yang dikenal sebagai seniwati multitalenta ini.

Ny. Putri Koster menambahkan, sosialisasi di tengah masyarakat terkait keberadaan tarian sakral, harus terus dilakukan. Dengan begitu, masyarakat menjadi paham, tarian mana yang masuk dalam tarian wali, tarian bebali, dan mana pula masuk tarian balih-balihan (tontonan).

"Pakis Bali memegang peran yang sangat strategis dalam sosialisasi keberadaan tarian sakral ini. Jika ada tarian sakral yang hampir punah, kita gandeng stakeholder terkait untuk merekonstruksi kembali tarian tersebut. Mari kita perkuat, lindungi, dan jaga kelestarian tarian sakral yang ada di masing-masing desa adat," pinta Ny. Putri Koster yang juga menjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali ini. Ia berharap, PAKIS yang telah terbentuk di Kabupaten/Kota juga melakukan hal serupa.kw/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER