Rujukan Pasien Keluar Bangli Dievaluasi, Pembangunan RSU Segera Masuk Lelang

  • 28 Oktober 2021
  • 18:40 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 1452 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Berbagai upaya dilakukan Pemkab Bangli, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satunya, melakukan perombakan pembangunan  gedung RSUD Bangli  dengan anggaran Rp 75 miliar. Prosesnya saat ini, akan segera masuk pelelangan di ULP. Demikian dipaparkan Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta saat membuka optimalisasi pelayanan kesehatan rujukan yang digelar  di ruang Krisna Kantor Bupati Bangli, Kamis (28/10/2021).

Selain membangun dan membenahi fasilitas di RSUD Bangli, kata dia, pihaknya juga melakukan evaluasi terkait kebijakan merujuk pasien ke luar daerah.  Yang mana, sesuai keputusan rapat kemarin, yang berhak merujuk pasien ke luar daerah adalah RSUD Bangli. “Yang dirujuk hanya pasien yang tidak bisa tertangani di  Bangli. Kalau yang masih bisa kita upayakan tertangani di Bangli,”ujar Sedana Arta.

Tindak lanjut dari itu, mulai Senin lalu pihaknya telah menyurati pihak BPJS, agar memblokir atau menyetop terkait dengan rujukan pasien ke luar daerah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk optimalisasi pelayanan  masyarakat. Dia juga mengaku telah  mengetahui secara detail, bukan saja orangnya, namun juga angka klaim yang mestinya terbayar ke Bangli. "Rawat inap dan rawat jalan berapa miliar sudah kita pegang datanya. Siapa saja yang rutin merujuk pasien ke luar daerah sudah kita ketahui secara jelas. Bahan penyakit-penyakitnya semestinya masih bisa ditangani  FKTP utama,”katanya.

Karena itu, Bupati Sedana Arta dalam forum itu  mengajak  semua pihak khususnya insan kesehatan untuk kembali ke jati diri, dimana diangkat menjadi ASN di Bangli agar mau mengabdi untuk Kabupaten Bangli. “Pengabdian ini harus dibuktikan dalam bentuk nyata dalam keberpihakan untuk Kabupaten Bangli,”pintanya.

Lebih lanjut beber Bupati asal Desa Sulahan ini, Pemkab Bangli hampir 95 persen lebih ikut program UHC. Sementara Kabupaten lain ada yang tidak ikut program UHC, yang tidak ikut UHC tentu APBD sedikit untuk membiayai BPJS. Namun, justru klaimnya lebih banyak dapat dari Bangli. “Kenapa demikian, karena lolos dari Bangli. Jadi kita tidak perlu argumentasi, mari kita berbenah semua, khususnya kesiapan RSUD dalam menerima pasien-pasien yang tidak lagi dirujuk ke luar,”katanya.

Papar dia lagi, dirinya pasca mutasi di RSUD  Bangli terus mendorong wadir  dan direktur untuk mendatangkan dokter-dokter spesialis yang bisa mendukung RSUD Bangli agar lebih lengkap, baik SDM dan peralatan. “Kita juga meminta pihak RSUD Bangli untuk mendatangkan dokter ahli kanker termahal.  Kita saat ini jangan lagi berfikir daerah ini seolah-olah miskin, dengan APBD 1,2 triliun bisa lakukan apa saja dengan prioritas yang telah kita sepakati bersama,”ujarnya.ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER