Mengapresiasi Kesuksesan PON XX Aman dan Sehat

  • 15 Oktober 2021
  • 17:30 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1429 Pengunjung
Sumber Foto : Google

Opini,suaradewata.com - Masyarakat mengapresiasi kesuksesan PON XX yang berlangsung aman dan sehat. Kesuksesan tersebut menandakan keberhasilan Indonesia menyelenggarakan event besar di masa pandemi Covid-19 sekaligus menepis kekhawatiran kondisi keamanan di Papua.

Pandemi covid-19 menyebabkan penyelenggaraan PON XX tertunda selama setahun. Akhirnya PON XX diadakan tahun 2021, dengan pertimbangan ketika ditunda lagi akan rugi waktu dan biaya. Sejak awal dibuka hingga penutupan, tanggal 15 oktober 2021, PON tetap terselenggara dengan prokes ketat. Penyebabnya karena ini adalah salah satu syarat diadakannya suatu event outdoor di masa pandemi.

Setelah PON XX ditutup dengan sukses, maka tercatat kasus covid-19 di sana, tetapi sangat minim. Perbandingannya, jika ada lebih dari 7.000 orang yang datang ke Papua, baik untuk bertanding maupun sebagai tamu kehormatan, maka hanya 89 di antara mereka yang kena corona. Itupun hanya gejala ringan sehingga lekas sehat, pasca dikarantina dan diberi pengobatan yang intensif oleh nakes.

Kesuksesan PON XX yang menekan angka pasien corona dari kalangan atlet dan offisial sangat diapresiasi. Pasalnya, jika tidak ada kedisiplinan panitia dalam melakukan prokes ketat, maka bisa saja terbentuk klaster baru. Akan tetapi tidak terjadi, dan masyarakat di sekitar arena PON XX juga aman-aman saja, bahkan mereka juga sehat karena sudah divaksin covid sebelum PON dimulai.

Prokes ketat yang dilakukan di arena PON XX di antaranya memakai masker (kecuali saat bertanding di lapangan/arena olahraga), mencuci tangan, dan menjaga jarak. Sebisa mungkin tidak ada kontak fisik, bahkan dari pelatih ke atletnya, jadi mereka tidak bisa berpelukan pasca bertanding seperti biasanya. Hal ini sudah dimaklumi karena saat pandemi memang wajib menjaga jarak.

Selain itu, setelah bertanding para atlet langsung pulang ke Wisma Atlet dengan kendaraan yang sudah disiapkan oleh panitia PON XX. Kendaraan khusus memang disiapkan karena mereka tamu kehormatan, sekaligus menjaga agar tidak berkerumun dengan warga lain. Penyebabnya karena para atlet biasanya dikejar oleh fans dan akhirnya terbentuk kerumunan, sehingga harus dijaga agar langsung dipulangkan.

Setelah sampai di Wisma atlet, pelatih dan atletnya juga langsung mandi, keramas, dan mengganti baju, serta mematuhi poin-poin prokes yang lain. Walau berada di dalam Wisma Atlet, mereka juga tetap disiplin mengenakan masker dan tidak bergerombol. Sebagai atlet mereka sudah biasa untuk menaati peraturan dan tidak berbuat nakal selama penyelenggaraan PON XX.

Minimnya kasus covid di arena PON XX karena saat penyelenggaraannya mengunakan sistem bubble. Aktivitas para atlet benar-benar dijaga ketat, dalam artian mereka tidak boleh keluyuran setelah bertanding atau jalan-jalan sendiri ke foodcourt dan tempat wisata. Para atlet setelah bertanding langsung pulang, dan ketika di dalam venue PON XX juga hanya bermobilitas dari tempat duduk ke arena pertandingan.

Ketatnya penjagaan para atlet ini bukan bermaksud memenjarakan mereka, melainkan mejaga agar jangan sampai kena corona. Meski di sekitar venue PON XX masyarakatnya sudah disuntik vaksin, sehingga membentuk kekebalan kelompok, tetapi bisa saja ada potensi penularan dari tempat lain. Apalagi cuaca Papua yang panas, bisa saja ada yang sesekali membuka masker karena kegerahan, dan berpotensi kena droplet (jika keluyuran).

Kesuksesan penyelenggaraan PON XX yang meminimalisir kasus covid di Papua amat patut diapresiasi, karena panitia melakukan disiplin ketat dalam melakukan prokes 10M. PON XX berlangsung dengan aman tanpa ada kekhawatiran melonjaknya kasus corona di Papua. Kerja keras panitia terbayar sudah, karena selama hampir 2 minggu mereka telah bekerja sangat keras untuk menyelenggarakan PON yang sesuai dengan standar kesehatan saat pandemi.

Alfred Jigibalom, Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER