Lomba Sastra Saraswati Sewana Lahirkan Karya Kekawin dan Kidung tentang Pandemi

  • 02 Agustus 2021
  • 13:40 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 1480 Pengunjung
istimewa

Gianyar, suaradewata.com - Ajang kreasi Sastra Saraswati Sewana, ternyata membuktikan antusiasme masyarakat peminat sastra untuk tetap kreatif berkarya di masa pandemi.  Dan yang paling menarik ajang ini mampu melahirkan karya-karya kakawin dan kidung baru dengan tema Pamarisudha Gering Agung. Hal itu disampaikan oleh AA. GN Ari Dwipayana, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, Senin (2/8/2021). 

Lebih jauh Ari Dwipayana mengatakan bahwa hingga batas akhir penyerahan lomba pada hari Minggu, 1 Agustus 2021, tercatat  ada 344 karya yang diterima oleh panitia. Karya-karya tersebut terdiri dari 172 karya puisi, 52 karya cerpen, 37 karya satua Bali, 51 karya geguritan, 17 karya kidung dan 15 karya kekawin. 

“Pencapaian ini diluar ekspektasi kami, terutama untuk karya kakawin dan kidung.  Awalnya, kami khawatir dengan minat masyarakat pada penciptaan karya sastra klasik. Hari ini kekhawatiran tersebut telah terjawab. Kami menyampaikan terima kasih, matur suksma kepada masyarakat yang telah menggikuti rangkaian acara ini. Secara khusus saya juga menyampaikan apresiasi kepada para guru, para penyurat kakawin dan kidung, yang bersedia “turun gunung”. Ikut mencipta dan memberikan motivasi pada kalangan muda untuk mau mencoba dan tidak takut menulis kakawin atau kidung”, pungkas Ari. 

Menurut salah satu juri Sastra Bali Klasik dalam ajang kreasi sastra ini, Putu Eka Guna Yasa, ajang kreasi penciptaan sastra Bali Klasik, khususnya kakawin dan kidung, selama ini belum pernah dilakukan. “Keberanian Yayasan Puri Kauhan Ubud untuk mengajak dan membangkitkan kreativitas para penulis kakawin dan kidung ini membuat kami sangat  antusias dan tertantang.  Ini langka, kesempatan yang sangat  bagus. Langkah pertama sudah diambil, semoga dalam  penyelenggaraan berikutnya, penulis dan peminat kreasi sastra Bali Klasik ini akan semakin banyak”, ungkapnya. 

Tidak seperti ajang kreasi pada umumnya, acara ini didahului serangkaian workshop yang terbuka untuk   umum dan gratis. Menurut Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana, workshop diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan sekaligus memotivasi masyarakat agar semangat mencipta karya sastra Bali di masa pandemi. Ajakan untuk tetap kreatif mencipta melalui workshop sastra Bali klasik dan Sastra Bali modern ini, disambut sangat antusias.  Tercatat sekitar 800 peserta dari berbagai daerah di Indonesia mendaftar dan mengikuti acara workshop yang dipandu para juri yang sangat kompeten dibidangnya. 

Selain itu Yayasan Puri Kauhan Ubud berkomitmen untuk terus mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk tetap kreatif mencipta di masa pandemi. Serangkaian talkshow bertajuk “Millennials Nyastre” disiarkan di radio Phoenix  Denpasar yang menyasar kalangan millennials.  Talkshow kreatif mencipta di masa pandemi juga disiarkan di RRI Pro-1, Pro-3 dan Pro-4 Denpasar, diikuti dialog di BaliTV, serta talkshow diprogram Wirasa TVRI Bali.  

Gung Ari juga menjelaskan bahwa selain mengadakan ajang lomba sastra, Yayasan Puri Kauhan Ubud menginisiasi kampanye “Mai Mabasa Bali” dengan melibatkan berbagai kalangan, termasuk band-band yang sudah sangat dikenal di Bali. Diluar itu, Yayasan Puri Kauhan Ubud juga menyelenggarakan lomba kartun strip “Mai Mabasa Bali” yang batas akhir pengirimannya pada tanggal 4 Agustus 2021.    

Ari Dwipayana, yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden RI, menyampaikan bahwa setelah penutupan maka para juri akan melakukan penilaian karya untuk menemukan lima karya terbaik di masing-masing kategori. Pengumuman pemenang akan dilakukan bertepatan dengan hari kemerdekaan, 17 Agustus 2021 yang akan datang. Dan penyerahan hadiah kepada para pemenang akan diselenggarakan pada Hari Suci Saraswati, 28 Agustus 2021. rls/gus/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER