Mayoritas Masyarakat Mendukung Vaksinasi Covid-19

  • 28 Juli 2021
  • 18:50 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1811 Pengunjung
google

Opini,suaradewata.com - Warga banyak yang mendukung vaksin karena mereka ingin segera bebas dari ancaman penularan corona. Mereka juga berkampanye agar banyak yang mau divaksin dan mengecam pihak antivaksin.

Ketika vaksin corona ditemukan maka masyarakat amat senang karena  mereka memiliki harapan untuk mengakhiri masa pandemi secepatnya. Penyebabnya karena setahun lebih pandemi, mereka didera kecemasan, seolah-olah corona menjadi penyakit yang akan diderita oleh semua orang. Namun saat ada vaksin tentu virus covid-19 akan loyo.

Program vaksinasi nasional dimulai awal tahun 2021 dan mayoritas masyarakat menyetujuinya. Menurut survey dari Lembaga Survey Indonesia (LSI), sebanyak 85% warga setuju akan vaksin, sedangkan yang menolak tidak sampai 10%. Survey lain juga menunjukkan bahwa 68,6% masyarakat percaya bahwa vaksin bisa menangani corona.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyatakan puas dengan hasil survey tersebut. Menurutnya,  hasil survey menunjukkan dukungan  yang cukup besar dari sudut pandang opini masyarakat. Dalam artian,  hal ini amat bagus karena makin banyak yang setuju dengan vaksinasi, maka makin cepat terbentuk herd immunity dan kita bisa mengakhiri masa pandemi secepatnya.

Banyaknya masyarakat yang setuju akan vaksin ini membuat pemerintah gembira karena ada kerja sama yang baik antara kedua belah pihak. Berarti makin banyak yang sadar bahwa vaksin adalah ikhtiar untuk mendapatkan kesehatan dan imunitas dari corona. Masyarakat mendukung program pemerintah karena memang program itu dibuat untuk kebaikan mereka sendiri.

Apalagi vaksin digratiskan 100% sehingga tidak memberatkan warga. Berbeda dengan masyarakat di negara lain seperti Singapura yang harus membayar cukup tinggi untuk mendapatkan 2 kali injeksi vaksin. Sehingga vaksinasi yang gratis memang sudah seharusnya dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik.

Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan bahwa hasil survey LSI sejalan dengan temuan di lapangan. Penyebabnya karena saat ini lebih banyak masyarakat yang setuju akan vaksin, daripada yang tidak setuju. Beda dari beberapa waktu lalu, saat ada kalangan yang tidak mau divaksin karena tidak percaya adanya corona.

Banyaknya yang setuju akan vaksinasi tentu melegakan, karena berarti mereka memang sadar bahwa saat ini masih masa pandemi. Sangat sedikit yang masih menyangkal adanya virus covid-19, mungkin karena mereka sudah melihat pasien corona dengan mata kepala sendiri atau merasakan derita sakitnya sendiri.

Selain itu, banyak yang pro vaksinasi menunjukkan kedewasaan masyarakat dan mereka tidak percaya akan hoaks tentang corona dan vaksinasinya. Misalnya ketika ada yang men-share tentang vaksin yang mengandung ini dan itu, maka akan banyak yang menyanggah dan berkata bahwa vaksin itu aman, lolos uji BPOM, dan sudah halal MUI.

Adanya masyarakat yang masih termakan hoaks corona dan terpengaruh oleh kaum antivaks (anti-vaksin) merupakan sebuah ganjalan dari vaksinasi. Mereka masih tetap ngeyel tidak mau divaksin, dan yang lebih menyebalkan lagi jika kena corona berkata bahwa ini adalah takdir. Padahal takdir buruk bisa dicegah, salah satunya dengan vaksinasi.

Masyarakat yang pro vaksinasi jumlahnya tentu lebih banyak daripada antivaks, sehingga mereka turut menjadi duta vaksin dan turut mengkampanyekan program ini di media sosial. Contoh paling sederhana adalah ketika ada yang sudah selesai divaksin, maka ia berfoto dan menunjukkan bahwa injeksi yang didapat tidak membuatnya sakit. Malah ia senang karena akan bebas corona.

Mayoritas masyarakat mendukung vaksinasi dan pemerintah senang karena mereka sadar, bahwa program ini dibuat demi keselamatan mereka sendiri. Pandemi yang tidak dikendalikan dengan vaksinasi akan menjadi mimpi buruk yang sangat mengerikan, karena akan terjadi kematian massal. Oleh karena itu, mari kita vaksinasi dan menjadi duta vaksin di media sosial.

Gita Kusumadewi, Penulis adalah warganet tinggal di Pekanbaru


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER