Putri Koster Roadshow ke 3 Radio di Buleleng Sosialisasikan Pengolahan Sampah

  • 24 Juni 2021
  • 15:50 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1519 Pengunjung
suaradewata

Buleleng,suaradewata.com - Setelah diluncurkannya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor  47 Tahun 2019 tentang Pengolahan Sampah Berbasis Sumber oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Pemprov terus mensosialisasikan ke masyarakat. Tak ketinggalan Ketua TP PKK Prov Bali, Ny. Putri Koster pun gencar turun ke masyarakat berpartisipasi mengedukasi tentang pentingnya mengelola sampah di tingkat rumah tangga.

Seperti yang dilakukan pada Rabu (23/6), Ny. Putri Koster berkesempatan road show ke tiga radio di Buleleng untuk mensosialisasikan tentang peraturan tersebut. Bersama dengan Kepala Desa Baktiseraga, Singaraja, Gusti Putu Ardana, pendamping orang nomor satu di Bali itu menyapa masyarakat di Radio RRI Singaraja, Radio Singaraja FM, dan terakhir Radio Nuansa Giri.

Dengan mengusung semangat ‘Desaku Bersih tanpa Mengotori Desa Lain’, Ny. Putri Koster mengajak masyarakat untuk mulai mengolah sampah dari tingkat rumah tangga, sebelum diangkut oleh petugas untuk dibawa ke TPA. “Dalam Pergub sudah diatur dengan baik dan seksama, bagaimana kewenangan desa dan peran masyarakat untuk mengolah dan memilah sampah dari tingkat terkecil yaitu rumah tangga. Sementara Bupati/Walikota bertanggung jawab untuk membimbing dan menyediakan pelatihan untuk masyarakat dan kepala desa,” bebernya. Sehingga dalam hal ini, ia pun menekankan pentingnya sistem kontrol dari Bupati/Walikota atau camat tentang sejauh mana sistem ini bisa berjalan dengan baik.

Ia melanjutkan, pentingnya saat ini untuk mewujudkan rencana tersebut dengan cepat adalah mengubah mindset masyarakat. Mengubah itu, lanjutnya perlu sistem dan aturan yang tegas dari pemangku kepentingan, terutama di tingkat desa. “Saat ini harus punya keinginan kuat dari desa untuk berbenah. Buat sistem dan pola yang jelas serta sanksi yang tegas mengajak masyarakat untuk berbenah. Jangan menunggu agar masyarakat sadar dulu,” lanjutnya.

Perubahan mindset juga dikatakannya bisa dengan penanaman pemahaman kepada warga, bahwa masyarakat yang membuat sampah, tentu masyarakat juga yang harus menyelesaikan. “Kita yang membuat sampah masa orang lain yang harus mengurusnya? Pola pikir seperti itu tentu harus diubah,” tegasnya seraya mengatakan ke depan keberadaan TPA bukan sebagai tempat pembuangan akhir, tapi tempat pengolahan sampah untuk didaur ulang.awp/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER