Pemerintah Optimal Membangun Papua dan Menindak KST

  • 16 Juni 2021
  • 18:45 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2407 Pengunjung
Google

Opini,suaradewata.com - Pemerintah berusaha keras membangun Papua dengan membuat infrastruktur yang memudahkan kehidupan masyarakat. Sehingga tidak ada ketimpangan antara di Papua dan Jawa. Selain itu, pemerintah juga menindak KST dengan serius. Tujuannya agar rakyat di Bumi Cendrawasih tetap aman dari serangan mereka.
Papua adala daerah yang menyimpan potensi yang sangat besar, mulai dari kekayaan hasil tambang, hasil bumi, sampai kecantikan alam. Namun sayangnya keadaan di sana masih identik dengan wilayah yang sangat terpencil. Penyebabnya karena dulu saat masa orde baru belum ada  otonomi daerah, sehingga semua menjadi Jakarta-sentris dan Jawa-sentris.
Untuk mengatasi masalah ini, maka pemerintah sejak era reformasi berusaha membangun Papua agar lebih maju. Sejak tahun 2001 ada program otonomi khusus, sehingga mereka bisa lebih modern, dan dibangunlah berbagai infrastruktur seperti Bandara internasional Sentani dan Jembatan Youtefa. Tahun 2021 otsus diperpanjang lagi karena program ini snagat bermanfaat bagi kemajuan Papua.
Rakyat Papua sangat senang karena di era Presiden Jokowi, pembangunan di Papua lebih digiatkan lagi. Yang diperhatikan tak hanya pembangunan fisik, tetapi juga mental dan intelegensia. Anak-anak Papua diberi gedung sekolah yang bermutu dan juga  beasiswa sampai universitas, sehingga mereka bisa meraih mimpi untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Otomatis saat jadi sarjana, taraf kehidupan bisa membaik.
Selain itu, Papua juga dijadikan tempat berlangsungnya pekan olahraga nasional ke-20. Sehingga ada banyak venue seperti arena aquatic dan Istora Papua Bangkit, yang baru saja diserahkan ke KONI Papua. Setelah PON berakhir, istora bisa dimanfatkan sebagai tempat konser atau acara lain, sehingga bisa meningkatkan perekonomian di Bumi Cendrawasih.
Pemerintah juga memperhatikan rakyat Papua dari segi keamanan, karena masih saja ada gangguan dari kelompok separatis dn teroris (KST)-yang dulu bernama KKB. Mereka diklaim sebagai organisasi teroris karena terus meneror rakyat dan terus meresahkan. KST terus diburu karena tindakannya sudah melewati batas, dengan membunuh warga sipil yang tidak bersalah.
Satgas Nemangkawi yang terdiri dari gabungan prajurit TNI dan Polri terus memburu anggota-anggota KST, terutama yang menjadi DPO. Misalnya Sabius Walker dan Lekagak Telenggen. Kepala Satgas Humas Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudussy menyatakan bahwa terhitung sejak 12 mei hingga 12 juni 2021, satgas berhasil menangkap 15 anggota KKB.
Prestasi ini sangat baik karena posisi KST makin terdesak. Salah satu markas mereka di Kabupaten Puncak sudah diserbu, dan akan disusul oleh penelusuran markas selanjutnya. Oleh karena itu, Satgas Nemangkawi diperpanjang masa tugasnya. Masyarakat juga menyetujuinya, karena mereka merasa sangat berterimakasih, karena berkat Satgas, kehidupan jadi lebih aman. 
Untuk mendukung Satgas Nemangkawi, maka 400 prajurit TNI dari Batalyon Infantri 315/Garuda diberangkatkan ke Papua, tanggal 12 juni 2021. Tujuannya agar membantu pengamanan di Bumi Cendrawasih, khususnya di daerah Kabupaten Merauke, Asmat, dan Mimika. 
Meski ketiga daerah itu tidak terlalu rawan seperti di Kabupaten Puncak, tetapi keberadaan para prajurit tetap diharapkan. Karena pasukan KST bekerja dengan cara gerilya, sehingga ada kemungkinan mereka tiba-tiba mereka menyerang di Mimika atau daerah lain. Keselamatan rakyat lebih penting, oleh karena itu  para prajurit bekerja dengan keras demi keamanan warga sipil.
Keberadaan pasukan TNI di Papua disambut baik karena masyarakat paham bahwa mereka ingin membuat suasana aman tanpa ada serangan dari kelompok separatis bersenjata. Selain itu, masyarakat juga bahagia karena saat ini keadaan di Bumi Cendrawasih makin maju, berkat program otonomi khusus yang membangun berbagai infrastruktur dan kemajuan intelektualitas rakyat di Papua.
Alfred Jigibalom,  Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER