Dewan Badung Gelar Rapat Kerja Bersama Perumda Pasar Mangu Giri Sedana

  • 07 Mei 2021
  • 19:10 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 2003 Pengunjung
suaradewata

Badung, suaradewata.com - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung menggelar rapat kerja bersama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Mangu Giri Sedana di Gedung Sekretariat DPRD Badung, Jumat, (07/05/2021). Rapat kerja tersebut untuk mendapatkan penjelasan mengenai kinerja dan program kerja Perumda Pasar Mangu Giri Sedana.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Badung, Putu Alit Yandinata mengatakan bahwa pengelolaan Perumda Pasar dalam situasi Covid-19 ini, para direksi itu masih bisa memberikan upah minimum regional terhadap karyawannya dengan kondisi Covid-19 termasuk Tunjangan Hari Raya (THR). Setelah penyampaian tadi pun direksi pada triwulan pertama juga ada keuntungan itu sangat luar biasa. Terlepas dari itu semua jika kita hitung-hitungan bisnis, provit marginnya 9,7 persen itu tidak mengena. 

"Cuma persoalannya adalah terjadinya pembebanan atau warisan yang tidak efektif dari sisi penyertaan gedung. Katakanlah 25 milyar penyertaan modal Dalam bentuk gedung dari pemkab, ini kan harus diinventarisir, sejauh mana efektivitas dari pada gedung itu, Sejauh mana kajian dulu dari pada pasar yang dibentuk /dibikin," kata Alit Yandinata, Jumat, (07/05/2021).

Ia pun mencontohkan seperti pada pasar Latu Sari, kata ia, Latu Sari itu dulu dengan adanya pasar Mambal tidak layaklah dijadikan pasar karena terlalu dekat dengan pasar Mambal. Contoh lain seperti di Kapal, kata ia, di daerah Desa Kapal pun punya desa adat juga ada Banjarnya ada dan tidak efektif itu yang kami maksud. 

"Nah saran kami yang tidak efektif itu kita akan turun di komisi III memberikan Beberapa refrensi dan biar dikaji. Mau diapakan itu pasar sehingga tidak menjadi pembebanan terus," jelasnya.

Meski sudah melakukan upaya-upaya yang terbaik, baik melakukan trobosan-trobosan dalam bentuk penambahan bidang usahanya dan lain sebagainya. Dan dia (Perumda Pasar Mangu Giri Sedana) memilik 219 karyawan dengan 3000 lebih potensi usaha yang ada dan kemudian hanya pedagang yang memiliki 2000 sekian.

"Jadi kalau kita berbicara rasio atau perbandingan dia masih kurang, tidak masuk akal juga, tapi kan ini sekali lagi itu warisan yang dia terima. Sekarang mengacu pada itu karena kita sudah memiliki karyawan bagian dari aset juga yang harus kita potensikan dengan baik dan benar. Caranya bagaimana, pertanyaannya apakah kalau kita berbicara margin provit belanjanya harus ditekan, belanja yang mana harus ditekan. Apakah operasional dan lain sebagainya kan ini harus ada hitung hitungan," ujarnya. 

Sementara, Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Made Sukantra didampingi Direktur Operasional Wayan Mustika mengatakan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan pada situasi pandemi saat ini, bahwa kami tidak bergelut di kios dan los, tetapi kami sudah menyalurkan lewat unit argo dan unit bina usaha. Unit bina usaha itu menyalurkan membeli produk-produk masyarakat untuk kita salurkan. 

"Beras beras yang di Badung Tabanan kita bisa jual ke Bangli Gianyar Badung sudah pasti. Telur, kopi. Kopi lagi luar biasa itu kita serap dari petani langsung tidak banyak jaringan," kata Made Sukantra. 

 

Tetapi, ujar Made Sukantra, bahwa tujuan kami tidak untuk menyaingi pedagang, justru pemikiran kami bagaimana mensuplai ke pedagang bukan mengecer begitu. Sehingga pedangan-pedagang itu hidup mendapatkan harga yang lebih murah dari kami, sehingga dia mendapatkan lebih tinggi.

"Bagaimana masyarakat itu tidak membeli mahal, harapan saya seperti itu," ujarnya.

Untuk saat ini, Perumda Pasar Mangu Giri Sedana mengelola 10 pasar Tradisional dan yang masih eksis sampai sekarang itu ada 7 pasar. Yang satu memang peruntukannya untuk SMP yang namanya Kerta Sari dan rencana kami serahkan sebagai aset untuk dikembalikan.

"Hampir semuanya hidup cuma ada dua pasar masih sedikit kurang maksimal Yaitu Pasar Kapal dan Pasar Ten Ten. Yang lain lain bisa kita kembangkan kedepan," pungkasnya. 

Made Sukantra menjelaskan, bahwa ada Program Cas untuk menampung produksi cabai dan bawang masyarakat di Kabupaten Badung. Kata ia, Apabila nanti di angka naik kita lepas, namun dengan demikian kita bekerjasama koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung bahwasanya masyarakat petani Badung itu untuk produksi bawang dan cabai itu minus. Namun disisi lain kami komunikasi dengan Daerah-daerah lain seperti Bangli, Bima Probolinggo, namun demikian pada saat-saat yang lalu ini tidak ada panen yang melimpah disitu di Bima, termasuk di Probolinggo dan Brebes kita komunikasi kesitu. 

"Mungkin penggunaan Cas itu karena tidak over produksi di masyarakat dalam hal ini kita tidak menyimpan karena sudah terserap langsung oleh pasar. Pada saat ini Cas dapat dikatakan kosong akan tetapi kita memiliki unit argo yang mengelola Cas. Unit argo itu langsung membeli produk produk masyarakat yang langsung kalau memang dibutuhkan untuk langsung ditransfer dan didistribusikan ke pasar sudah kita lakukan," jelasnya sambil mengatakan untuk Cas sendiri volume penampungannya bisa mencapai 32 ton.ang/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER