Terakhir Digelar Sepuluh Tahun Lalu, Ngaben Bikul Kembali Dilaksanakan

  • 05 Mei 2021
  • 20:05 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 1724 Pengunjung
Upacara Mreteka Merana atau Ngaben Bikul di subak yang ada di lingkungan Desa Adat Bedha

Tabanan,suaradewata.com - Setelah 10 tahun berlalu, Ngaben Bikul atau upacara Mrateka Merana kembali dilaksanakan oleh krama di enam subak di lingkungan Desa Adat Bedha, Rabu (5/5/2021).

Bendesa Adat Bedha I Nyoman Surata menjelaskan, prosesi upacara Ngaben Bikul tersebut tidak dilaksanakan secara rutin. Namun khusus dilakukan apabila terjadi serangan hama yang tidak terkendali pada kegiatan cocok tanam yang dilakukan krama subak setempat.

Kata dia upacara tersebut menyerupai prosesi Pitra Yadnya pada umumnya. "Hanya saja yang diaben itu adalah Jro Ketut, sebutan halus dalam istilah bahasa Bali bagi tikus. Dan prosesinya hanya sampai ngayut di segara atau pantai, dikembalikan ke Panca Maha Butha,” beber Surata.

Kata dia, upacara tersebut dilaksanakan krama sekitar sepuluh tahun lalu. Dimana pada prinsipnya, upacara tersebut bertujuan untuk mensucikan tanaman dari hama penyakit. "Terutama tanaman padi," imbuhnya.

Menurutnya upacara tersebut sudah dilakukan secara turun temurun. Bahkan dalam upacara ini juga disertai dengan bade tumpang pitu. Serta petulangan berbentuk singa. Bade dan petulangan itu digotong dari Pura Luhur Puseh Bedha sampai dengan tempat pembakaran di Pantai Yeh Gangga. Dan yang ikut naik ke atas bade adalah Raja Tabanan Ida Cokorda Anglurah Tabanan.ayu/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER