PDAM Badung Merugi 13 M, Dewan Soroti Kinerja Direksi

  • 05 Mei 2021
  • 12:25 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 2275 Pengunjung
Raker DPRD Badung dengan Direksi PDAM

Badung, suaradewata.com – Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Badung pada 2020 lalu diklaim mengalami kerugian mencapai 13 milyar lebih. Kedepan PDAM diharapkan meningkatkan kinerjanya terlebih dimusim pandemic covid 19 saat ini sehingga tidak terus menerus mengalami kerugian, bahkan ada wecana untuk mengkerjasamakan dengan pihak ketiga. Hal itu terungkap dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung dengan Direksi Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung di Gedung Sekretariat DPRD Badung, Selasa, (04/05/2021).

Raker dipimpin Ketua Komisi III DPRD Badung Putu Alit Yandinata didampingi Nyoman Satria dan sejumlah anggota lainnya seperti Wayan Sandra, Made Retha, Made Suryananda Pramana, dan Made Yudana. Direksi Perumda yakni Dirut Wayan Suyasa, Dirtek Made Suarsa, dan Dirum Made Sugita kompak hadir. Selain itu, hadir juga Dewan Pengawas Nyoman Tirta.

Hal pertama dalam raker tersebut yang menjadi pokok bahasan yakni menyangkut kerugian yang dialami Perumda pada tahun 2020 yang lalu hingga mencapai Rp 13 miliar lebih.  “Pada tahun ini, apa yang harus dilakukan sehingga kerugian ini tak terjadi lagi,” ujar Ketua Komisi III Putu Alit Yandinata. Ditegaskan apabila tetap merugi, pihaknya mewecanakan pengelolaan air minum lebih baik dikerjasamakan dengan pihak ketiga saja. Wecana itu bukan tanpa dasar, karena menurutnya beberapa tahun lalu ketika PDAM Badung dikerjasama dengan pihak ketiga yakni PT Tirta Arta Buana Mulia sempat memperoleh keuntungan yang cukup besar. “Kami minta langkah langkah apa yang akan diambil untuk tidak lagi terjadi kerugian,” tegas politisi asal Abiansemal ini.

Sementara Nyoman Satria menyoroti perpindahan kantor Perumda dari Kota Denpasar ke wilayah Badung yang tak kunjung terealisasi. “Kami minta dibuat detailnya kapan bisa pindah ke wilayah Badung atau apa kendala yang dialami selama ini,” tegas Nyoman Satria. Selain hal itu juga disoroti kinerja direksi, dewan pengawas, termasuk karyawan. “Kami minta Perumda mulai menerapkan teknologi dalam hal kinerja. Apa tugas seorang karyawan termasuk berapa lama harus dikerjakan itu sudah bisa lewat IT seperti sudah diterapkan di PDAM Batam. Kami berharap direksi memiliki catatan kinerja terhadap seluruh karyawan,” ujarnya. Selanjutnya ketika karyawan tak mampu mengerjakan tugasnya, katanya, tentu akan terkait dengan penghargaan maupun tunjangan yang diperoleh. “Kalau mampu mengerjakan setengahnya, mungkin tunjangan yang diterima setengahnya saja,” tegasnya kembali.

Catatan-catatan juga banyak diberikan oleh anggota lainnya yakni Made Suryananda Pramana, Made Reta dan Made Yudana. Suryananda minta PDAM menganalisis permasalahan terlebih dahulu untuk mencari jalan keluar dan pemecahannya. Sementara Made Yudana meminta direksi bisa mengendalikan perumda dengan baik sehingga tak lagi mengalami kerugian.

Dipihak lain Dirut Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung Wayan Suyasa mengucapkan terima kasih atas dukungan anggota Dewan khususnya Komisi III DPRD Badung. “Dukungan ini kami jadikan penyemangat untuk bisa mengelola dengan lebih baik,” ujar Wayan Suyasa.

Terkait dengan upaya-upaya untuk menekan kerugian, pihaknya sudah mengambil beberapa langkah. Di antaranya menekan angka kebocoran air. “Jika sebelumnya di angka 46 persen, kini kebocoran bisa ditekan di angka 41 persen,” katanya.

Selanjutnya, pihaknya menertibkan watermeter yang tercatat 0 sampai 13.000 pelanggan. “Ini kami tertibkan apakah memang tak menggunakan air atau kran mengalir tetapi watermeter tak berjalan,” tegasnya.

Secara keseluruhan, Suyasa menyatakan, dari 76.000 pelanggan Perumda, 10.000 pelanggan merupakan golongan niaga dan bisnis dengan tarif komersial. “10.000 pelanggan yang berasal dari sektor pariwisata seperti hotel dan restoran ini mampu mensubsidi 66.000 pelanggan dari kalangan rumah tangga. Ketika pandemi saat ini, hotel dan restoran nyaris tak beroperasi, PDAM kehilangan pendapatan dari pelanggan potensial ini,” katanya.

Terkait perpindahan kantor ke wilayah Badung, Suyasa memastikannya. Saat ini, pihaknya tengah menghitung aset gedung yang ada di Denpasar. “Kami harus berhitung apakah aset ini dijual atau ditukar guling,” ujarnya sembari menambahkan, untuk hal ini pihaknya akan meminta masukan dari Dewan.

Demikian juga dengan penerapan IT untuk mendukung kinerja. “Ini sudah kami rancang dan rintis, termasuk pembuatan sejumlah aplikasi untuk mendukung kinerja Perumda Air Minum Tirta Mangutama ke depannya,” katanya. ang/red

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER