Buang Banyak Energi Mempolemikan Seragam Pegawai, Suiasa : Mentalitas & Budaya Kerja yang Terpenting

  • 03 Maret 2021
  • 14:15 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 4119 Pengunjung
istimewa

Badung, suaradewata.com - Terkait seragam pegawai kontrak di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung yang kini menjadi polemik,  membuat Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa pun angkat bicara. Suiasa menyebutkan bahwa yang membedakan seragam antara pegawai kontrak dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah atributnya.

"Saya rasa begini, kalau ASN itu soal baju itu sih yang membedakan ada atributnya atribusinya. Saya rasa ini tidak ada sesuatu yang terlalu dipolemikanlah, tidak usah terlalu dipolemikan soal atribusi semacam ini, yang penting adalah mentalitas sumber daya manusianya," kata Suiasa saat di konfirmasi, Rabu, (03/03/2021).

 

Baca : https://www.suaradewata.com/read/202103010028/tenaga-kontrak-pemkab-badung-tidak-layak-gunakan-seragam-berlabel-korps.html

Suiasa pun menerangkan, kendatipun kita itu berkedudukan berstatus pegawai negeri sipil  kalau mentalitas kita juga bobrok tidak ada gunanya juga. Tapi kalau mereka itu tenaga kontrak mentalitasnya lebih bagus, itu paling terpuji oleh masyarakat.

"Jadi saya rasa itu soal pakaian ini tidak usah menjadi polemik yang terlalu besar yang terpenting adalah bangun mentalitas kita ketangguhan kita untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan itu hanya sebuah atribusi saja, tapi itu bukan hal yang penting, penting cuma itu kalau di polemikan lebih panjang saya rasa kita menghabiskan energi terlalu banyak soal itu," terangnya.

"Nanti atribusinya saya akan tertibkan saja, mungkin nanti atributnya kan tidak boleh dia menggunakan atribut pegawai negeri semacam itu tanda bukti yang bersimbul pegawai negeri kepemerintahan tidak boleh," imbuhnya.

Saat ditanya, apakah akan diatur pada Perbup? Suiasa pun menjawab, sepanjang itu perlu dipertegas, kita akan pertegas nantinya. Dan ia pun merasakan bahwa hal ini akan menghabiskan energi kita jika terlalu dipolemikan soal begini.

"Saya cenderung bukan atribusinya, mentalitasnya sumberdaya manusianya kita entah ASN atau pegawai kontrak itu, tapi kan tidak bisa dipungkiri juga memang tenaga kontrak juga bagus-bagus kerjanya. Banyak juga diantara ASN kita yang kurang bagus tapi banyak juga ASN yang bagus tapi banyak juga yang kontrak ini. Jadi kata kunci buat saya adalah sebagai pimpinan mentalitas kerja dan budaya kerja yang terpenting," jawabnya.

Ditanya kembali, apakah nanti membuat aturan untuk seragam pegawai kontrak? Suiasa pun menjawab akan mengkaji lebih lanjut. "Ya nanti kita akan kaji lebih lanjut," jawabnya.

Baca juga : https://www.suaradewata.com/read/202103030005/seragam-pegawai-kontrak-semestinya-ada-ketentuan-yang-mengatur.html

Sebelumnya, salah satu ASN yang bertugas di Puspem Kabupaten Badung yang enggan disebutkan namanya menuturkan masih banyaknya pegawai kontrak yang masih berpakaian ASN dan juga memakai label Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Yang seharusnya tidak ikut memakai pakaian ASN, sehingga sulit dibedakan mana pegawai kontrak dan mana ASN.

"Apakah pantas tenaga kontrak pakai atribut ASN, harus ada etika berpakaian, karena tenaga kontrak itu bukan ASN," ucap salah satu ASN di Puspem Badung.

Terlebih lagi, ASN sendiri ada prajabatan dan sumpah jabatannya jika menjadi ASN. Sedangkan untuk Pegawai Kontrak tidak ada seperti itu. Karena tenaga kontrak itu langsung dari Surat Keputusan (SK) Bupati.

"Biar tahu dirinya sebagai tenaga kontrak, minimal masyarakat tahu mana tenaga kontrak mana ASN, biar tidak dijadikan gagah-gagahan. Karena berpotensi mencemarkan nama baik ASN bila tenaga kontrak menyalahgunakan pakaian ASN," pungkasnya.ang/utm

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER