Masyarakat Mendukung Vaksin Gotong Royong

  • 02 Maret 2021
  • 14:20 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1570 Pengunjung
google

Oleh : Diaz Alawiyah )*

 

Opini, suaradewata.com - Vaksin gotong royong alias vaksin mandiri adalah cara cepat untuk mendapatkan suntikan, agar tubuh kebal terhadap virus covid-19. Masyarakat mendukung program ini, karena mereka bisa diinjeksi tanpa harus antri lama di Puskesmas. Dengan begitu, kekebalan kelompok akan terbentuk dan Indonesia bisa lekas bebas dari kondisi pandemi.

Program vaksinasi nasional sudah dimulai sejak januari 2021. Vaksin akan diberikan gratis oleh pemerintah, dan disuntik secara bertahap. Dimulai dari dokter dan para tenaga kesehatan, baru para pekerja publik seperti guru, dosen, dll. Masyarakat yang tidak berstatus nakes atau guru tentu masih harus mengantri untuk mendapatkan injeksi vaksin.

Untuk mempersingkat waktu antrian, maka pemerintah mencanangkan program vaksinasi gotong royong. Pada awalnya masyarakat sempat kaget, tetapi akhirnya mereka mengerti maksudnya. Karena jika mengikuti program vaksinasi nasional, antriannya bisa setahun, bahkan lebih. Sebab jumlah WNI ada sekitar 220 juta orang.

Ketika ada vaksinasi gotong royong, maka tak perlu lagi menunggu antrian sepanjang itu, karena makin banyak WNI yang divaksin melalui jalur lain. Mereka menunggu giliran disuntik di perusahaan masing-masing, sehingga tak usah menanti hingga 12 bulan untuk mendapatkan suntikan.

Siti Nadia Tarmizi, juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes menyatakan bahwa pihak perusahaan yang akan menanggung biaya vaksinasi. Hal ini diwajibkan sebagai bentuk tanggung jawab mereka untuk melindungi kesehatan karyawan. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir harus membayar vaksin tersebut.

Siti menambahkan, pihak perusahaan harus melaporkannya ke Kementrian Kesehatan. Karena suntikan vaksin tentu harus dilakukan oleh dokter atau nakes yang berpengalaman. Selain itu, vaksin harus disimpan dalam suhu tertentu, agar tidak mudah rusak. Kemenkes akan memberi tahu mekanismenya, sehingga proses vaksinasi berjalan dengan lancar dan sesuai prosedur.

Vaksinasi gotong royong dijamin aman karena distribusi vaksinnya akan diatur oleh Bio Farma. Sehingga vaksin yang didapatkan dijamin asli dan sudah memiliki nomor BPOM. Juga wajib berstatus halal, karena mayoritas WNI adalah umat muslim. Masyarakat merasa lega karena vaksin ini sudah lolos uji BPOM dan uji halal MUI.

Pemercepatan program vaksinasi juga disyukuri oleh masyarakat, karena mereka sudah lelah dengan masa pandemi yang suram. Ketika makin banyak yang divaksin, maka makin cepat pula masa ini selesai. Sehingga mereka bisa melanjutkan hidup tanpa dibayang-bayangi oleh serangan corona yang mengerikan.

Presiden Jokowi memang lebih menyukai percepatan, sehingga beliau mencanangkan program vaksinasi gotong royong. Saat semua orang sudah divaksin dan pandemi selesai, maka saatnya membangkitkan perekonomian yang sempat pingsan, agar kita bisa berjaya lagi. Sehingga Indonesia bisa bebas dari resesi dan ancaman krisis keuangan.

Vaksinasi gotong royong juga didukung masyarakat karena mereka merasa diperhatikan oleh pemerintah. Jika antrian makin pendek berkat program ini, maka makin banyak orang yang sehat, sehingga seluruh WNI tidak takut akan tertular corona. Program vaksinasi gotong royong menunjukkan bahwa pemerintah ingin agar semua rakyatnya bebas dari virus covid-19.

Ketika masyarakat sudah divaksin di perusahaan, mereka akan menjelaskan kepada petugas bahwa sudah disuntik, dan tidak mengikuti program vaksinasi nasional. Karena seseorang hanya boleh mendapatkan injeksi 2 kali, untuk mendapatkan imunitas dari serangan corona. Jika lebih dari itu malah tidak diperbolehkan, karena menyalahi prosedur.

Vaksinasi gotong royong sangat dinanti oleh masyarakat, karena mereka ingin agar segera mendapatkan kekebalan dari virus covid-19. Mereka lega karena suntikan ini 100% gratis, karena biayanya ditanggung oleh pihak perusahaan. Vaksin sudah dijamin aman, lolos uji BPOM, dan mendapatkan status halal.

 

)* Penulis adalah mahasiswa kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER