Wagub Ace Bangga Tri Hita Karana Jadi Landasan di Forum Internasional RICH 70 Tsinghua SACF

  • 30 September 2020
  • 17:55 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 1750 Pengunjung
suaradewata

Denpasar,suaradewata.com – Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyampaiakn rasa bangganya pada peserta webminar dari seluruh dunia digunakannya konsep Tri Hita Karana (THK) sebagai inspirasi bagi masyarakat dunia untuk mengupayakan kebahagiaan sehingga mampu menggapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang berfokus pada 3P; People, Planet, dan Prosperity.

Hal tersebut ia sampaikan saat menyampaikan closing remarks dalam acara RICH 70 Tsinghua  Southeast Asia  Cloud Forum (SACF) yang bertemakan “Investing in People Planet Prosperity For Our Future of Shared Happiness” melalui zoom meeting, Kantor Diskominfos Prov Bali, Rabu (23/9) malam.

Ia menyampaikan THK adalah sebuah filosofi Hindu-Bali untuk mencapai kebahagiaan dengan menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan. “Saya berharap masyarakat Bali sebagai komunitas lokal yang menjalani Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari dapat berkontribusi aktif dalam pengembangan model-model pembangunan berkelanjutan di Bali hingga di seluruh penjuru dunia,” jelasnya pada acara yang menghadirka puluhan pembicara bergengsi dari seluruh dunia termasuk artis internasional dari Tiongkok Michelle Yeoh.

Ia juga menambahkan jika Indonesia khususnya Bali telah menjalin hubungan bilateral selama 70 tahun, dan forum ini merupakan salah satu bentuk kerjasama tersebut. “Saya sangat mengapresiasi UID Foundation, Kura-Kura Bali, dan Tsing Hua University yang telah berkolaborasi dalam mengadakan forum diskusi ini sebagai wadah untuk menyinergikan neksus manusia (People), Bumi (Planet), dan kemakmuran (Prosperity),” imbuhnya.

Menyinergikan 3P tersebut bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi di masa pandemi seperti ini. Oleh sebab itu, ia merasa diperlukan sebuah unsur tambahan yang dapat mendorong sinergi tersebut dalam tatanan ruang dan system yaitu spiritualitas. “Unsur ini tentu tak asing bagi masyarakat Bali. Kita senantiasa mengenal dunia ini dalam dua dimensi ruang yang berbeda, namun saling terkait satu sama lain, disebut sebagai sekala-niskala,” jelasnya.

Ia pun mengakui jika tema diskusi forum hari ini sebenarnya beresonansi kuat dengan Visi Pembangunan Bali, “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Sebuah visi yang mengedepankan segala daya dan upaya demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bali secara menyeluruh, serta menjaga keharmonisan alam Bali beserta isinya. “Konsep kesejahteraan ala Bali Era Baru merupakan konsep kesejahteraan yang menyeimbangkan unsur sekala (duniawi) dan niskala (spirit). Inti dari visi ini sebenarnya berorientasi pada Tri Hita Karana,” terang guru besar ISI Denpasar tersebut.

Wakil Gubernur yang juga merupakan tokoh pariwisata dan budaya Bali ini juga menyampaikan apresiasi terhadap para peserta forum yang telah memberikan kontribusi aktif berupa pemikiran dan perspektif yang berguna bagi masyarakat. “Saya berharap forum ini mampu menghasilkan rumusan model pembangunan berkelanjutan dengan mengintegrasikan unsur spiritual (kebahagiaan) sehingga dapat direplikasi bagi masyarakat dunia. Semoga prosiding forum ini menjadi simbol persembahan Bali untuk dunia,” tandasnya.

Rich 70 Tsinghua Southeast Asia Cloud Forum adalah sebuah forum diskusi yang melibatkan berbagai pengambil kebijakan lintas batas untuk menciptakan solusi bagi Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Tema forum kali ini sangat relevan dengan kondisi di tengah pandemi saat ini karena bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan dan tingkat spiritualitas masyarakat. Forum kali ini mendatangkan pembicara ternama dari seluruh dunia baik dari Bank Dunia, pejabat setingkat Mentri, pejabat setingkat Gubernur serta para tokoh ekonomi, budaya dan seni.awp/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER