Nyoman Parta Sosialisasi UU No 2 Tahun 2020, Solusi Permodalan untuk UMKM 

  • 11 Agustus 2020
  • 15:45 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 1711 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - Merangkul para UMKM, Anggota DPR RI Komisi VI, I Nyoman Parta, melakukan sosialisasi Penguatan Permodalan UMKM di tengah Pandemi Covid-19 sekaligus sosialisasi Undang-undang No.2 Tahun 2020, di Rumah Makan Captain Tjapa, Denpasar, Selasa (11/8). 

Sosialisasi juga menghadirkan narasumber, Jimi Firmansyah, General Manager PT. Permodalan Nasional Madani (PNM) Bali yang menjelaskan solusi permodalan PNM kepada para pelaku UMKM yang hadir. Mulai dari permodalan tanpa anggunan untuk usaha skala kecil dan proses pendampingan UMKM. 

Dalam kesempatan tersebut, anggota DPR RI Komisi VI, I Nyoman Parta mengatakan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memberikan solusi kepada para pelaku usaha dalam bidang permodalan. Mekanisme yang ditawarkan juga sangat sederhana bahkan nominal kecil untuk usaha kecil bisa tanpa anggunan. "Saya kira masyarakat sekarang harus diberikan dukungan dalam hal ini, meski terdampak Covid-19, kita harus bangkit dan mulai menata kembali, jangan malu membuka usaha mulai dari yang kecil-kecil," ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, saat ini ekonomi harus diselamatkan, Covid-19 diselesaikan dan pemerintah harus memiliki landasan. Dalam hal penyelamatan ekonomi, Pemerintah diberikan langkah-langkah penyelamatan UMKM. "Saya melihat sisi lain dari pandemi ini, begitu berjamur usaha-usaha yang muncul yang tidak pernah kita pikirkan. PT PNM yang termasuk BUMN, diberikan dana Rp1,5 Triliun oleh pemerintah untuk menggerakkan UMKM," jelasnya.

Sosialisasi ini dihadiri sekitar 50 peserta. Selain menghadirkan UMKM, acara ini juga melibatkan mahasiswa yang memiliki usaha, hadir pula Himpunan Pengusaha Muda Perguruan Tinggi, dan Miss Internet Bali yang mayoritas memiliki usaha di bidang online.

GM PT PNM Bali, Jimi Firmansyah menjelaskan, PNM memiliki dua divisi yakni Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dan Ulamm (Unit Layanan Modal Mikro). Mekaar untuk membina ekonomi khusus ibu-ibu keluarga pra sejahtera. "Ada tiga marketnya, kelompok ibu-ibu yang belum punya usaha, sudah punya usaha maupun gagal usaha. Yang penting ibu-ibu ini mau meningkatkan kesejahteraan keluarganya," terang Jimi.

Dengan menambahkan penghasilan keluarga otomatis bisa mengembangkan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan keluarga. "Pembiayaan awalnya ada yang dari Rp2 juta sampai Rp8 Juta. Kalau lebih dari itu sudah masuk ke Ulamm," paparnya.

Sedangkan untuk Ulamm, pembiayaannya berbeda. Harus ada agunan dan unit usaha Individu yang sudah berjalan 1-2 tahun. "Yang penting mau buat usaha produktif, nanti kita bina setiap minggunya," kata Jimi.

Salah satu, peserta I Wayan Sudiartana mengaku sangat berterima kasih karena telah di fasilitasi dalam acara ini. Terlebih pihaknya adalah pelaku usaha yang sangat terdampak Covid-19. "Banyak sekali pelaku UMKM yang terdampak, dan banyak juga yang mulai menyasar bisnis kecil kecilan seperti berjualan makanan, dan  jamu misalnya. Sehingga solusi permodalan tanpa anggunan ini sangat bermanfaat," ungkapnya.gus/utm


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER