Pentingnya Penggunaan Masker Cegah Penularan Corona

  • 06 Agustus 2020
  • 16:50 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1441 Pengunjung
Google

Opini,suaradewata.com - Penularan corona makin menjadi-jadi dan jumlah pasiennya di Indonesia mencapai 111.000 orang. Hal ini sangat menyedihkan, karena pandemi belum juga berakhir. Untuk mecegah penularan, pemerintah selalu mengingatkan agar semua orang wajib pakai masker. Karena corona sudah bisa menyebar lewat udara.
Sejak awal pandemi, protokol kesehatan seperti wajib cuci tangan, jaga jarak, dan pakai masker, terus didengungkan. Baik lewat tanyangan di TV, radio, internet, dan SMS. Terutama aturan untuk pakai masker. Sekarang jadi sebuah kewajiban, karena corona tak hanya menular lewat droplet. Melainkan menyerang via udara yang kotor dan pengap.
Sayangnya saat ini makin banyak kalangan masyarakat yang ogah-ogahan memakai masker. Mereka beralasan bahwa pakai masker itu pengap dan menyusahkan, jadi ditinggal saja di rumah. Ada pula yang beralasan bahwa ia sudah pakai faceshield jadi tidak butuh masker. Padahal faceshield saat ini kurang bisa melindungi dari bahaya corona.
Dokter Reisa Broto Asmoro menyatakan bahwa keberhasilan pemakaian masker baru terjadi ketika minimal 70% orang di suatu lingkungan yang memakainya. Jika tidak, maka akan percuma. Karena virus covid-19 masih bisa menyebar. Apalagi ketika banyak orang tk bermasker dan bergerombol, mengabaikan physical distancing. Lengkap sudah pelanggaran protokolnya.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah memberlakukan denda atau sanksi bagi orang yang tidak pakai masker. Mereka harus membayar sampai 250.000 rupiah atau wajib kerja sosial. Aturan ini cukup ampuh karena banyak orang yang akhirnya ingat untuk pakai masker ketika beraktivitas di luar rumah. Mereka tak mau kena semprit dan teguran oleh aparat.
Razia masker pun dilakukan di titik yang ramai, misalnya perempatan dan di wilayah padat penduduk. Lucunya, ada warga yang takut tertangkap saat ketahuan tidak pakai masker dan melarikan diri ke daerah persawahan. Petugas hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka, karena menggelikan sekaligus miris, karena sudah dewasa tapi tidak tertib pakai masker.
Anak-anak juga wajib memakai masker, baik ketika diajak bepergian naik sepeda motor atau mobil. Ketika bermain di rumah temannya juga harus pakai masker. Ada banyak pilihan masker anak yang berukuran kecil namun desainnya menarik, dan bisa didapatkan di online shop. Anak-anak akan senang memakainya dan mencontoh orang tuanya yang tertib pakai masker.
Masker masih harus dipakai baik di perjalanan maupun di dalam kantor. Karena kita tidak tahu udara di area mana saja yang sudah terinfeksi oleh corona. Perkantoran juga bisa berpotensi jadi klaster corona baru. Jadi semua orang harus waspada dan menaati protokol kesehatan, terutama wajib pakai masker kain yang bersih.
Pemakaian masker juga wajib walau di wilayah yang belum ada pasien corona. Walau di kota Anda sudah zona hijau, statusnya bisa berubah jadi kuning bahkan merah. Saking banyaknya pasien corona baru. Memakai masker bisa mencegah makin banyaknya orang yang terinfeksi virus, jadi pakailah dan jangan jadi pasien berikutnya.
Makin banyak orang tanpa gejala yang tiba-tiba terinfeksi virus covid-19 lalu tak terselamatkan. Jadi selalu ingatlah untuk pakai masker. Lagipula harganya juga terjangkau dan Anda bisa membeli sesuai dengan selera. Mau pakai masker model tali atau yang karetnya dikaitkan ke telinga. Ada pula masker scuba dan masker kain model lipit.
Jangan remehkan corona dan melepas masker, hanya karena takut terlihat jelek. Sekarang makin banyak masker yang fashionable. Bahkan pengantin juga punya masker khusus yang didesin cantik tapi masih bisa melindungi tubuh dari bahaya corona.
Masker adalah benda yang terlihat sepele tapi bisa membentengi diri dari corona. Jangan pernah melepaskan masker saat berada di luar rumah. Jangan pula memakainya hanya di dalam perjalanan tapi di kantor dilepas. Karena justru di dalam ruang kantor yang full AC, sirkulasinya kurang, dan berpotensi jadi tempt penularan corona. 
Edi Jatmiko,  Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER