Ny. Putri Koster : Perkuat Akar Budaya Bali Ditengah Perkembangan Teknologi

  • 14 Juli 2020
  • 12:40 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 1582 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - Ny. Putri Koster mengajak seluruh krama Bali untuk tidak melupakan akar budaya sebagai orang Bali, ditengah perkembangan teknologi yang begitu pesat. Hal itu disuarakannya saat Ny. Putri Koster diundang dalam acara webminar yang diselenggarakan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) pada, Minggu (12/7) di Denpasar dan menghadirkan pembicara Prof. IBG Yudha Triguna, MS yang merupakan seorang dosen dan Guru Besar Universitas Hindu Indonesia (UNHI).

Untuk melestarikan budaya Bali, ia mengajak para orang tua untuk mendidik anaknya dari hal-hal kecil seperti istilah khas masyarakat Bali. “Kita bisa mengajak anak untuk berbahasa Bali dilingkungan rumah dengan menyebut ninik, biyang, pekak dan lain-lain, dan tidak perlu mengadopsi istilah luar,” sebut istri dari Gubernur Bali, Wayan Koster ini.

Penggunaan Bahasa Bali bahkan telah menjadi konsen Gubernur Koster dalam melestarikan adat dengan menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor  79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali dan Pergub Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali.

Untuk itu, Ny. Putri Koster juga mengajak para orang tua milenial untuk selalu mengajarkan kepercayaan diri dalam artian positif kepada anak-anaknya. “Jangan sampai ada kata-kata yang menghilangkan kepercayaan diri anak-anak, seperti kamu bodoh atau kamu tidak bisa. Terus kembangkan bakat dan kepercayaan diri mereka,” ujarnya mengingatkan. Karena ia meyakini, jika sudah ada kepercayaan diri dari keluarga, maka anak-anak akan mempunyai kepercayaan diri dalam pergaulan dan mengaplikasikan nilai-nilai agama lebih baik lagi.

Sementara itu, Prof IBG Yudha Triguna, MS sepakat dengan Ny. Putri Koster bahwa dalam mendidik anak di era milenial ini memang perlu pendekatan secara logis serta komunikasi dua arah. Di samping itu ia juga menekankan bahwa orang tua milenial harus mengajarkan anak-anaknya untuk berpikir kritis serta bisa mencari solusi akan setiap permasalahan yang dihadapi.

“Anak-anak sekarang harus diajarkan untuk selalu berpikir kritis dan menangkap peluang yang ada di sekitarnya,” imbuhnya.

Dalam hal mengajar di rumah, pada era ini menurutnya orang tua sudah harus meninggalkan sistem lama. Orang tua harus mampu ciptakan kondisi yang dinamis dan strategis dalam mengkomunikasikan segala hal dengan anak-anak. “Jangan selalu posisikan orang tua di atas dalam mengajar anak anak. Sejatinya kita bisa sejajar dan mempelajari suatu hal bersama,” ujarnya seraya berharap kepada orang tua agar bisa mengajarkan untuk menata keperluan anak sejak dini serta pupuk sikap pemimpin. Karena kelak kedua hal tersebut akan diperlukan dalam lingkungannya.awp/utm


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER