Mendukung Pengamalan dan Penguatan Ideologi Pancasila

  • 08 Juli 2020
  • 17:20 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1951 Pengunjung
Google

Opini,suaradewata.com - Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah seharusnya diamalkan oleh seluruh pihak. Jadi tidak hanya dihapalkan oleh anak sekolah, tapi langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang mulai dari rakyat biasa hingga pejabat bisa mengamalkannya setiap hari.
Antonius Benny Susetyo, staf khusus dewan pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menyatakan bahwa Pancasila adalah dasar hidup bermasyarakat. Ideologi Indonesia ini adalah dasar dari hidup bersama untuk mewujudkan kesejahteraan. Juga menjadi kebijakan publik dan juga dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita mendengar pernyataan Benny, lantas masihkah hapal 5 sila dalam Pancasila? Jika iya, apakah sudah mempraktekkannya? Amat miris jika ternyata banyak orang yang ternyata lupa apa saja isi dari Pancasila, bahkan tidak pernah mengamalkannya. Bisa menyebabkan kekacauan karena tidak berlaku adil kepada sesama dan lupa isi sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ideologi bangsa ini selayaknya tak hanya jadi hafalan, tapi juga diamalkan. Semua sila dalam Pancasila jika terus dipraktekkan, tentu akan membuat kehidupan seseorang jadi makin baik. Jika ia mengamalkan sila pertama, akan rajin beribadah kepada Tuhannya, dan ketika mempraktekkan sila kedua, akan mengusung kemanusiaan yang tinggi dan tidak akan berlaku curang kepada sesama. Sementara jika mengamalkan sila ketiga, kita akan berusaha keras mempersatukan bangsa dan tidak mudah kena pengaruh provokator yang ingin memecah-belah rakyat Indonesia. 
Jika kita mempraktekkan sila keempat, akan menjunjung prinsip kerakyatan dan juga mengatasi segala sesuatu dengan musyawarah yang baik. Sementara ketika mengamalkan sila kelima, kita akan berusaha bersikap adil kepada keluarga, teman, dan semua orang. Semua sila dalam Pancasila amat baik jika dipraktekkan, bukan? Karena kita juga secara otomatis menjadi seseorang yang punya kepribadian baik.   
Untuk lebih mengamalkan Pancasila di semua kalangan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila juga ingin merangkul banyak pihak, terutama para seniman, artis, budayawan, sampai influencer. Mereka diberi tugas mulia untuk ikut mengkampanyekan cinta Pancasila juga rasa nasionalisme. Tidak hanya di bulan agustus sebagai bulan kemerdekaan. Namun juga di bulan-bulan berikutnya. 
Jadi Pancasila tidak hanya jadi pajangan atau hafalan, tetapi juga bisa diamalkan agar kehidupan kita semakin aman dan damai. Ketika seorang artis sampai selebgram ikut mengkampanyekan cinta Pancasila, maka hasilnya akan baik, karena banyak orang yang semakin ingin mempraktekkan sila-silanya dalam kehidupan. Juga menaikkan rasa nasionalisme mereka.
Cara kampanye cinta Pancasila bisa juga dengan membuat konten yang akan diunggah ke media sosial. Gambar-gambar itu menunjukkan apa saja keutamaan Pancasila dan manfaatnya jika dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi bisa memotivasi banyak orang untuk makin mencintai Pancasila dan menumbuhkan jiwa patriotisme di dalam dada.
Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP FX Adji Samekto menyatakan bahwa Pancasila perlu diarusutamakan. Karena ia adalah hasil pemikiran dari para pendiri Indonesia, yang merupakan kombinasi dari kelompok nasionalis dan agamis. Pancasila adalah dasar negara dan sumber hukum negara. Jadi semua RUU tidak boleh menyalahi Pancasila.
Jika kita melihat pernyataan dari Adji Samekto, maka memang betul bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum negara. Jadi memang harus dijunjung tinggi, karena ia adalah sumber hukum yang utama. Ketika sila-silanya dijalankan oleh masyarakat, tentu akan membuat sebuah kondisi yang adil makmur dan sejahtera, dan tidak ada lagi ketidak adilan di negeri ini.
Pancasila sudah seharusnya dicintai oleh seluruh rakyat Indonesia. Bisa jadi kita hafal 5 silanya, namun belum bisa mempraktekkan semua silanya. Tetaplah semangat dalam mengamalkan Pancasila dan selalu menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Alfisyah Kumalasari, Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER