Isak Tangis Warnai Prosesi Ngaben Kapten CPN Kadek Udi Suardiasa

  • 10 Juni 2020
  • 19:25 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1704 Pengunjung
suaradewata

Buleleng, suaradewata.com - Jenazah ahalmarhum Kapten CPN I Kadek Udi Suardiasa, diperabukan pada prosesi pengabenan di Setra Desa Adat Tukad Sumaga, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, pada Rabu (10/6/2020) pagi. Sejumlah pelayat mengiringi perjalanan terakhir anggota TNI AD ini. Upacara perabuan sekaligus ngaben ini dipimpin langsung oleh Dandim 1609/Buleleng, Letkol. Inf. Muhamad Windra Listrianto selaku Inspektur Upacara (Irup).

Upacara perabuan juga dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, dan Kapolres Buleleng, AKBP. Made Sinar Subawa. Bahkan, ratusan personel TNI juga terlihat berjaga-jaga di sepanjang jalan menuju Setra Desa Adat Tukad Sumaga.

Isak tangis mewarnai upacara perabuan almarhum Kapten Udi Suardiasa. Jasad anggota TNI AD ini digotong sejumlah anggota TNI AD dari kediamannya di Banjar Dinas Mawar, Desa Tukad Sumaga, dengan berpedoman pada protokol kesehatan Covid-19 sampai di Setra Desa Adat Tukad Sumaga pukul 10.00 wita.

Sebelum jenazah diperabukan, terlebih dahulu digelar upacara militer dengan tembakan senjata api sebagai bentuk penghormatan terakhir. Untuk diketahui, Kapten CPN I Kadek udi Suardiasa ini menjadi salah satu korban yang gugur dalam peristiwa jatuhnya Helikopter TNI jenis MI-17 milik Penerbangan TNI Angkatan Darat yang jatuh di area Kawasan Industri di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, beberapa waktu lalu.

Dalam sambutan Dandim Windra Lisrianto, almarhum adalah sosok instruktur penerbang terbaik yang dimiliki TNI AD. "Almarhum telah mengakhiri dharma bhaktinya kepada Bangsa dan Negara. Saya mengajak kita semua meneruskan cita-cita almarhum, mengabdi kepada masyarakat dan bangsa. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan," ucap Dandim Windra diiringi suasana haru.

Atas jasanya terhadap bangsa dan negara, almarhum Kapten Udi Suardiasa diberikan penghargaan tanda jasa Satya Lencana Santi Dharma. "Kapten Kadek ini termasuk terbaik di letingnya. Yang bersangkutan ini adalah salah satu instruktur pilot yang mencetak penerbang Heli di Angkatan Darat," kata Dandim Buleleng ini.

Saat proses pembakaran jenazah Kapten Udi Suardiasa, tampak dari pihak keluarga Kapten Udi Suardiasa tak bisa menahan sedih, terutama Ayah kandung almarhum, Ketut Gitarayasa. Hanya saja, Istri almarhum yakni Ni Wayan Arlisa dan anaknya Ni Putu Arsiva Naylakalyani tak bisa hadir ke lokasi upacara.

Mereka memilih berada di Semarang, karena istri almarhum dalam kondisi hamil yang berusia 3 bulan. Istri dan anak almarhum hanya bisa menyaksikan prosesi pengabenan sang suami tercinta melalui sambungan video call yang dilakukan kakak iparnya.

Ayah almarhum, Ketut Gitarayasa merasa sangat kehilangan putra keduanya. Menurut Gitarayasa, anaknya pertama kali berkarier sebagai anggota TNI AD bertugas di Semarang. Bahkan, almarhum pernah ditugaskan di Papua hingga keluar Negeri seperti di Afrika. "Dari kecil anak saya itu memang cita-cita jadi pilot," tutur Gitarayasa.

Almarhum semasa hidup, sempat mengutarakan ingin pulang ke Buleleng merayakan hari raya Galungan bersama keluarga. Terakhir Gitarayasa mengaku berkomunikasi dengan almarhum yakni sekitar dua minggu yang lalu. "Tidak ada firasat apapun tentang anak saya. Dua minggu lalu dia menghubungi kami. Kami jarang berkomunikasi, karena selama ini almarhum sibuk dengan tugasnya," tandas Gitarayasa. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER