Warga Sakah Meninggal Misterius Bertambah

  • 04 Juni 2020
  • 18:35 WITA
  • Gianyar
  • Dibaca: 1915 Pengunjung
istimewa

Gianyar, suaradewata.com - Setelah 4 warga Banjar Sakah, Desa Adat Ganggangan Cangi, Sukawati meninggal beruntun beberapa hari yang lalu, hari ini Kamis (4/6/2020) warga meninggal bertambah satu. Korban ditemukan dalam posisi telungkup di area sawah sekitar 50 meter sebelah barat rumahnya. Kematian Ketut Mariana (51) menambah kesan misterius 5 warga banjar yang meninggal beruntun.

Bendesa Adat Ganggangan Cangi I Ketut Santika mengatakan, Ketut Mariana ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri oleh kelompok pemuda yang sedang bermain layangan dekat TKP. Berawal dari dilihatnya sebuah layangan jatuh, namun talinya tidak ditarik oleh pemiliknya. Saat ditelusuri, tali layangan ini mengarah ke lokasi jatuhnya Ketut Mariana. “Setelah dilarikan ke rumah sakit, diperkirakan krama tyang niki meninggal sekitar 1 jam sebelum,” jelas Bendesa Ketut Santika.

Kematian korban pun membuatnya kaget, sebab pagi harinya Bendesa Ketut Santika masih sempat menyapa dan bercanda dengan almarhum. “Paginya masih sempat tyang ajak bercanda. Tyang di seberang timur jalan, ragane barat jalan. Seperti biasa ragane nyiram, tyang tanya ampun ngopi?. Makanya tyang kaget begitu mendengar ragane meninggal,” ujarnya.

Kematian korban Ketut Mariana, hanya berselang 3 hari setelah kematian 2 krama subak Teges Ulu sebelumnya. Sehingga menurut dresta setempat, penguburan selanjutnya harus lewat dari 3 hari setelah penguburan sebelumnya. “Baru Senin (1/6/2020) ngliyukan 2 krama. Sesuai dresta, harus lewat 3 hari agar tidak nyambung terus. Jadi rencana nyulubin (penguburan) besok (Jumat, 5/6) subuh sekitar pukul 05.30 wita,” jelasnya.

Terkait kejadian kematian misterius 5 krama meninggal secara beruntun, pihaknya telah meminta petunjuk. “Kami sudah minta petunjuk ring Ratu Peranda Griya Ageng Kemenuh. Kapica ngemargiang Caru Balik Sumpah ring tengah Setra Adat Banjar Sakah. Selain itu, juga menggelar pecaruan ayam brumbun di jalan masuk setra,” jelasnya. Sesuai petunjuk, pecaruan ini akan digelar pada rahina Kajeng Kliwon Pamelastali, Redite Kliwon Watugunung, Minggu (28/6/2020) mendatang.

Sementara itu, kejadian misterius kematian beruntun ini menjadi atensi Anggota DPRD Kabupaten Gianyar Dapil Sukawati, Putu Gede Pebriantara. Ketua Komisi III ini menggelar rapat kecil bersama jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Bendesa Adat, Perbekel dan unsur terkait di kantor Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kamis (4/6/2020) sore. Dari Dinas Kesehatan yang diwakili Sekretaris, menyampaikan telah melakukan observasi terkait kejadian ini. Terutama menghimpun diagnosa satu per satu warga yang meninggal. Hanya saja, Dinkes Gianyar belum berani berkomentar. “Nanti langsung sama Bu Kadis. Sementara kami masih himpun data,” jelas Sekdiskes Gianyar sembari berlalu usai rapat.

Sedangkan  Putu Pebri mengatakan kejadian ini menjadi atensinya. Sebab kematian beruntun ini cukup meresahkan masyarakat. Karena sempat muncul kekhawatiran karena Covid-19 atau keracunan. “Menjadi atensi, karena dari beberapa kasus agar tidak simpang siur. Kelima warga ini meninggalnya di rumah sakit,” jelasnya.

Menurut Putu Pebri, warga yang meninggal pertama tidak ada kaitannya dengan keracunan makanan. “Yang pertama meninggal karena gejala sakit Demam Berdarah. Kedua menyusul adiknya, ini karena memiliki riwayat sakit jantung. Mendengar kakaknya meninggal, adiknya syok hingga meninggal dunia juga,” jelasnya. Kata Pebri, kelima kasus ini memiliki sebab mati yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa serta merta diduga akibat keracunan makanan. Terlebih dikaitkan dengan proses mebat dan nguling untuk upacara Mesaba Subak Teges Ulu. “Itu berbeda kasusnya. Yang ketiga muntaber, keempat sesak nafas. Nah justru yang keempat ini sempat membuat resah masyarakat karena dikira Covid. Tapi setelah diswab, hasilnya negative,” tegasnya.

Putu Pebri pun mengajak masyarakat setempat untuk tidak khawatir berlebihan. Sebab, pikiran yang kusut juga akan berpengaruh terhadap kesehatan. “Mohon jangan khawatir. Semua sakitnya berbeda. Sementara tidak ada mengarah pada keracunan makanan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, 4 krama Subak Teges Ulu di Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Gianyar meninggal secara beruntun seusai prosesi Mesaba pada Anggara Paing Bala, Selasa, 26 Mei 2020 lalu. Dua dari empat krama yang meninggal misterius tanpa diketahui penyebab pastinya itu merupakan kakak adik. Prosesi Mesaba adalah upacara khusus yang secara niskala bermakna sebagai syukuran bagi krama Subak Teges Ulu, Banjar Sakah, Desa Batuan Kaler atas panen hasil pertanian. Prosesi Mesaba digelar secara berkala setiapkali habis masa panen, namun waktunya tidak tentu. gus/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER