Langkah Tepat Atasi Dampak Covid-19 Dengan Program Kartu Prakerja

  • 22 April 2020
  • 18:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1952 Pengunjung
google

Opini,suaradewata.com Program kartu pra kerja sudah dicanangkan oleh pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan mengurangi pengangguran.  Peluncuran program kartu pra kerja saat wabah Corona dianggap sudah tepat karena mampu menjadi salah satu jaring pengaman bagi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Kartu pra kerja adalah cara pemerintah untuk memberi bantuan kepada para pengangguran, sehingga mereka bisa bekerja dan berkarya lagi. Namun masih banyak orang yang salah paham, karena dikiranya akan mendapat uang kontan, untuk dihabiskan secara konsumtif. Akibatnya makin banyak yang memilih untuk jadi pengangguran saja karena enak dan digaji oleh pemerintah. Padahal bukan begitu maksudnya.

Sebenarnya sejumlah uang yang akan diberikan pada pemegang kartu pra kerja, digunakan untuk biaya pelatihan. Gunanya agar orang-orang yang masih menganggur punya keterampilan baru. Jadi mereka punya modal berupa skill yang bisa dijadikan pegangan untuk mencari uang.

Memang ada porsi dari dana yang diberikan pada pemegang kartu pra kerja, untuk sekadar uang lelah mereka. intensif sebanyak Rp. 600.000 ini diberikan secara bertahap selama 4 bulan. Namun para penganggur harus melakukan pelatihan terlebih dahulu, baru bisa mendapatkannya.

Ada berbagai macam pelatihan yang bisa dipilih oleh pemegang kartu pra kerja. Di antaranya pembelajaran di bidang kecantikan, teknologi, bahasa, dan lain-lain. Jadi, para pemegang kartu bisa memilih mana pelatihan yang diminati. Sebagai bekal untuk melamar kerja atau ketika membuka usaha kelak.

Contohnya, seseorang yang dulunya menganggur, setelah mengikuti pelatihan kecantikan bisa membuka jasa rias atau potong rambut. Ia bisa mendapat uang lagi dengan bermodal keterampilan. Dengan berwirausaha, maka ia bisa lebih bebas berkarya dan tidak lagi bergantung pada gaji bulanan.

Dalam kondisi ekonomi yang belum stabil akibat corona, maka pekerjaan yang berdasarkan skill seperti ini memang lebih dibutuhkan, daripada yang bermodal ijazah. Jadi diharapkan dengan ketrampilan baru, orang-orang tidak lagi bingung karena tak punya pekerjaan, lalu bisa membuka bisnis sendiri. Mereka bisa mandiri dan bahkan membuka lowongan baru bagi banyak orang, dan mengurangi angka pengangguran.

Kontroversi tentang pemberian uang kepada pemegang kartu pra kerja memang selalu ada. Namun kenyataanya, program ini sangat berguna untuk masyarakat, terutama pada pengangguran. Apalagi saat ini banyak pegawai yang dirumahkan karena pabriknya rugi, akibat virus corona. Mereka bisa bernapas lega karena mendapat keterampilan baru dan merasa diperhatikan oleh pemerintah.

Program kartu pra kerja juga bisa diakses dengan mudah karena pendaftarannya melalui jalur daring (online) sehingga prosesnya menjadi lebih cepat. Masyarakat tidak usah mengantri di Dinas Tenaga Kerja untuk mendapatkan kartu ini. Setelah mendaftar, maka tinggal menunggu untuk mendapat kartu, menerima intensif, dan mengikuti prosedurnya.

Pembelajaran untuk meningkatkan skill juga bisa dilakukan secara offline atau online. Jadi, mereka yang masih menganggur dan tidak punya uang banyak, akan memilih pembelajaran online. Jadinya lebih menghemat biaya transportasi. Hanya bermodal kuota, akan mendapat keterampilan yang berguna untuk masa depan. Ada banyak perusahaan yang bekerja sama dengan pemerintah, untuk menyelenggarakan pelatihan ini. Di antaranya Tokopedia, Pintaria, dan lain-lain.

Kartu pra kerja memang sebuah program baru yang bisa didapatkan mulai bulan April 2020. Masyarakat pun berbondong-bondong untuk mendaftar dan berharap agar mendapat skill baru. Mereka ingin maju dan berterima kasih kepada pemerintah yang memikirkan nasib rakyat kecil.

Saat program kartu pra kerja diluncurkan oleh peerintah, memang mengundang banyak kontroversi. Hal ini bisa dimaklumi karena masih baru, sehingga banyak orang yang salah paham. Kenyataannya, program ini snagat bagus karena bisa memberantas pengangguran dan memberikan keterampilan bagi banyak orang di Indonesia.

Ismail, Penulis adalah mahasiswa Universitas Pakuan Bogor


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER